Belajar Memahami Arti Kehidupan dari Buku-Buku Cak Nun

Lihat Foto
Sumber Foto: Pinterest.com
Rujukan artikel ini:
Kalau Kamu Ikan Jangan Ikut…
Pengarang: Emha Ainun Nadjib
Penulis Okky Olivia
|
Editor: Ratih Widiastuty

Emha Ainun Nadjib atau yang lebih akrab disapa Cak Nun adalah salah satu tokoh intelektual Muslim yang sangat populer di Indonesia.

Sampai saat ini, Cak Nun sudah menerbitkan beragam gagasan pemikiran dan kritikannya melalui puisi, cerpen, drama, lagu, musik, dan masih banyak lagi.

Beliau memanfaatkan berbagai media komunikasi dan informasi untuk dijadikan sebagai ladang utamanya dalam berkarya

Tema gagasan dan kritikannya pun punya cakupan yang luas dan beragam, misalnya dalam bidang sastra, teater, tasawwuf, filsafat, kesehatan, dan sebagainya.

Selain penulis, beliau juga dikenal sebagai seorang seniman, budayawan, cendekiawan, ilmuwan, dan masih banyak lagi.

Bagi pembaca yang sudah kenal dengan karya Cak Nun, pasti sudah tidak asing lagi dengan tulisan-tulisannya yang nyeleneh, kritis, dan menyimpan nasihat-nasihat yang sangat berguna bagi kehidupan.

Tapi buat kamu yang baru mulai mengenal sosoknya, berikut ini ada beberapa buku karya Cak Nun yang menarik untuk kamu baca.

Rekomendasi Buku Karya Cak Nun

1. Kalau Kamu Ikan Jangan Ikut Lomba Terbang

Tahapan pemahaman manusia terhadap agama bisa diibaratkan seperti buah kelapa, perlu proses yang panjang sebelum kita berhasil memahami semuanya.

Jika sudah matang dengan sempurna, buah kelapa bisa sangat bermanfaat bagi manusia, sama halnya dengan tingkat pemahaman agama yang kita punya.

Semakin tinggi ilmunya maka menandakan semakin banyak juga ilmu yang sudah kita punya.

Tapi dalam buku ini, Cak Nun sangat menyayangkan kurangnya pemahaman ilmu agama dalam masyarakat Indonesia.

Masih banyak orang yang menganggap agama hanyalah sebagai hukum atas adanya halal dan haram, sehingga manusia sangat mudah menyalahkan satu sama lain.

Buku ini punya topik pembahasan yang berat, tapi pemilihan frasa dan bahasa yang digunakan oleh Cak Nun bisa sangat mudah dipahami oleh pembaca.

Selain itu, Cak Nun juga mengingatkan bahwa manusia harus lebih dahulu mencari kebenarannya sebelum memutuskan sesuatu, supaya tidak salah langkah.

2. Lockdown 309 Tahun

Buku ini hadir di tengah situasi pandemi yang tidak ada ujungnya.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Isi bukunya pun banyak menyinggung permasalahan yang sama dan nantinya berujung pada satu pertanyaan yang sangat penting bagi manusia, yaitu “apa pelajaran yang bisa dipetik pada fenomena besar yang kelak akan menjadi sejarah ini?”.

Melalui buku ini, Cak Nun sengaja membuka ruang untuk para pembaca yang ingin berbagi keresahan dan kegelisahan atas kemunculan virus Covid-19 yang belum menemukan ending-nya sampai hari ini.

3. Markesot Bertutur

Markesot adalah sosok lugu, cerdas, dan misterius.

Bersama Markembloh, Markasan, Markemon, dan teman-teman lainnya, ia ikut bergabung dalam sebuah kelompok yang bernama Konsorsium Para Mbambung (KPMb).

Bersama orang-orang yang tergabung dalam KPMb, ia sering memperbincangkan berbagai masalah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat kita, mulai dari pembahasan konflik internasional, filosofi makanan, tasawuf, dan masih banyak lagi.

Dengan gaya bahasa yang dituturkan dalam bahasa Jawa Timur yang penuh canda dan sindiran, dalam buku ini Cak Nun mengajak kita untuk merenungi kehidupan dan bisa melihat kehidupan dengan lebih bijaksana, supaya kita bisa menemukan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

4. Apa yang Benar, Bukan Siapa yang Benar

Buku ini merupakan karya terbaru Cak Nun yang akan membahas interaksi Simbah bersama tiga penerusnya, Gendon, Penceng, dan Beruk.

Ketiganya dikisahkan memiliki watak dan latar belakang keluarga yang berbeda-beda.

Banyaknya fenomena yang terjadi di masa kini dan masa lampau, mulai dari fenomena agama, politik, budaya, dan sejarah, seolah-olah mengajak kita untuk berkaca dan berpikir ulang, apakah Indonesia sebenarnya sudah mampu berdiri sendiri seperti harapan para pendahulu kita?

Hal ini menjadi pertanyaan yang serius sebab Indonesia masih menganut budaya “siapa yang benar” dan “siapa yang salah”, sehingga masyarakat kita sangat mudah sekali untuk terpecah belah, dan belum bisa menemukan tujuan hidupnya sebagai manusia.

Itulah beberapa buku karya Cak Nun yang membahas mengenai masalah dalam kehidupan manusia.

Selain buku-buku ini, sebenarnya masih banyak sekali karya yang dihasilkan oleh Cak Nun.

Apabila kamu tertarik dan ingin membaca bukunya, kamu bisa membelinya melalui Gramedia.com.

Kamu juga bisa membaca versi e-booknya yang bisa kamu beli di Gramedia Digital.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

TAG:

Terkini
Lihat Semua
Jelajahi