Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar 10 Negara dengan Utang Terbanyak, Penasaran Indonesia Berada di Posisi Berapa?

Kompas.com - 15/01/2022, 13:00 WIB
Sumber Gambar: Freepik.com
Rujukan artikel ini:
Mengarungi Badai Pandemi
Pengarang: Tim Penulis Surat Utang…
|
Editor Novia Putri Anindhita

Dengan banyaknya proyek yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia, seperti pembangunan besar-besaran jalan tol dan Jurassic Park di Pulau Komodo, serta sulitnya perekonomian di masa pandemi, banyak masyarakat yang bertanya-tanya terkait Utang Luar Negeri (ULN) yang saat ini tengah dimiliki oleh Indonesia.

Berdasarkan laporan yang diperoleh dari Bank Indonesia (BI), ULN Indonesia telah mengalami peningkatan sebesar 3,7% menjadi sebanyak US$ 423,1 miliar atau setara dengan Rp 6000 triliun.

Namun ternyata, kenaikan Utang Luar Negeri ini tidak hanya dialami oleh Indonesia saja.

Menurut International Debt Statistics 2011, telah terjadi peningkatan ULN sebesar 5,4% dari tahun sebelumnya, menjadi sebanyak US$ 8,1 triliun yang ditotal dari 120 negara.

Nilai tukar mata uang negara terhadap dollar AS yang terus mengalami perubahan tiap tahunnya menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan Utang Luar Negeri ini.

Penasaran negara mana saja yang memiliki Utang Luar Negeri terbanyak di tahun 2021 lalu?

10 Negara dengan Utang Terbanyak

Berikut adalah daftar 10 negara dengan utang terbanyak tahun 2021 berdasarkan data dari World Bank atau Bank Dunia.

  1. 1. China, dengan ULN sebesar US$ 2,1 triliun
  2. Brasil, dengan ULN sebesar US$ 569,39 miliar
  3. India, dengan ULN sebesar US$ 560,03 miliar
  4. Rusia, dengan ULN sebesar US$ 490,72 miliar
  5. Meksiko, dengan ULN sebesar US$ 469,72 miliar
  6. Turki, dengan ULN sebesar US$ 440,78 miliar
  7. Indonesia, dengan ULN sebesar US$ 423,1 miliar
  8. Argentina, dengan ULN sebesar US$ 279,30 miliar
  9. Afrika Selatan, dengan ULN sebesar US$ 188,10 miliar
  10. Thailand, dengan ULN sebesar US$ 180,23 miliar

China sebagai negara dengan utang terbanyak memiliki total Utang Luar Negeri yang setara dengan sekitar 26% dari keseluruhan utang negara-negara berpendapatan rendah-menengah yang dijumlahkan.

Keseluruhan ULN yang dimiliki oleh China tersebut mengalami kenaikan sebesar 8% dibandingkan sebelumnya

Meskipun berada di posisi pertama sebagai negara dengan ULN terbanyak, menurut Harvard Bussiness Review, China juga telah banyak memberikan bantuan dana kepada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Masih dilansir berdasarkan sumber yang sama, lebih dari 5% total GDP (Gross Domestic Product) yang didapatkan oleh China merupakan dana yang dipinjamkan kepada negara-negara berkembang dan juga institusi internasional.

Oleh sebab itu, meskipun memiliki Utang Luar Negeri yang besar, tidak diketahui dengan pasti berapa jumlah dana yang dipinjamkan oleh China kepada negara-negara lain.

Kenaikan Utang Luar Negeri Indonesia

Total Utang Luar Negeri yang dimiliki oleh Indonesia sebesar US$ 423,1 miliar merupakan akumulasi yang terus mengalami peningkatan sejak tahun 2009 lalu, yaitu sebesar US$ 179,40 miliar.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Namun, kenaikan Utang Luar Negeri Indonesia ini diimbangi dengan GDP atau PNB (Pendapatan Nasional Bruto) yang juga mengalami peningkatan.

PNB Indonesia pada tahun 2019, yaitu sebesar US$ 1.085,71 miliar, meningkat hampir dua kali lipat dari PNB tahun 2009 sebesar US$ 520,69 miliar.

Kenaikan PNB ini menyebabkan rasio ULN terhadap PNB cenderung stabil, yaitu pada kisaran 37%.

Nah, itulah daftar 10 negara yang memiliki utang terbanyak menurut Bank Dunia dengan Indonesia berada di posisi ketujuh.

Kamu bisa mengetahui seluk-beluk mengenai Utang Luar Negeri ini dengan lebih dalam melalui membaca buku.

Jika kamu penasaran terkait Utang Luar Negeri Indonesia di kala pandemi saat ini, buku Mengarungi Badai Pandemi: Kisah di Balik Layar Para Pengelola Surat Utang Negara yang ditulis langsung oleh tim penulis dari Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan ini bisa menjadi pilihan.

Buku ini membahas mengenai proses implementasi kebijakan dalam rangka memenuhi pembiayaan untuk penanganan kesehatan, perlindungan sosial, dan pemulihan ekonomi sosial selama pandemi Covid-19 melalui penerbitan Surat Utang Negara yang ditulis dengan bahasa yang ringan sehingga menarik untuk disimak.

Meskipun ditulis dengan bahasa yang santai agar mudah dicerna oleh orang awam, namun hal ini tidak mengurangi substansi yang ingin disampaikan oleh tim penulis terkait proses pengambilan kebijakan di tengah situasi yang sulit ini untuk mencapai solusi yang cepat dan tepat.

Pandemi Covid-19 ini telah memberikan tantangan yang luar biasa kepada pemerintah dan membuat negara menjadi tertekan oleh pembatasan kegiatan ekonomi yang perlu diterapkan untuk mencegah semakin mewabahnya penyakit.

Buku setebal 238 halaman ini akan membantu kamu dalam memberikan gambaran mengenai tantangan yang dihadapi oleh para pengelola Surat Utang Negara untuk memenuhi pembiayaan APBN dalam rangka penanganan pandemi Covid-19.

Jika kamu tertarik untuk membaca bukunya, kamu bisa mendapatkan buku Mengarungi Badai Pandemi: Kisah di Balik Layar Para Pengelola Surat Utang Negara ini dengan membelinya melalui online di Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau