Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wujud Ulat Gigi dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 16/09/2022, 18:00 WIB
Wujud Ulat Gigi Sumber Gambar: Freepik.com Wujud Ulat Gigi
Rujukan artikel ini:
Jangan Takut ke Dokter Gigi
Pengarang: Gilang Yubiliana
Penulis Hana Sjafei
|
Editor Ratih Widiastuty

Pernahkah kamu mendengar tentang ulat gigi?

Mungkin bagi kaum muda saat ini ulat gigi hanyalah mitos belaka.

Meski demikian, hal itu justru dipercaya oleh masyarakat zaman kuno.

Melansir laman resmi Hello Sehat, masyarakat zaman kuno meyakini gigi berlubang disebabkan oleh ulat yang tumbuh di dalam gigi.

Kepercayaan ini kian kuat karena cacing Guinea yang dapat menginfeksi manusia melalui air sumur yang telah terkontaminasi.

Cacing Guinea merupakan hewan yang masuk ke dalam marga krustasea cyclopoid.

Cacing ini sering ditemukan di dalam sumur yang menampung air minum.

Saat seseorang meminum air sumur tersebut, cacing yang terkandung di dalamnya dapat berkembang biak di dalam tubuh.

Tak hanya itu, cacing itu dipercaya menggerogoti gigi dan menyebabkan pembusukan.

Dikutip dari Lybrate, ulat gigi sebenarnya adalah teori yang keliru.

Sakit gigi atau infeksi gigi bukan disebabkan oleh ulat yang berada di dalam gigi.

Terdapat juga kesalahpahaman yang membuat mitos ulat gigi tetap dipercaya.

Peneliti di University of Maryland Dental School menilai, hal ini terjadi karena ada struktur kecil seperti cacing berongga yang menempel pada tubulus di gigi manusia.

Struktur tersebut yang mungkin disalahartikan oleh orang-orang kuno sebagai ulat yang tumbuh di dalam gigi.

Padahal, teori-teori tersebut hanyalah mitos belaka yang seharusnya sudah tidak dipercaya.

Mitos soal gigi berlubang yang terus beredar di masyarakat justru dapat membahayakan kondisi individu yang sakit gigi.

Meski mitos, terdapat wujud ulat gigi yang beredar di media sosial, lho.

Berikut wujud ulat gigi yang sebenarnya lubang gigi belaka:

Wujud Ulat Gigi Wujud Ulat Gigi

Cara Mengatasi Ulat Gigi

Cara mengatasi ulat gigi di sini maksudnya adalah cara mengobati sakit gigi itu sendiri.

Cara pertama yaitu dimulai dengan kunjungan ke dokter gigi untuk memeriksa.

Dokter gigi biasanya memerlukan gambaran yang jelas tentang kondisi mulut dari rontgen gigi.

Selain itu, zat fluorida bisa digunakan untuk terapi ulat gigi.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Hal ini berdasarkan studi yang dilakukan jurnal Pediatric Clinics of North America, menjelaskan bahwa fluorida merupakan unsur yang ditemukan dalam obat kumur, pasta gigi, dan air yang melindungi email gigi.

Apabila gigi kamu berlubang terdeteksi pada tahap awal, perawatan fluorida akan memulihkan kesehatan gigi.

Biasanya dokter gigi akan meresepkan obat yang mengandung fluoride konsentrasi tinggi.

Sementara itu, apabila terdapat gigi berlubang atau karies gigi yang telah berkembang melebihi tahap awal, maka harus dilakukan tambalan gigi yang terbuat dari bahan yang meniru komposisi gigi.

Meski demikian, bagi gigi yang sudah rusak cukup parah, tooth crown atau mahkota gigi akan direkomendasikan.

Mahkota gigi merupakan bahan pengganti yang bisa meniru komposisi gigi.

Melansir jurnal Dental Worm Disease, setiap individu pada usia berapapun sebenarnya bisa mengalami gigi berlubang.

Tak hanya itu, seringkali gigi berlubang pada tahap awal tidak menunjukkan gejala hingga membuat individu tidak sadar.

Saat gigi berlubang terdeteksi pada tahap yang sangat awal, maka perawatannya semakin mudah.

Untuk itu, apabila kamu menderita sakit gigi atau gigi sensitif, sebaiknya segera kunjungi dokter gigi.

Meski demikian, patut diingat saat gigi berlubang hingga menyebabkan kehilangan gigi total, biasanya pasien tidak bisa dirawat dengan penambalan lagi.

Sisa gigi perlu dicabut untuk mencegah penyebaran bakteri lebih lanjut dan mencegah infeksi.

Pasien bisa memilih implan gigi untuk mengisi celah yang tersisa setelah pencabutan gigi.

Tetapi, efek samping bisa saja terjadi pada tambalan gigi yang digunakan untuk merawat gigi berlubang.

Seringkali beberapa orang mengalami celah yang terbentuk antara gigi asli dan tambalan.

Celah ini bisa menyebabkan penumpukan bakteri dan kerusakan lebih lanjut.

Cara Mencegah Sakit Gigi

Lebih baik mencegah dibandingkan mengobati, begitu kata pepatah.

Untuk itu, berikut beberapa cara mencegah sakit gigi yang bisa kamu lakukan:

  • Sikat gigi dua kali sehari
  • Lakukan sikat gigi dengan teknik yang benar
  • Pakai produk pasta gigi yang mengandung fluoride
  • Pilih sikat gigi berbulu lembut dengan bentuk kepala sikat yang sesuai dengan rongga mulut
  • Bersihkan sisa makanan yang masih menyangkut
  • Batasi konsumsi makanan dan minuman yang tinggi akan kandungan gula
  • Lakukan pemeriksaan ke dokter gigi secara rutin, idealnya setiap enam bulan sekali

Ingin mengetahui lebih mendalam tentang kesehatan gigi? Kamu bisa membaca buku Jangan Takut ke Dokter Gigi karya Gilang Yubiliana.

Buku ini membahas tentang dental hypnosis atau cara agar tidak takut lagi ke dokter gigi.

Tertarik untuk membacanya? Segera check out di Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Promo Diskon Promo Diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau