Manusia terlahir unik dengan karakter dan kepribadiannya masing-masing.
Untuk itu, para peneliti terdahulu menciptakan keilmuan psikologi untuk dapat meneliti berbagai fenomena sosial, tingkah laku manusia, beserta fungsi dan proses mentalnya.
Sekarang ini banyak cara yang dapat dilakukan untuk bisa sedikit belajar tentang psikologi, salah satunya melalui buku.
Untuk itu, di bawah ini telah dirangkum beberapa rekomendasi buku-buku ringan untuk membantu kamu yang ingin belajar mengenai psikologi, kepribadian, dan kesehatan mental.
Carl Gustav Jung adalah psikolog sekaligus peneliti yang cukup terkenal karena mencetuskan teori ekstraversi dan introversi.
Selain itu, Carl Jung juga mengembangkan konsep tentang arketipe dan ketidaksadaran kolektif.
Penemuan besarnya tentang psikologi analitis juga sangat menarik untuk didalami, namun sayangnya terlalu kompleks untuk dapat dimengerti orang awam.
Karena itu, Dr. Murray menerjemahkan bahasa Jung menjadi lebih sederhana dalam buku Jung’s Map of The Soul.
Buku ini berisikan berbagai penjelasan tentang unsur-unsur yang membentuk peta jiwa dari Carl Jung, seperti external world, persona, shadow, ego, anima, animus, archetypal self, dan primordial fire.
Banyak hal yang menarik dari buku ini, seperti misalnya pembahasan tentang persona, yaitu citra diri dan topeng yang kita perlihatkan kepada orang lain.
Atau tentang shadow yang merupakan bagian dari diri kita yang berusaha kita sembunyikan.
Konsep map of the soul milik Carl Jung ini juga sempat sangat popular karena diadaptasi menjadi sebuah album yang sangat laris dipasaran oleh BTS.
Sejauh ini sudah ada beberapa seri buku yang ditulis Dr. Murray, yaitu Jung`S Map of The Soul: An Introduction, Map of The Soul: Persona Our Many Faces, dan Map of The Soul : 7 Persona, Shadow, & Ego dalam Dunia BTS.
Siapa orang dewasa yang di dalam hidupnya tidak pernah curhat? Sepertinya tidak ada.
Sebab beban hidup yang kita tanggung lama kelamaan akan menjadi bom waktu dan merusak kita sendiri bila terus menerus dipendam.
Itulah yang terjadi pada Lori Gottlieb, seorang psikoterapis jebolan Stanford University.
Buku ini adalah sebuah memoir yang berjudul asli Maybe You Should Talk to Someone: A Therapist, Her Therapist, and Our Lives Revealed.
Sebagai seorang terapis, banyak yang menganggap Lori Gottlieb harus selalu baik-baik saja dan punya mental yang cukup kuat untuk mendengar keluh kesah kliennya.
Sampai suatu ketika ia mengalami masalah dan kesulitan mengelola emosi mengenai situasi tersebut lalu memutuskan menemui terapis lain untuk berkonsultasi.
Tanpa ia sadari, curhat dengan terapis lain adalah salah satu yang membuatnya menjadi terapis yang lebih baik lagi.
Lori jadi mampu mengelola emosinya sendiri, mampu menghubungkan titik-titik antara masa lalu dan masa kini klien-kliennya, serta perilaku bermasalah mereka.
Buku ini terbagi dalam dua bagian terpisah yang berisi sesi konsultasi Lori dengan terapisnya, serta bagian lain berisi sesi konsultasi Lori dengan kliennya.
Membaca buku ini akan membuat kita juga sadar bahwa beban yang kita tanggung, segala perasaan yang melingkupi pikiran kita, ada kalanya perlu untuk sedikit dikeluarkan.
Menjadi orang dengan gangguan kecemasan serta depresi tidak mudah, sebab pikiran kita bisa menjadi sangat kacau dan memicu munculnya ide-ide negatif untuk melukai diri sendiri.
Dari pengalamannya berada pada posisi itu, Matt Haig menulis buku ini.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Sebagai yang pernah mengalami serangan panik dan melakukan percobaan bunuh diri berkali-kali, ia ingin membagikan kisahnya untuk membuktikan bahwa kecemasan dan depresi bukan hal mustahil untuk dihadapi.
Untuk kamu yang sedang berjuang dengan masalah yang sama, atau menjadi caregiver untuk orang-orang dengan kasus serupa, maka buku ini sangat layak untuk kamu baca.
Matt Haig menulis pengalamannya dengan jujur dan sederhana, sehingga siapapun yang membaca akan mengerti apa yang terjadi padanya ketika hari-hari gelap itu datang.
Buku ini memberikan kenyamanan, menawarkan harapan, memvalidasi pengalaman-pengalaman yang diragukan orang lain, dan membuat pembaca akan mampu menerima hal-hal yang tidak dapat mereka ubah sehingga bisa belajar berhenti mengkhawatirkan.
Overthinking rasanya sudah menjadi kebiasaan mendarah daging yang kita lakukan sejak remaja.
Saat tumbuh dewasa pun, overthinking bukannya hilang malah semakin menjadi-jadi.
Hal ini dikarenakan kita hidup dengan penuh kekhawatiran.
Khawatir tentang pendidikan, khawatir tidak sukses, khawatir tidak ketemu jodoh, sampai khawatir tentang segala pandangan dan penilaian orang lain.
Seorang psikolog bernama Gwendoline Smith melihat fenomena ini sudah cukup marah dan meresahkan, karena itulah ia menulis buku ini sebagai pedoman untuk orang-orang agar tidak terjebak pada overthinking yang menyesatkan.
Dalam buku ini Gwendoline Smith berusaha memahami pikiran pembacanya, menjelaskan konsep overthinking, dampak positif dan negatif, kebenaran tentang rasa khawatir, serta bagaimana menghadapinya.
Sebagai seseorang yang sedang terjebak pada overthinking, buku ini akan terasa masuk akal dan nyata.
Buku ini ringan, menyenangkan, namun juga informatif dalam menyadarkan pembacanya bahwa mayoritas hal yang membuat kita khawatir hanya ada di kepala.
Semakin kita tumbuh dewasa, rasanya tuntutan yang kita terima semakin banyak.
Di rumah kita dituntut menjadi anak berbakti yang menurut apa kata orang tua, terkadang sampai perkara mimpi dan cita-cita pun kita tidak punya kuasa.
Di tempat kerja kita dituntut untuk bisa segalanya, semakin banyak keahlian dan beban kerja yang bisa kita kerjakan, semakin posisi kita akan “aman”.
Seolah itu belum cukup, lingkungan sosial juga banyak maunya.
Tanpa sadar semua itu membawa kita untuk berusaha jadi selalu sempurna.
Kita banyak mementingkan penilaian dan kepuasan orang lain atas hidup yang kita jalani sendiri.
Sayangnya, mau bagaimanapun kita tetap manusia biasa yang punya celah, tidak mungkin selalu sempurna, sedangkan tuntutan tersebut jika tidak kita penuhi dapat membuat kita merasa buruk.
Oleh karena itu, Dr. Brené Brown menulis buku ini untuk mengajak kita belajar tidak terlalu mencemaskan apa yang orang lain pikirkan tentang diri kita dan lebih mencintai diri sendiri supaya kita bisa hidup dengan sepenuh hati.
Itulah rekomendasi buku psikologi untuk belajar tentang kepribadian dan kesehatan mental.
Jika tertarik membacanya, segera kunjungi laman Gramedia.com untuk mendapatkan promosi dan bonus menarik.
Dapatkan gratis voucher diskonnya di sini.
Selamat membaca!