Seringkali terdapat beberapa istilah bahasa Inggris yang kita dengar setiap harinya, namun tidak mengetahui artinya.
Salah satu istilah bahasa Inggris yang kadang digunakan yakni broken home.
Apa sebenarnya arti broken home?
Melansir dari psychologydictionary.org, arti broken home yaitu sistem dalam rumah tangga orang tua tunggal.
Situasi broken home terjadi lantaran kondisi keluarga tidak lagi utuh karena perceraian atau salah satu orang tua meninggal.
Selain itu, broken home juga bisa timbul karena keluarga mengalami konflik, pengabaian, hingga perilaku buruk.
Menurut psikolog Quensel, arti broken home merupakan penggambaran keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan seperti keluarga.
Quensel menilai, terjadinya konflik membuat pertengkaran dan berakhir menjadi perpisahan.
Sementara itu, psikolog Wells memaparkan, arti broken home yakni kondisi keluarga yang mengalami perpecahan karena kematian, perceraian, seseorang yang tidak menikah, dan menyebabkan tindakan kriminal.
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan arti broken home secara umum yakni kondisi anggota keluarga yang tidak utuh, jauh dari rukun dan sejahtera.
Melansir laman resmi Parenting Firstcry, berikut beberapa ciri-ciri seseorang yang terkena broken home:
Baca Juga Anger Issue
Iman seorang anak bisa lemah karena tidak adanya figur positif dalam diri anak menjadikan mereka ikut jauh dari Tuhan.
Sosok ibu sejatinya menjadi sekolah pertama dalam mengajarkan nilai-nilai agama, serta sosok ayah yang seharusnya menjadi contoh baik bagi keluarga.
Sayangnya, anak broken home tidak mendapatkan hal tersebut.
Anak broken home biasanya mengalami kehilangan rasa percaya diri karena tekanan mental yang terus menerus terjadi.
Selain itu, tidak adanya perhatian dari ibu atau tidak adanya pelukan hangat sang ayah bisa menjadikan seorang anak menjadi rendah diri.
Pengalaman melihat orang tua bertengkar dan adanya kekerasan fisik maupun verbal yang dilakukan orang tua bisa membuat trauma.
Jika kondisi tersebut terus menerus terjadi bisa membuat anak mengalami gangguan mental.
Tidak adanya perhatian dari orang tua bisa membuat anak-anak tidak cukup merasakan kasih sayang.
Dengan situasi seperti itu, anak-anak terbiasa tidak mengutarakan perhatian pada orang lain.
Dia bisa menjadi sosok yang dingin, cuek, ataupun kasar.
Ketika anak menjadi korban broken home, biasanya dia tidak mampu mengetahui permasalahan yang terjadi.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Misalnya saja, kenapa orang tuanya bertengkar, mengapa mereka berpisah, mengapa Tuhan tidak memberikan cobaan yang demikian berat?
Dia juga belum mampu menelisik permasalahan lebih dalam dan melemparkan semuanya pada orang tua.
Dengan kejadian berat yang dialami, si anak bisa menjadi benci terhadap orang tuanya.
Terdapat masanya, anak yang broken home menarik diri dari lingkungannya.
Dia takut akan pandangan teman-teman terhadapnya dan dia iri dengan keharmonisan keluarga orang lain.
Dia hanya ingin menyendiri untuk diberi kesempatan bisa berdamai dengan keadaan yang menimpanya.
Anak yang mengalami broken home biasanya merasa insecure atau kecemasan.
Dia bisa takut akan masa depannya, takut bertemu orang baru, takut dikhianati, takut disakiti hingga takut ditinggalkan.
Hal itu terjadi lantaran kurangnya kasih sayang yang cukup dalam diri mereka.
Apabila anak merasa broken home, dia lantas bisa merasa kehilangan orang yang disayangi.
Tidak hanya itu, dia akan merasa hidupnya tidak berarti lagi.
Pupus harapan serta asa yang ingin dicapainya selama ini.
Kondisi tidak adanya perhatian dan dukungan penuh kedua orang tua menjadikan ia menyerah begitu saja.
Seorang anak merupakan peniru ulung orang tuanya.
Anak bisa merekam apa yang dilihatnya, baik itu verbal atau perbuatan.
Semua kejadian akan terekam dan dia menjelma menjadi sosok yang meniru perbuatan orangtuanya.
Traumatik bisa mendorong perbuatan agresif bahkan hingga sang anak tumbuh dewasa.
Anak broken home seringkali merasa larut dalam kesedihan hingga ia merasa hidupnya yang paling menyedihkan.
Dia cenderung mengasihani diri dan merasa hidupnya tidak adil.
Bagi kamu yang merasa masih terpuruk dalam stigma anak broken home, mungkin kamu bisa membaca buku Broken Home: An Inspiring Life Journey karya @rutamianisa.
Buku ini membahas tentang cara untuk menerima diri di lingkungan yang belum bisa menghargaimu.
Pembahasan buku ini tertulis secara lugas dan dapat dipahami dengan mudah, dan mampu membuatmu lebih tenang menghadapi dunia.
Tertarik untuk membaca dan mengoleksinya? Segera check out bukunya hanya di Gramedia.com!
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.