Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak Sejarah Ikan Cupang Berikut Ini, Si Kecil yang Cantik dan Memikat Mata

Kompas.com - 30/01/2022, 20:00 WIB
Sumber Foto: Pexels.com
Rujukan artikel ini:
Budi Daya, Bisnis, & Kontes…
Pengarang: Hermanus J. Haryanto
|
Editor Novia Putri Anindhita

Semenjak pandemi COVID-19 mulai merebak, banyak orang yang harus membiasakan diri untuk melakukan seluruh aktivitasnya di rumah saja, termasuk mencari kegiatan atau hobi yang mampu membunuh kebosanan.

Selain harus mampu beradaptasi dengan gaya hidup baru, pandemi pun secara tidak langsung berhasil memunculkan tren hobi yang kembali naik akibat ruang lingkup yang terbatas di rumah saja.

Beberapa hobi tersebut, seperti merawat tanaman hias, berolahraga melalui gawai, hingga memelihara ikan cupang yang ternyata mampu membunuh kecemasan serta kekhawatiran akibat merebaknya virus COVID-19 ini.

Namun, ternyata sebelum kembali menjadi populer akibat pandemi, tren memelihara ikan cupang juga telah diminati sejak tahun 90-an.

Di mana pada saat itu ikan cupang tidak hanya dipelihara, tapi juga dijadikan ikan aduan, baik oleh orang dewasa maupun anak kecil.

Ikan bertubuh kecil dengan warna yang indah dan memesona ini, memang bisa dibilang menjadi ikan hias yang bisa dimiliki oleh siapa saja, karena range harganya yang cukup ekonomis sehingga mampu membuat semua orang bisa memeliharanya.

Akan tetapi, apakah selama ini kamu tahu akan sejarah dan asal usul dari ikan cupang? Jika jawabannya tidak, penjelasan berikut ini akan sangat pas untuk menjawab pertanyaan tadi dan rasa penasaranmu.

Sejarah Ikan Cupang

Beta splendens atau yang lebih dikenal dengan nama ikan cupang merupakan ikan yang berasal dari kawasan Asia Tenggara, seperti Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Malaysia.

Di alam bebas, ikan cupang biasanya hidup secara berkelompok dengan habitat di danau, sungai berarus tenang, rawa-rawa, dan telaga yang membuat ikan ini mampu hidup serta berkembang biak di sana.

Selama berada di alam liar, ikan cupang mengonsumsi jentik-jentik nyamuk, cacing kecil, hingga anak ikan yang membuat ikan cupang memiliki bentuk dan ukuran yang unik dengan sikap agresif untuk mempertahankan wilayahnya.

Selain digemari oleh orang Indonesia, ikan cupang juga mulai diminati di luar negeri, sehingga pada tahun 1960-an geliat perkembangan ikan cupang mulai melesat tajam akibat permintaan yang cukup tinggi untuk ikan hias bertubuh mini ini.

Ikan cupang sendiri telah ada semenjak ratusan tahun yang lalu di kawasan lembah Mekong, Kamboja, Laos, Thailand, Indonesia, Vietnam, hingga sebagian wilayah Tiongkok.

Maka tidak mengherankan jika ikan cupang seakan sudah menjadi budaya dan kebiasaan yang populer di Indonesia, karena memang habitat dan asal usul dari ikan hias yang satu ini memang terletak di kawasan Asia Tenggara.

Jenis-jenis Ikan Cupang

1. Double Tail

Ikan cupang double tail mempunyai ekor dengan dua cabang yang mampu memperlihatkan warna sirip yang cantik dan lebar, sehingga banyak diburu dan dicari oleh para penggemar ikan cupang.

Namun, harga ikan cupang jenis ini termasuk dalam kategori yang mahal sebab keberadaannya bisa dibilang cukup langka dan sulit untuk dikembangbiakkan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

2. Crown Tail

Sesuai dengan namanya, ikan cupang crown tail memiliki bentuk ekor yang menyerupai wujud mahkota saat dibalik dan mampu menunjukkan kecantikan dari warna dan bentuk siripnya tersebut.

Ikan cupang yang satu ini pun tergolong mahal sebab cukup sulit untuk menemukannya di pasaran, sehingga menjadi sasaran utama bagi kolektor ikan cupang untuk memilikinya.

3. Rose Tail

Ikan cupang rose tail mempunyai bentuk sirip ekor menyerupai bunga mawar yang mampu mengeluarkan keindahan yang memikat indra penglihatan, apalagi jika memiliki warna merah.

Ikan cupang jenis ini akan tampak sangat mengagumkan ketika berenang dan mengembangkan sirip ekornya karena akan tampak seperti bunga mawar yang sedang mekar.

4. Plakat

Berbeda dengan ketiga jenis ikan cupang yang telah disebut, ikan cupang plakat memiliki bentuk ekor yang jauh lebih kecil, tapi mempunyai corak dan warna yang tidak kalah cantik dan tegas.

Biasanya, jenis ikan cupang yang satu ini kerap dijadikan ikan cupang aduan, tapi alangkah baiknya jika tetap memelihara ikan hias tanpa harus menyakiti mereka.

Sebenarnya masih ada banyak sekali jenis-jenis ikan cupang lainnya, tapi keempat jenis ikan cupang ini bisa dikategorikan sebagai ikan cupang yang paling banyak dicari dan digemari.

Bagi kamu yang sekarang mulai tertarik untuk memelihara atau bahkan berencana budidaya ikan cupang, buku yang satu ini akan sangat cocok untuk kamu baca.

Buku Budi Daya, Bisnis, dan Kontes Cupang adalah sumber ilmu dan pedoman yang akan sangat cocok bagi kamu yang mau mendalami dunia ikan hias yang satu ini.

Buku ini akan membahas secara lengkap tentang jenis-jenis ikan cupang, seperti ikan cupang hibrida dan ikan cupang alam, agar kamu bisa membedakan dan mengetahui bentuk serta cara pemeliharaannya.

Tidak hanya itu, di sini kamu juga akan mendapatkan sedikit informasi mengenai kontes ikan cupang yang bisa membantu kamu menyiapkan ikan cupang dengan level kompetisi.

Buku Budi Daya, Bisnis, dan Kontes Cupang bisa kamu beli dan dapatkan di Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong banyak buku dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau