Rekomendasi Buku Self Improvement Seputar Kesehatan Mental

Lihat Foto
Sumber Foto: Pexels.com
Rujukan artikel ini:
I Want To Die But…
Pengarang: Baek Se Hee
Penulis Lika Purnama
|
Editor: Ratih Widiastuty

Disadari atau tidak, kesehatan mental memang memengaruhi hampir sebagian besar aspek kehidupan kita.

Kesehatan mental berperan penting dalam menentukan bagaimana cara kita berpikir, merasakan, membuat keputusan, dan bergaul dengan lingkungan sosial.

Bahkan, kesehatan mental yang buruk juga dapat mengakibatkan kondisi fisik yang menurun sehingga rentan terhadap penyakit tertentu.

Untungnya, sekarang ini kesehatan mental bukan lagi menjadi topik yang tabu untuk diperbincangkan.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mendiskusikan masalah ini, seperti dalam forum-forum, podcast, atau buku-buku self improvement yang mulai banyak ditulis.

Jika kamu merupakan penyintas gangguan kesehatan mental atau hanya ingin mempelajari lebih lanjut tentang kesehatan mental, membaca buku-buku ini adalah langkah yang bagus untuk memulai.

Rekomendasi Buku Self Improvement Seputar Kesehatan Mental

1. I Want To Die But I Want To Eat Tteokpokki – Baek Se Hee

Rekomendasi buku pertama datang dari penulis korea, Baek Se Hee.

Ini merupakan esai yang ditulis Baek Se Hee ketika menjalani pengobatan atas depresi yang ia alami.

Dari kisah hidupnya yang begitu rumit dengan keluarganya, Baek Se Hee menuliskan dialog-dialog percakapannya dengan psikiater serta berbagai pertanyaan-pertanyaan yang seperti sangat mewakili apa yang ingin orang-orang tanyakan seputar depresi.

Overthinking, insecure, rasa khawatir akan banyak hal, rasa ingin dicintai, rasa marah, semua tertuang dan ditulis menggunakan pendekatan personal dengan bahasa yang ringan.

Hanya setebal 236 lembar, buku self improvement ini mungkin berisi jawaban yang selama ini kamu cari, bahwa mencintai dan menerima diri sendiri memang dua hal yang paling penting untuk ditanamkan dalam diri kita.

2. What’s So Wrong About Your Self Healing – Ardhi Mohammad

Belakangan ini, topik self healing jadi cukup ramai dibicarakan seiring dengan naiknya pembahasan mengenai kesehatan mental.

Self healing digambarkan sebagai penyembuhan luka batin yang dijalani oleh diri sendiri akibat dari gangguan psikologis, termasuk trauma dan pengalaman tidak menyenangkan di masa lalu.

Namun kadang muncul rasa penasaran, sudah melakukan berbagai cara untuk self healing namun mengapa masih belum pulih? Mengapa masih stuck dan lukanya belum sembuh?

Nah, menjawab berbagai pertanyaan tersebut, Ardhi Mohammad menulis buku ini untuk memberikan jawaban tentang apa yang salah dalam proses self healing yang sudah dilalui.

Dalam buku ini, dibahas sisi-sisi yang sering dilewatkan oleh kebanyakan orang, sehingga rasa sedih, kesepian, frustasi, dan kecemasan yang selama ini menghantui, dapat perlahan membaik.

3. The Comfort Book – Matt Haig

Dalam hidup yang katanya seperti roda berputar ini, kadangkala membuat kita ada di posisi terendah dan membuat kita seolah terpuruk.

Pada kondisi itu jangankan harapan, sinar matahari pun rasanya tak mampu menjangkau karena terlalu dalam kita terjatuh.

Tapi Matt Haig datang dengan paradox unik.

Dalam buku ini ia bilang bahwa pelajaran hidup yang paling berharga kadang justru datang ketika kita di kondisi paling buruk.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Buku ini ditujukan untuk membantu pembacanya memahami dirinya sendiri, sebab Matt Haig percaya bahwa apa yang kita pikirkan, apa yang kita lakukan, apa yang kita renungkan melalui tulisan, sangat penting untuk mempengaruhi segalanya.

The Comfort Book adalah jenis buku self improvement yang tidak harus dibaca secara berurutan.

Kamu bisa melewatkan bab tertentu dan membacanya lagi ketika kamu merasa membutuhkan kata-kata penyemangat dalam hidup.

Buku ini adalah salah satu buku yang penting untuk dimiliki dan diletakkan di meja samping tempat tidur.

4. Anomali: Memoar Seorang Bipolar - Ernov

Bipolar menjadi salah satu gangguan kesehatan mental yang banyak dibahas sekaligus banyak terjadi di sekitar kita.

Ernov dalam buku ini secara jujur bercerita mengenai kisah pribadinya berjuang dengan bipolar sekian lama, dari penegakan diagnosis hingga metode penyembuhan yang dipilihnya.

Selain itu, ada pula perspektif dari tenaga ahli seperti dokter, sehingga kita mendapatkan sudut pandang yang beragam.

Buku ini sangat cocok dibaca untuk orang dengan bipolar (ODB) atau caregiver yang ingin menggali informasi bagaimana menangani ODB.

Sekilas, membaca memoar ini hampir mirip seperti membaca buku I Want To Die But I Want To Eat Tteokpokki, namun dalam versi yang lebih dekat dan bermakna.

5. Resiliensi – M. Taufiq Amir

Resiliensi atau ketangguhan diri adalah upaya seseorang bertahan dan bangkit pasca kesulitan hidup yang dialami.

Buat kamu yang tertarik belajar mendalami seputar psikologi positif, buku ini akan cocok untuk menemani kamu mengulik topik resiliensi.

Ada dua elemen utama dari resiliensi yang dibahas dalam buku ini.

Pertama tentang strategi berpikir dalam menghadapi berbagai permasalahan.

Kemudian sebagai topik yang kedua, kamu akan diajak untuk belajar mengelola emosi positif dengan baik, sehingga masalah yang ada tidak akan sampai membuatmu jatuh.

Taufik Amir menambahkan banyak referensi dan teori di setiap pembahasannya, sehingga apa yang ia tuliskan tidak asal, melainkan atas data dan fakta ilmiah.

Itulah rekomendasi buku self improvement seputar kesehatan mental.

Perlu diketahui bahwa membaca hanya langkah awal dan tidak cukup sebagai pengganti bantuan profesional.

Buku-buku ini memang menawarkan nasehat dan refleksi kepada pembaca, tetapi jika kamu menginginkan bantuan kesehatan mental tingkat profesional, serahkan pada ahlinya yaitu psikolog atau psikiater.

Jika kamu tertarik membacanya, buku-buku tersebut tersedia di Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

TAG:

Terkini
Lihat Semua
Jelajahi