Punya Rumah Itu Mudah

Lihat Foto
Sumber Gambar: Gramedia.com
Buku Kapan Punya Rumah? 
Rujukan artikel ini:
Kapan Punya Rumah?
Pengarang: Eric Hermanto
|
Editor: Novia Putri Anindhita

Ada tiga kebutuhan pokok manusia, yakni sandang, pangan, dan papan.

Karena merupakan kebutuhan pokok, pemerintah berkewajiban untuk menyediakannya.

Namun, jika Anda berpikir bahwa beras (pangan), pakaian (sandang), dan rumah (papan) akan datang begitu saja dari pemerintah tanpa usaha, itu adalah kesalahpahaman besar!

John F. Kennedy berkata, ”Never ask what your country can do for you, but ask what you can do for your country” (Jangan pernah tanyakan apa yang negara bisa lakukan untuk Anda, tapi tanyakan apa yang bisa Anda lakukan untuk negara Anda).

Kata-kata ini sangat tepat! Jadi mulai sekarang, belajarlah mandiri, jangan hanya bergantung pada pemerintah.

Sebaliknya, Anda harus bisa memberikan sumbangsih untuk negara tercinta.

Kalau bicara kebutuhan pokok yang paling mudah dipenuhi tentu adalah pangan dan sandang.

Nah, yang paling berat dipenuhi adalah papan (rumah).

Mengapa? Karena rumah memerlukan penyediaan lahan yang terbatas, pembiayaan yang kompleks melalui perbankan, dan tidak dapat diproduksi ulang layaknya pangan dan sandang.

Selain itu, harga lahan dan bahan bangunan dari tahun ke tahun semakin tinggi.

Data terakhir di tahun 2022 menunjukkan ada 11,6 juta keluarga di Indonesia masih belum memiliki rumah.

Oleh karena itu, Anda harus menyusun strategi cerdik dalam membeli rumah.

Strategi Membeli Rumah

1. Mindset

Pertama-tama yang paling penting adalah MINDSET (pola pikir).

Tanamkan dahulu dalam pikiran Anda: ANDA PASTI BISA BELI RUMAH.

Pikiran itu adalah pelopor segala tindakan.

Apa yang Anda pikirkan dan yakini pasti akan terjadi.

2. Visualisasi

Hal ini penting sekali! Bayangkan dengan detail rumah impian Anda—lokasinya, warna catnya, interiornya, posisi dapur, letak kamar, hingga merek kasur yang ingin Anda gunakan.

Apakah rumahnya mau dua atau tiga lantai? Berapa jumlah kamar tidur dan kamar mandinya?

Visualisasikan dengan sejelas mungkin, seolah-olah Anda sudah tinggal di dalamnya.

Rasakan suasananya, bayangkan setiap sudutnya.

Ulangi terus visualisasi ini sehingga menjadi begitu kuat.

Saat Anda benar-benar meyakininya, keajaiban pun akan terjadi—semua yang awalnya hanya dalam bayangan bisa menjadi kenyataan.

3. Mentalitas Nekat

Ada satu nasihat yang menarik: dalam hidup ini ada dua hal yang harus dilakukan dengan nekat, yaitu MENIKAH dan BELI RUMAH.

Jadi beli rumah itu harus nekat, jangan terlalu banyak berpikir.

4. Cara Akuisisi

Rumah itu kenaikan harganya terlalu cepat sehingga Anda pastinya kesulitan untuk mengejar harganya jika membeli dengan cara kontan (cash).

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Oleh karena itu, ada yang namanya KPR (Kredit Pemilikan Rumah) yang bisa menjadi solusi dan bantuan Anda dalam membeli rumah.

Jangan takut dengan utang KPR karena ini termasuk ke dalam utang produktif—utang terhadap barang yang nilainya naik, bukan utang konsumtif yang justru nilai barangnya menurun.

Jika ini merupakan pengajuan KPR pertama Anda, bank pasti akan mendukung sekali dalam pembiayaan.

Sebab, bank juga mengemban amanat dari pemerintah dalam pengadaan rumah bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. DP (Down Payment)

Ini yang memang terkadang jadi kendala karena generasi Z dan milenial kesulitan untuk mengumpulkan DP-nya.

Anda bisa bridging menggunakan kendaraan kecil, semisal reksa dana pasar uang (RDPU) dengan estimasi return 5% per tahun.

Jika targetnya 200 juta di akhir tahun ke 3, berapa besar tabungan per bulannya di RDPU? Dengan menggunakan aplikasi Financial Calculator maka didapatkan cukup dengan menabung 5,2 juta per bulan.

Terkait permasalahan DP, Anda bisa juga mencicil ke developer-nya jika membeli primary property—properti yang baru launching.

Pastikan developer memiliki track record yang bagus agar lebih aman.

Solusi lainnya berkaitan dengan DP bisa juga minta bantuan IMF (Ibu, Mertua, Family & Friends), tetapi jangan lupa untuk mengembalikan uangnya lagi kepada mereka.

Solusi lainnya adalah kini banyak developer yang memberikan promo DP nol, yakni semua biaya dimasukkan ke dalam harga rumah.

Dengan syarat, penghasilan Anda memenuhi DBR (Debt Burden Ratio).

Apa itu DBR? DBR adalah kemampuan Anda dalam membayar cicilan.

Ada opini kuat yang beredar di masyarakat bahwa batas cicilan ideal adalah 30% dari penghasilan.

Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya tepat.

Faktanya, besaran DBR tidak bersifat mutlak dan dapat bervariasi tergantung kebijakan masing-masing bank.

Apa pun profesi Anda, baik sebagai karyawan ataupun wirausaha, DBR-nya sama.

Jika penghasilan Anda di bawah Rp10 juta, DBR 30%; penghasilan antara Rp10 juta–Rp20 juta, DBR 40%; penghasilan antara Rp20 juta–Rp50 juta, DBR 50%, penghasilan Rp50 juta–Rp100 juta, DBR 60%; penghasilan di atas Rp100 juta, DBR 65%.

Sebagai contoh, jika penghasilan Anda sebesar Rp15 juta dengan DBR 40%, maka Anda dianggap mampu mencicil sekitar 40% x RP15 juta = Rp6 juta per bulan.

Namun, jika Anda punya cicilan motor yang besarnya Rp2 juta per bulan, maka kemampuan mencicil Anda akan menurun menjadi Rp6 juta – Rp2 juta = Rp4 juta.

Dengan kemampuan bayar Rp4 juta dan tenor 15 tahun, kira-kira Anda bisa beli rumah senilai Rp500 juta.

Anda bisa menghitungnya menggunakan Financial Calculator.

Kabar baiknya, semuanya itu bisa Anda pelajari di dalam buku Kapan Punya Rumah? yang ditulis oleh Eric Hermanto.

Buku yang sangat komprehensif ini membahas langkah-langkah dan strategi dalam membeli rumah pertama Anda.

Buku ini tidak hanya membantu memahami cara membeli rumah pertama, tetapi juga memberikan wawasan bagi yang ingin naik kelas menjadi investor properti.

Dapatkan buku ini di Gramedia.com, Gramedia Digital, toko Gramedia terdekat, atau bisa cek di link bio IG @kapanpunyarumah_.

TAG:

Terkini
Lihat Semua
Jelajahi