Nabi Nuh AS adalah Nabi ketiga dari 25 Nabi dan rasul utusan Allah SWT. Nabi Nuh diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan ajaran agama Islam kepada umat Bani Rasib yang menyembah berhala berupa patung-patung supaya taat dan mau menyembah Allah SWT.
Kisah Nabi Nuh terkenal dengan kisah kapalnya yang berfungsi untuk mengarungi banjir besar. Namun, di luar bahteranya, terdapat hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari kisah Nabi Nuh.
Nabi Nuh juga termasuk ke dalam Ulul Azmi, yaitu rasul yang memiliki ketabahan serta keteguhan hati yang luar biasa. Sesuai dengan surat Al-Ankabut ayat 14. Nabi Nuh bahkan berdakwah selama 950 tahun.
Kisah Nabi Nuh Berdakwah Dalam Memerangi Kemungkaran
Dengan kesabarannya, Nabi Nuh mulai berdakwah kepada umatnya. Ia mengajarkan untuk menyembah Allah SWT, berbuat baik, serta meninggalkan segala kemaksiatan. Kaum Bani Rasib dikisahkan kerap melakukan perbuatan munkar dan maksiat.
Akan tetapi, bukannya menurut, para kaum Nabi Nuh malah tidak percaya dengan ajaran serta peringatan yang sudah disampaikan. Kaum Bani Rasib tidak percaya kalau Nabi Nuh adalah seorang rasul.
Dengan tanggapan seperti itu, Nabi Nuh tidak patah arang. Ia tetap melanjutkan dakwahnya meski menerima banyak sekali celaan. Setiap Nabi Nuh melakukan dakwah, mereka justru memasukkan anak jarinya ke telinga dan selalu menutup wajah mereka dengan pakaian yang merupakan tanda penolakan. Kisah Nabi Nuh yang berjuang ini terdapat alam surat Nuh ayat 1-12.
Para pengikut Nabi Nuh bahkan diusir oleh para penguasa dan orang-orang kaya pada masa itu. Tantangan Nabi Nuh dalam berdakwah semakin hari semakin berat. Sampai pada akhirnya, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Nuh untuk membuat sebuah bahtera atau kapal yang sangat besar untuk menghindari Nabi Nuh dan orang-orang Bani Rasib dari sebuah bencana hebat.
Akan tetapi, peringatan tersebut justru dianggap sebagai permainan oleh Bani Rasib. Mereka justru menentang Nabi Nuh, “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami. Kamu telah memperpanjang bantahan terhadap kami, maka datanglah kepada kamu azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kami termasuk orang-orang yang benar.”
Lalu Nabi Nuh menjawab, “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak akan mampu melepaskan diri.”
Kisah Nabi Nuh dan Bahteranya
Setelah Nabi Nuh menerima perintah dari Allah untuk membuat sebuah bahtera atau kapal, Nabi Nuh kemudian mengumpulkan pengikutnya dan mereka mulai untuk membuat sebuah kapal.
Namun, yang dilakukan oleh Nabi Nuh dan para pengikutnya itu malah mendapat cemooh serta ejekan. Nabi Nuh berkata kepada mereka yang mencemoohnya, “Apabila sekarang kalian mengejekku dan orang-orang yang bersamaku, sebentar lagi kami akan mengejek kalian karena aku tahu siksaan dan kebinasaan yang akan menimpa kalian. Sehingga kalian akan tahu siapa yang akan ditimpa siksaan yang menghinakan di dunia seperti siksaan yang kekal akan menimpa di akhirat.”
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Akhirnya, kapal pun usai dibuat oleh Nabi Nuh dan para pengikutnya, kemudian mereka menyiapkan semua perbekalan. Tidak hanya itu, Allah juga memerintahkan kepada Nabi Nuh untuk membawa berbagai hewan yang berpasangan, jantan serta betina.
Saat semua perbelakan sudah mereka siapkan, Nabi Nuh berkata kepada para pengikutnya,
“Naiklah ke kapal dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Kemudian Allah berfirman, “Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan air yang tercurah. Kami jadikan bumi memancarkan beberapa mata air, lalu bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan.”
Tidak lama, hujan turun selama 40 hari 40 malam yang akhirnya bencana banjir besar pun melanda seluruh desa dan kota. Meluapnya air, membuat mereka panik karena kemanapun mereka berlari, air mengejar dan menenggelamkan mereka.
Pada saat itu, tidak ada lagi tempat untuk berlindung dari banjir yang begitu dahsyat. Kecuali, kapal Nabi Nuh yang sudah berisi penuh orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.
Kaum Bani Rasib pun benar-benar hancur tersapu oleh banjir yang dahsyat.
Apabila kamu ingin mengetahui lebih detail tentang kisah Nabi Nuh serta kisah Nabi lainnya, kamu bisa membaca buku Situs-Situs Dalam Al-Quran: Dari Banjir Nabi Nuh Hingga Bukit Thursina. Di dalam buku ini kamu akan menemukan kisah para Nabi.
Mulai dari di manakah Nabi Adam diturunkan, benarkah ia manusia pertama? Di manakah berlayarnya kapal Nabi Nuh? Apakah semua jenis hewan naik ke kapalnya?
Semua itu bisa kamu temukan di dalam buku ini. Buku ini ditulis dan diulas dengan Bahasa yang sangat sederhana berdasarkan keterangan di dalam al-quran dan hadis. Dilengkapi pula foto-foto hasil penemuan serta Analisa para sejarawan.
Buku ini bisa segera kamu pesan melalui https://www.gramedia.com/
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.