Apa itu sukacita? Mengapa kita perlu bersukacita? Bagaimana cara agar kita bersukacita? Sebegitu pentingnyakah sukacita sampai semua orang berusaha mencari rumus untuk mencapai sukacita yang abadi? Dan apakah sesusah itu untuk bersukacita, sampai-sampai ada banyak penelitian tentangnya?
Di saat banyak penelitian rumit guna mencari rumus untuk bersukacita, Ingrid Fetell Lee menawarkan alternatif yang sederhana.
Ternyata, untuk bersukacita, kita tak perlu pergi jauh-jauh ke Finlandia—negara dengan penduduk paling bahagia di dunia. Yang perlu kita lakukan hanyalah mengamati sekitar kita.
“Sukacita sama sekali tidak sulit untuk ditemukan. Malah sebenarnya sukacita ada di sekeliling kita.” (hal. 12).
10 Estetika Sukacita
Perhatikan daftar berikut: bola pantai, kembang api, kolam renang, rumah pohon, balon udara, bola mata boneka, es krim dengan taburan beraneka warna, pelangi, permen loli, pom-pom, polkadot, kain perca berwarna cerah, lukisan Matisse, permen pelangi, bunga matahari, gelembung, balon, dan hummingbird. Adakah hal tersebut yang membuat Anda bahagia ketika membayangkannya?
Ingrid meminta beberapa orang untuk memberitahu benda atau tempat yang mereka hubungkan dengan emosi sukacita.
Hasilnya tentu beragam, tetapi ada beberapa jawaban yang berulang kali muncul, menciptakan pola tersendiri ketika dikelompokkan.
Dari situ, ia menyimpulkan bahwa sukacita bukanlah suatu daya yang misterius dan intuitif; sukacita terpancar langsung dari ciri-ciri fisik suatu benda.
Secara khusus, inilah yang disebut oleh para desainer sebagai estetika—yang merumuskan cara suatu benda terlihat dan terasa—yang memunculkan perasaan sukacita.
Kemudian, ia mengidentifikasi 10 estetika dari sukacita, masing-masing mengungkapkan hubungan yang khas antara perasaan sukacita dan kualitas kasatmata di sekitar kita, yaitu energi, keberlimpahan, kebebasan, harmoni, bermain, kejutan, transenden, keajaiban, perayaan, dan pembaruan.
Kesepuluh hal ini masing-masing dijabarkan dengan lengkap di bab tersendiri disertai contoh dan ilustrasi yang aesthetic.
Riset, Wawancara, dan Jalan-Jalan
Sebagai Direktur Desain di sebuah firma inovasi yang terkenal dan pengasuh blog desain The Aesthetic of Joy, Ingrid telah melihat sendiri bagaimana estetika mengubah sikap dan perilaku orang dari luar ke dalam.
Ia mengunjungi banyak negara, mewawancarai beberapa pakar, dan membaca berbagai riset dalam menulis buku ini.
Banyak buku tentang sukacita yang ditulis berdasarkan pengalaman penulisnya, begitu pun Joyful.
Tetapi, Ingrid juga menambahkan banyak riset yang telah ia baca dan menceritakan hasil wawancara yang ia lakukan sendiri.
Di akhir buku ini, Ingrid mencantumkan banyak judul buku dan artikel yang bisa kita baca lebih lanjut.
Melalui Joyful, Ingrid mengajak kita pergi ke Mitaka di Tokyo sampai Hummelo di Belanda.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Tanpa perlu pergi ke negara-negara tersebut, bermodalkan deskripsi yang dituliskan Ingrid dan Google, saya menemukan apartemen Reversible Destiny, kursi La Mamma, dan Palais Bulles milik Antti Lovag.
Kemiripan ketiganya adalah bentuknya aneh, tetapi anehnya menimbulkan kesan menyenangkan ketika dipandang lekat-lekat.
Ternyata sukacita memang sesimpel itu—sesimpel melihat boneka tiup yang menari-nari di pinggir jalan atau melihat kembang api yang menyala di langit yang gelap.
Kesan Pribadi
Membaca buku ini menyelamatkan hari-hari kelam saya.
Saya membaca buku ini saat saya merasa hidup saya sangat pekat dan gelap.
Buku inilah penerangnya, mengembalikan warna di hidup saya.
Saya terlalu sibuk mencari kebahagiaan dengan cara rumit, padahal melihat pelangi pun bisa membuat saya bahagia.
Begitu pula dengan pom-pom, es krim, confetti, kembang api, bunga matahari, dan balon.
Hal-hal sederhana ini sangat mudah ditemukan, karena memang sudah seharusnya sukacita diperoleh dengan mudah.
Saya mulai mengelilingi diri saya dengan hal-hal atau benda-benda yang bisa memercikkan sukacita, seperti yang disarankan oleh Ingrid.
Hal ini bisa sesederhana memasang wallpaper ponsel dengan gambar yang saya suka, membeli tanaman hias untuk meja kerja, memasang karpet berbulu di dekat kasur, atau menata ulang rak buku sesuai warnanya.
Hal-hal kecil ini, ketika digabungkan, akan selalu bisa menciptakan sukacita untuk saya, siap untuk menyingkirkan awan gelap yang datang.
Sesuai dengan judulnya, membaca Joyful membawa sukacita bagi saya.
Buku ini mengingatkan saya akan pepatah, “Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak”, bahwa selama ini kita sibuk mencari sukacita dengan cara yang rumit, padahal sukacita berada sangat dekat di sekeliling kita.
Saya akan menutup tulisan ini dengan salah satu kutipan favorit saya dari buku ini, “Saya sangat menyukai warna pelangi karena kemampuannya mendatangkan kegembiraan di mana saja, bahkan di tempat-tempat yang tidak kita duga.”
Buku Joyful bisa kamu beli secara online melalui Gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.