Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Terluka, Yang Mencinta

Kompas.com - 26/01/2022, 11:00 WIB
Sumber Foto: Dok. Gramedia Pustaka Utama
Rujukan artikel ini:
Finding Meaning: Mencari Makna Di…
Pengarang: DAVID KESSLER
|
Editor Novia Putri Anindhita

Finding

“I've never experienced loss because I've never had a loved one to lose. What is grief, if not love persevering?”

Kata-kata itu diucapkan oleh Vision, seorang android, pada Wanda dalam serial WandaVision di platform Disney+.

Ucapan Vision itu menarik perhatian banyak orang karena memuat satu kebenaran: pengalaman kehilangan selalu berkaitan dengan cinta.

Pemicu grief atau perasaan kehilangan itu sendiri bisa bermacam-macam.

Wanda, misalnya, berduka karena semua orang yang ia cintai, termasuk Vision, meninggal.

Contoh lain, patah hati karena orang yang kita cintai menikah dengan orang lain.

Meminjam lirik nyanyian Nella Kharisma, pacaran karo aku, rabine ro koncoku (pacaran sama aku, menikahnya sama temanku). Pedih!

Pertanyaannya kemudian, bagaimana sebaiknya kita kelola perasaan kehilangan itu? Kalau sedang dilanda kesedihan yang teramat dalam, apakah kita masih bisa berpikir dengan jernih?

David Kessler menawarkan bantuan.

Ia menulis Finding Meaning: Mencari Makna di Balik Dukacita, yang kini telah diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama.

Inspirasi di Dalam Buku Finding Meaning: Mencari Makna di Balik Dukacita

Dalam buku itu, setidaknya kita dapat menarik tiga inspirasi.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Pertama, David Kessler membantu kita untuk meyakini bahwa setiap peristiwa kehilangan dan semua penderitaan yang diakibatkannya memiliki makna.

Dengan kita mencari makna, tidak berarti kedukaan kita menipis atau jadi lebih sedikit—dapat saja kekosongan yang ditinggalkan tak akan pernah terisi lagi, tapi saat kita mampu menemukannya, makna itu akan menyembuhkan.

Kedua, makna menolong kita untuk berhadapan dengan aneka macam tantangan dalam kedukaan.

Salah satunya, pergulatan dengan pertanyaan mengapa.

Kenapa orang yang kucintai harus pergi secepat ini? Mengapa bukan aku saja yang mengalami hal itu? Bagaimana mungkin Tuhan tak menyelamatkan? Makna memberi kita perspektif baru untuk menumbuhkan harapan yang lunglai.

Ketiga, kita dituntun untuk pada akhirnya melihat wajah lain dari kepedihan, yaitu cinta.

Makin dalam cinta yang kita miliki, makin dalam pula kepedihan yang kita rasakan.

Namun, cinta itu pulalah yang memungkinkan kita untuk memaknai penderitaan.

Kematian atau kepergian orang-orang yang kita kasihi bisa saja memutus kebersamaan kita secara fisik, tapi tak pernah cukup kuat untuk mengakhiri cinta kita pada mereka.

Menurut saya, buku ini menawarkan inspirasi penting yang mampu membantu kita melampaui lima tahap kedukaan, dan perlahan-lahan menuju pemaknaan yang memulihkan sekaligus membesarkan hati.

Sebagai penutup, saya ingin mengutip kata-kata Winnie the Pooh, karakter beruang menggemaskan ciptaan penulis Inggris A.A. Milne, yang layak jadi pegangan, terutama saat kita terluka:

“Jika suatu hari tiba ketika kita tak bisa bersama-sama, simpan aku dalam hatimu, aku akan berada di sana selamanya.”

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau