Bagi para penggiat sastra, novel Bumi Manusia tentu bisa dianggap sebagai salah satu karya terbaik yang tidak akan terlupakan sampai kapanpun.
Bumi Manusia lahir dari tangan seorang sastrawan hebat, yang namanya tidak bisa dilunturkan dari sejarah kesusastraan Indonesia, Pramoedya Anana Toer, atau yang lebih akrab disapa Pram. Baca selengkapnya terkait Sastrawan Indonesia pada Eranya.
Pada masanya, Pram menjadi satu-satunya sastrawan asal Indonesia yang berhasil menajdi nominasi nobel sastra sebanyak enam kali.
Sebagai seorang kritikus dalam dunia sastra, Pramoedya Ananta Toer sempat menjadi tahanan politik di era Orde Baru yang membuatnya harus diasingkan ke Pulau Buru.
Di sanalah Pram menghabiskan waktunya dengan membuat banyak karya tulis.
Bumi Manusia menjadi novel pertama yang terbit dari seri Tetralogi Buru.
Novel ini sempat dilarang beredar karena kisahnya dianggap mengandung unsur ajaran Marxisme dan Leninisme yang ternyata dilarang keras pada zaman Orde Baru.
Tapi terlepas dari semua pelarangan tersebut, Bumi Manusia bisa dikatakan sebagai sebuah mahakarya yang sangat berani dan pantas dijadikan sebagai salah satu warisan histori bangsa Indonesia.
Sampai hari ini, novel Bumi Manusia masih terus mendapatkan sambutan dan apresiasi yang luar biasa, bahkan kisahnya berhasil diterjemahkan ke dalam 40 bahasa di dunia.
Buku setebal 535 halaman ini mengisahkan tentang kehidupan masyarakat Indonesia pada periode awal Kebangkitan Nasional tahun 1898 sampai 1918, sekaligus juga dibumbui dengan sedikit kisah cinta.
Berkat kesuksesan novelnya yang melegenda, Bumi Manusia juga berhasil dilirik dan diproduksi ke dalam film layar lebar dengan judul yang sama pada pertengahan tahun 2019 lalu.
Bumi Manusia merupakan sebuah novel fiksi bergenre drama history yang mengisahkan tentang seorang pemuda pribumi bernama Tirto Adhi Soejo, yang dalam novel ini lebih sering dipanggil dengan sebutan Minke. Baca selengkapnya Resensi Novel Bumi Manusia.
Sebagai seorang anak Bupati, Minke memiliki privilege yang membuatnya bisa bersekolah di Hogere Burgerschool (HBS), yaitu sekolah setingkat SMA yang hanya diperuntukkan bagi anak-anak keturunan Eropa, Belanda, dan para elite Pribumi.
Minke dikenal sebagai seorang anak yang menyukai sastra dan memiliki kecakapan dalam penulisan.
Banyak karyanya yang kemudian dimuat dalam koran Belanda, dengan nama samara Max Tolenaar.
Pada mulanya, Minke sangat menyanjung dan menghormati bangsa Eropa sebagai bangsa yang terpelajar dan terpandang, sesuatu yang tentunya sangat bertolak belakang dengan keadaan bangsa Indonesia pada masa itu.
Tapi lewat satu peristiwa, Minke akhirnya menyadari bahwa bangsa Eropa yang disanjungnya selama ini sebenarnya adalah salah satu penyebab utama yang membuat bangsa Indonesia kesulitan untuk hidup merdeka dan mandiri.
Pertemuannya dengan seorang gadis Indo-Eropa, Annelies Mellema dan ibunya, Nyai Ontosoroh, menjadi faktor utama yang membuat Minke belajar untuk mulai mencintai Tanah Airnya sendiri.
Novel ini menjadi sebuah gambaran tragedi yang ironis bagi para tokohnya, terlebih pada Minke dan Annelies Mellema.
Minke terlalu tenggelam dengan kecintaannya pada bangsa Eropa yang membuatnya jadi banyak mencela Tanah Airnya sendiri.
Ia terlanjur kagum hingga sering berperawakan dan bertingkah laku seperti orang Eropa.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Di satu sisi ada Annelies, ia bukanlah tokoh perempuan lemah yang tampil sebagai pelengkap cerita, ia adalah seorang anak yang punya tanggung jawab besar untuk mengelola dan mengurusi usaha keluarganya.
Pertemuan mereka di rumah keluarga Mellema ternyata menjadi pemicu awal tumbuhnya cinta antara dua insan yang menjadi jantung cerita utama dalam novel ini.
Dari Annelies, Minke belajar untuk mulai mencintai Indonesia dan segala aspek yang ada di dalamnya.
Di sisi lain, Annelies bisa tetap kuat menjalani kerasnya kehidupan setelah Minke hadir di sisinya.
Sayangnya, kisah cinta pemuda pribumi dan gadis Indo memang tidak selalu bisa berjalan mulus, keduanya harus rela dihadapkan pada beribu macam tragedi yang siap menghancurkan hidup mereka.
Selain Minke dan Annelies, tokoh Nyai Ontosoroh juga berhasil memikat hati dan menjadi jantung cerita dalam novel ini.
Ontosoroh memiliki nama asli Sanikem.
Ia awalnya adalah seorang gadis Jawa yang dijual oleh ayahnya dan dipaksa menikah dengan seorang pria pemilik perkebunan asal Belanda yang bernama Herman Mellema.
Di awal pernikahan, Tuan Mellema sangat menyayanginya, ia bahkan mengajari Nyai Ontosoroh berbagai macam pengetahuan dan menjadikannya sebagai perempuan yang pandai.
Tapi takdir mulai merubah sifat Tuan Mellema hingga membuatnya jadi terlihat seperti monster yang kerjanya hanya marah-marah dan mabuk sampai larut malam.
Perlu diketahui bahwa istilah “Nyai” sebenarnya digunakan untuk menyebut para wanita rendahan yang berstatus sebagai istri simpanan.
Hal ini membuat Nyai Ontosoroh bertekad dan berusaha keras agar dirinya bisa diperlakukan layaknya manusia pada umumnya.
Dalam novel ini, Nyai Ontosoroh digambarkan dengan sangat menonjol, kepribadian dan keberaniannya membuat banyak orang lebih mengagumi dirinya ketimbang tokoh lain.
Pernah ada masa di mana banyak orang sengaja ditangkap dan dipenjara setelah kedapatan memiliki dan membaca novel ini, terutama para aktivis yang pro dalam menentang kekuasaan Orde Baru.
Dengan cerita yang kompleks, novel Bumi Manusia sukses menggambarkan setiap peristiwa dan karakter tokohnya dengan sangat baik.
Di tengah-tengah cerita, Pram turut menyisipkan beberapa kisah kemanusiaan dan perjuangan masyarakat pribumi dalam melawan penindasan dari bangsa asing.
Selain itu, novel ini juga menggambarkan bagaimana perjuangan seorang wanita yang sempat mengalami didiskriminasi, tapi tetap berusaha berdiri tegak sampai ia berhasil mendapatkan kehormatan yang tinggi.
Melalui novel ini, Pramoedya Ananta Toer bisa dikatakan berhasil merepresentasikan dan mengisahkan suasana di zaman kolonial dengan sangat apik, hingga membuat Bumi Manusia menjadi karya yang fenomenal dan layak untuk dinikmati.
Untuk mengetahui bagaimana kisah kelanjutan Minke, Annelies, Nyai Ontosoroh, dan beberapa tokoh lainnya, kamu bisa membeli novel Bumi Manusia melalui Gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.