Dalam bahasa Spanyol, Mariposa bisa diartikan sebagai “Kupu-Kupu”.
Kata kupu-kupu sendiri memiliki filosofi “semakin dikejar, akan semakin menjauh, tapi jika dibiarkan, maka akan semakin mendekat”.
Filosofi inilah yang akan menjadi inti cerita dalam novel ini.
Mariposa merupakan sebuah novel fiksi dengan genre romance comedy yang ditulis oleh Hidayatul Fajriyah, atau yang lebih dikenal dengan nama pena Luluk HF.
Kisah Mariposa ini pertama kali diperkenalkan pada bulan Maret 2017 di aplikasi baca online, Wattpad, yang kala itu tengah booming digilai para pembaca buku.
Setelah beberapa bulan mengudara, novel Mariposa ini mulai dilirik dan diminati masyarakat, bahkan berhasil menembus rekor dengan lebih dari 100 juta pembaca, khususnya para remaja perempuan.
Setahun kemudian, novel Mariposa mulai diterbitkan di toko-toko buku besar dan berhasil meraih penjualan lebih dari 17.800 eksemplar, bahkan diminta untuk diangkat menjadi sebuah film layar lebar oleh lima production house sekaligus.
Setelah beberapa tahun, Luluk HF akhirnya menandatangi kontrak kerjasama dengan PH Falcon Pictures dan Starvision Plus untuk memproduksi kisah Mariposa ke dalam sebuah film yang tayang di bioskop pada tahun 2020 lalu.
Novel Mariposa menceritakan tentang seorang gadis SMA bernama Natasha Kay Loovi yang mengerahkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk memperjuangkan cintanya pada teman satu sekolahnya.
Natasha atau yang lebih akrab disapa Acha dikenal sebagai gadis yang cantik, pintar, dan supel, yang tentunya bisa dengan mudah mendapatkan hati cowok manapun.
Tapi tidak akan ada kata “menyerah” dalam kamus kehidupan Acha, terutama dalam meluluhkan dan menaklukan hati seorang Iqbal Guanna Freedy, cowok yang dingin, jutek, dan hidupnya super monoton.
Bagi Acha, selama Iqbal masih berwujud manusia normal, ia akan terus berjuang sampai titik darah penghabisan, segala penolakan yang Iqbal lakukan tidak sedetik pun membuatnya mundur atau gentar.
Karena menurut Acha, Iqbal adalah orang yang paling cocok untuknya, begitupun sebaliknya.
Sebenarnya, apa yang membuat Acha menyukai laki-laki seperti Iqbal dan bagaimana kelanjutan kisah cinta mereka?
Pertemuan pertama kedua tokoh utama sebenarnya tidak terlalu spesial, mereka bertemu secara tidak sengaja saat Acha dan Iqbal sama-sama mengikuti camp pelatihan untuk Olimpiade Sains.
Acha yang jatuh cinta pada pandangan pertama langsung berpikir dan bergerak cepat, ia bahkan memutuskan untuk pindah ke sekolah yang sama dengan Iqbal untuk mendapatkan cintanya.
Amanda, teman baiknya sejak kecil adalah satu-satunya orang yang tahu seberapa besar tekad Acha untuk mendapatkan hati Iqbal, walaupun kadang cara yang dilakukannya terasa agak berlebihan.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Pertemuan pertama, kedua, dan ketiga mereka tidak pernah berjalan mulus, Iqbal bahkan menganggap Acha tidak waras karena selalu mengejar orang yang jelas-jelas tidak tertarik padanya.
Walaupun diawali dengan cerita yang agak monoton karena hanya berisi kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan, tapi jalan cerita dalam novel ini mulai menarik saat masuk ke bagian tengah cerita.
Sebagai murid yang pandai, Acha dan Iqbal sama-sama terpilih untuk menjadi perwakilan sekolah dalam Olimpiade Sains tingkat Nasional, bersama dengan Juna yang ternyata sudah menjadi pengagum Acha sejak lama.
Selama tiga bulan masa pelatihan, intensitas pertemuan mereka menjadi semakin sering sehingga membuat Acha merasa bersemangat karena akan lebih mudah berdekatan dengan Iqbal.
Acha yang memiliki segudang ide tidak pernah kehabisan akal untuk terus mendekati Iqbal, walaupun cowok dingin itu terus saja mengabaikan kehadirannya, bahkan terkadang juga membentaknya dengan kalimat penolakan yang sangat jelas.
Tapi tenang saja, batu yang keras pun akan terasa lembek jika terus menerus ditetesi oleh air, sama halnya dengan hati dan karakter manusia.
Kalau kamu penasaran dan ingin mengetahui bagaimana perjuangan Acha untuk meluluhkan sosok Iqbal yang acuh dan cuek, kamu bisa terus membaca buku ini lebih dalam lagi.
Dibalik nama besarnya yang berhasil memikat hati jutaan pembaca, novel ini masih memiliki beberapa hal yang terasa agak mengganjal.
Salah satunya terletak pada bagian narasi dan dialog antar tokohnya yang cenderung sama, sehingga karakter para tokohnya tidak bisa tergambarkan dengan jelas.
Selain itu, ada beberapa bagian skema penulisan yang masih sering menggunakan kata tidak baku, walaupun mungkin ini disesuaikan dengan kalimat-kalimat yang biasanya digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Dari segi cerita, penggambaran sosok Acha yang terlihat agresif memang terkadang membuat sebagian pembaca merasa tidak nyaman.
Sebagai tokoh utama, karakternya terlalu dibuat menggebu-gebu sampai berani melakukan berbagai cara yang terasa sangat absurd dan berlebihan.
Tapi di sisi lain, novel Mariposa ini juga memberikan amanat atau pesan yang sangat penting untuk dipahami pembaca.
Dibalik sikapnya yang terlalu menggebu-gebu, karakter Acha juga digambarkan sebagai gadis yang percaya diri, tegas, dan tidak mudah menyerah dalam mengejar apa yang ia impikan, walau impian itu kadang terasa jauh dari bayangan.
Karakter inilah yang tentunya diharapkan untuk dijadikan panutan positif bagi para remaja yang setia membaca novel ini.
Untuk kamu yang penasaran, novel Mariposa ini sudah bisa kamu dapatkan melalui Gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.