Berbeda dengan meriahnya warna-warni sampul-sampul sebelumnya, sampul jilid kali ini lebih dominan warna putih.
Tokoh yang ditampilkan pada bagian muka sampul adalah para samurai pengikut Oden dengan berpusat pada Luffy dan Yamato yang berpose bersama Nekomamushi dan Inuarashi, dalam wujud sulong di latar belakang yang tampak jelas tanpa tertutupi semarak warna hijau pucat seperti samurai-samurai di sekeliling mereka.
Di sini pula untuk pertama kalinya, kita mengetahui penampilan Yamato dalam keadaan berwarna.
Tidak hanya warna tanduknya yang indah dengan gradasi kemerahan, yang berbeda dengan tanduk putih Kaido yang sempat tampil pada sampul One Piece jilid 94, rambut panjangnya juga berwarna putih berkilau yang makin ke ujung, helaiannya memiliki gradasi warna hijau pucat.
Secara keseluruhan, penampilan Yamato sangat berbeda dengan Kaido yang merupakan ayahnya.
Jilid ini memiliki judul kecil "Brokat Pengikut Setia" atau dalam bahasa Jepang disebut "Chushinnishiki".
Mungkin sudah ada yang tahu bahwa judul kecil ini terinspirasi dari Chushingura atau Harta Karun Pengikut Setia, julukan untuk karya-karya yang bertutur atau berkaitan dengan peristiwa bersejarah yang benar-benar terjadi pada tahun 1701 di Edo—sekarang Tokyo, Jepang.
Sebuah wiracarita tentang para samurai gagah berani yang membalas dendam atas kematian tuan mereka, Asano Naganori.
Setelah berhasil membalas dendam dengan membunuh Kira Yoshinaka, biang keladi terbunuhnya Asano Naganori, seluruh samurai pengikut Naganori yang berjumlah 47 orang (ada yang menyebutnya 46 orang) menyerahkan diri ke otoritas dan dihukum seppuku oleh shogun yang berkuasa.
Selaras dengan judul kecilnya, hampir seluruh isi jilid ini menceritakan perjuangan para samurai Oden dalam membalaskan dendam sang tuan dengan segala keterbatasan dan ketimpangan kekuatan mereka dengan sang lawan yaitu aliansi Kaido, Orochi, dan Big Mom.
Komik ini dibuka dengan adegan Kikunojo dan kawan-kawan samurainya tiba di pintu belakang istana Kaido.
Sayangnya, mereka langsung dicegat oleh pengkhianat Kanjuro beserta kawanan bajak lautnya.
Kikunojo pun mengajukan diri untuk melawan Kanjuro, si samurai jago lukis yang selama ini terlihat payah namun di luar dugaan, ilmunya cukup tinggi dan merepotkan.
Sementara itu, Bajak Laut Hewan Buas yang belum mengetahui bahwa mereka tengah diserang, tetap melanjutkan pesta dengan meriah walau sebelumnya ada kericuhan yang diakibatkan oleh kawanan Luffy.
Di tengah pesta itu pula, Kaido mengumumkan aliansinya dengan Bajak Laut Big Mom.
Tidak hanya sampai di situ, dia juga meminta kerja sama bawahan Orochi untuk bergabung.
Tentu saja hal itu ditentang Orochi yang tidak tahu apa-apa soal itu sebelumnya.
Sialnya, tanpa sempat bertindak banyak, Kaido mengeksekusi sang shogun tanpa ampun di hadapan semua orang.
Melihat tuan mereka sudah tewas, tanpa pikir panjang bawahan Orochi pun berubah haluan dan memilih untuk bergabung dengan bajak laut pimpinan Kaido.
Tanpa menunggu lama, Kaido mengumumkan Proyek Onigashima Baru dan menunjuk anaknya, Yamato, sebagai shogun penguasanya.
Proyek Onigashima Baru sejatinya mengubah Negara Wano menjadi kekaisaran bajak laut tanpa hukum di mana kekerasan dan perbudakan akan menjadi ciri khasnya.
Ibu kota pun rencananya akan berpindah dari Ibu Kota Bunga ke Onigashima.
Semua hal itu dilakukan Kaido untuk mendapatkan One Piece dan pada akhirnya, menguasai dunia.
Kaido memutuskan untuk mengakhiri era lama Negara Wano dengan mengeksekusi Kozuki Momonosuke, bocah penerus shogun Wano sebenarnya.
Namun sebelum eksekusi, setengah meledek, dia memberi kesempatan pada Momonosuke yang disalib di panggung pertunjukan untuk mengingkari identitasnya demi menghindari eksekusi.
Namun alih-alih menyangkal, Momonosuke mengumumkan jati dirinya yang sebenarnya sebagai penerus shogun yang sah.
Di tempat lain, Yamato, putri Kaido, berusaha meyakinkan Luffy tentang tekadnya untuk melawan Kaido, ayahnya sendiri, sekaligus mengutarakan keinginannya untuk melaut bersama kru Luffy.
Cerita punya cerita, ternyata Yamato pernah bertemu Ace, kakak Luffy, bertahun-tahun silam saat Ace berlabuh di Wano.
Namun karena dikekang dengan borgol sejak kecil dan bakal mati meledak jika meninggalkan pulau, Yamato terpaksa melupakan harapannya untuk ikut melaut bersama Ace.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Di sisi lain, walau sempat meragukan Yamato karena terus mengaku sebagai Kozuki Oden, Luffy yang melihat besarnya tekad dan kesungguhan Yamato, akhirnya setuju untuk membebaskan Yamato dari borgol yang mengekangnya selama dua puluh tahun ini.
Setelah berhasil melepas borgol tersebut, Luffy melemparkannya jauh-jauh.
Di luar dugaan mereka berdua, borgol tersebut benar-benar meledak.
Yamato yang sempat meragukan ayahnya bakal tega meledakkan putrinya sendiri apabila meninggalkan pulau, kini menjadi yakin sepenuhnya dan murka kepada Kaido, ayahnya.
Bersamaan dengan Momo yang mengumumkan identitasnya, lalu disusul isak tangis ketakutannya akan mati dieksekusi Kaido, bom borgol Yamato meledak hebat mengejutkan semua yang ada di tempat pesta.
Tidak lama kemudian, rombongan Sembilan Samurai Sarung Pedang Merah tiba-tiba merangsek menuju Kaido dengan kekuatan penuh.
Dengan demikian, perang perebutan kemerdekaan Wano sekaligus pembalasan dendam atas kematian Oden pun resmi dimulai.
Kaido yang tidak waspada jatuh dari panggung oleh serangan tersebut sampai ke lantai bawah tanah.
Semua bawahan Kaido yang menghadiri pesta pun jadi siaga penuh, menyadari bahwa ada penyusup di tengah mereka.
Saat mereka hendak membantu Kaido, para samurai tahanan Udon yang berbaur dalam pesta membuka samaran mereka.
Dengan demikian para bajak laut bawahan Kaido pun berhadapan dengan para samurai Udon.
Serangan para samurai Oden sebenarnya tidak sangat dahsyat bagi makhluk sekelas Kaido.
Namun bayang-bayang Oden begitu memengaruhinya hingga di luar dugaannya, serangan para samurai Oden berhasil menorehkan banyak luka.
Hal yang mengejutkan dirinya sendiri juga anak buahnya yang menyaksikan duel mereka.
Setelah pulih dari keterkejutannya, Kaido pun berubah wujud menjadi naga dan terbang hingga mencapai atap kubah istananya.
Kin’emon dan kawan-kawan dengan sigap bergelantungan pada sisik naga Kaido dan ikut terbang.
Di sana, di bawah cahaya rembulan, Kaido mulai serius meladeni tantangan bertarung para samurai yang siap mati melawannya dan anak buahnya.
Di bagian lain pertempuran, Sanji berhasil membebaskan belenggu Momonosuke dari salib dengan mengaktifkan salah satu fungsi pada kostum Germa yang membuatnya jadi tak kasat mata.
Sayangnya, di akhir, aksinya ketahuan King, salah seorang bawahan Kaido yang terkuat.
King menyeruduk Sanji tanpa ampun dengan wujud pteranodon.
Hanya berkat ketangguhan kostum Germa, Sanji berhasil selamat dari maut.
Sementara itu, Luffy yang hendak menyusul Kin’emon dan kawan-kawan ke atap untuk menghadapi Kaido, kewalahan menghadapi Big Mom dan begitu banyak kru Bajak Laut Hewan Buas yang terdiri dari beragam makhluk jejadian gabungan antara manusia dan hewan.
Bukan ide bagus bila Big Mom terus mengikutinya sampai ke atap sehingga hanya akan menambah musuh.
Syukurnya perhatian Big Mom teralihkan ketika senjatanya, Zeus, dirampas Nami.
Saat Nami terdesak akan diserang Big Mom, Franky dan Brook pun muncul dan berhasil menghambat Big Mom.
Dibantu Jinbe dan Robin, entah bagaimana mereka berhasil menyingkirkan Big Mom untuk sementara.
Lalu seperti apa peran Yamato dalam pertempuran di Pulau Onigashima ini? Kekacauan apa lagi yang akan timbul? Mampukah aliansi Luffy menundukkan sang naga legendaris Kaido beserta jajaran anak buahnya juga Big Mom?
Simak kelanjutan serunya perang Wano dalam One Piece 98 yang telah terbit sejak tanggal 9 Februari 2022 dan sudah bisa kamu pesan di Gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan untuk membeli komiknya dengan harga yang lebih hemat. Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya!