Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Contoh Kasus Kenakalan Remaja dan Solusinya

Kompas.com, 25 November 2025, 11:00 WIB
Contoh Kasus Kenakalan Remaja Sumber Gambar: Freepik.com Contoh Kasus Kenakalan Remaja
Rujukan artikel ini:
Non-Toxic Parenting: Memahami dan Menghadapi…
Pengarang: Dk Publishing
Penulis Rofik
|
Editor Novia Putri Anindhita

Kenakalan remaja bukan hal baru di masyarakat, tapi belakangan ini kasusnya makin sering kita dengar, mulai dari tawuran, perundungan, hingga penyalahgunaan media sosial.

Semua itu jadi cerminan bahwa masa remaja memang masa yang rentan, di mana emosi dan pencarian jati diri sering kali belum seimbang.

Tapi tenang, bukan berarti semua remaja akan terjerumus ke hal negatif, kok.

Dengan pemahaman yang tepat dan dukungan dari lingkungan, kenakalan remaja bisa dicegah bahkan diubah jadi peluang untuk tumbuh lebih baik.

Nah, berikut ini beberapa contoh kasus kenakalan remaja dan solusi bijak untuk mengatasinya.

Contoh Kasus Kenakalan Remaja

1. Tawuran Antar Pelajar

Tawuran antar pelajar jadi salah satu bentuk kenakalan remaja yang paling sering muncul dan bahkan dianggap biasa di beberapa daerah.

Padahal, perilaku ini bisa menimbulkan dampak serius, mulai dari luka fisik, trauma psikologis, hingga kematian.

Beberapa kasus tawuran terjadi karena hal sepele, seperti saling ejek di media sosial, rasa gengsi, atau solidaritas kelompok yang salah arah.

Misalnya, pelajar dari dua sekolah berbeda saling menantang hanya karena ingin menunjukkan siapa yang lebih kuat atau lebih “berani”.

Di balik itu, biasanya ada faktor emosional yang belum terkontrol dan minimnya pembinaan karakter di lingkungan sekolah maupun keluarga.

2. Penyalahgunaan Media Sosial

Penyalahgunaan media sosial jadi salah satu kasus kenakalan remaja yang makin sering terjadi di era digital.

Bentuknya beragam, mulai dari cyberbullying, penyebaran hoaks, ujaran kebencian, hingga membagikan konten pribadi tanpa izin.

Meski terlihat sederhana, perilaku ini bisa memicu konflik nyata di dunia offline dan berdampak besar bagi psikologis korban maupun pelakunya.

Salah satu contoh yang sering terjadi adalah remaja yang melakukan bullying terhadap teman sekelas lewat komentar jahat, meme yang menghina, atau menyebarkan informasi pribadi tanpa persetujuan.

Selain itu, juga ada kasus remaja yang asal membagikan video sensitif hanya untuk mencari perhatian atau dianggap keren di lingkungannya.

Di balik tindakan itu, biasanya ada rasa ingin diakui, kurangnya empati, dan minimnya pemahaman tentang jejak digital.

3. Bullying di Lingkungan Sekolah

Bullying di lingkungan sekolah merupakan salah satu kasus kenakalan remaja yang paling sering terjadi.

Bentuknya bermacam-macam, seperti ejekan, pengucilan, intimidasi fisik, perusakan barang, hingga penghinaan di ruang kelas maupun grup chat sekolah.

Biasanya, bullying terjadi karena adanya keinginan pelaku untuk merasa dominan, kebutuhan akan pengakuan, kurangnya kontrol emosi, atau faktor lingkungan yang membiarkan perilaku tersebut berlangsung.

Contoh yang sering ditemui adalah siswa yang mendapat ejekan setiap hari karena penampilan fisiknya, latar belakang keluarga, atau prestasi akademik.

Ada pula korban yang dipaksa memberikan uang jajan, dibentak, hingga mengalami perundungan verbal yang membuatnya takut datang ke sekolah.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Kasus seperti ini sering tidak terlihat karena korban memilih diam atau merasa tidak memiliki tempat aman untuk bercerita.

Upaya Pencegahan dan Penanganan

1. Peran Sekolah dalam Menciptakan Lingkungan Aman

Pihak sekolah memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan lingkuman aman bagi seluruh siswa.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan sekolah antara lain membuat aturan tegas dan konsisten terkait perilaku siswa, menyediakan layanan konseling, membangun budaya disiplin dan empati melalui kegiatan positif, dan menjadi tempat aman bagi korban.

2. Peran Guru sebagai Pengawas dan Teladan

Guru bertanggung jawab untuk mengawasi perilaku siswa baik di kelas maupun di lingkungan sekolah.

Guru harus mengenali tanda-tanda perilaku bermasalah, menjalin komunikasi yang hangat dengan siswa, dan memberikan contoh sikap baik agar remaja merasa dihargai serta lebih mudah diarahkan ke perilaku yang positif.

Kehadiran guru sangat penting untuk mencegah kenakalan dan menciptakan lingkungan yang aman bagi semua siswa.

3. Peran Orang Tua dalam Pengasuhan dan Pengawasan

Selain pihak sekolah dan guru, peran orang tua terhadap pengasuhan anak remaja sangatlah penting.

Orang tua dapat mencegah kenakalan dengan memberikan perhatian, batasan yang jelas, komunikasi terbuka, serta keterlibatan aktif dalam keseharian anak sehingga mereka merasa diperhatikan dan memiliki tempat pulang yang aman secara emosional.

4. Peran Teman Sebaya untuk Saling Menjaga

Teman sebaya dapat membantu dengan tidak membiarkan perilaku negatif terus berkembang, berani menegur dengan cara baik, serta mendukung teman yang menjadi korban agar tidak merasa sendirian dan berani mencari bantuan.

5. Peran Masyarakat dalam Mengawasi Lingkungan Sosial

Lingkungan sekitar dapat berkontribusi melalui ronda sosial, kegiatan kepemudaan, serta komunitas positif yang menyediakan ruang aman bagi remaja untuk berkembang tanpa tekanan atau pengaruh buruk.

6. Peran Aparat dan Pihak Berwenang dalam Kasus Serius

Jika kenakalan sudah mengarah pada tindakan berbahaya atau kriminal, aparat seperti pihak kepolisian, dinas pendidikan, dan lembaga perlindungan anak perlu dilibatkan untuk memastikan penanganan profesional dan perlindungan hukum.

7. Peran Media dalam Edukasi Publik

Media dapat membantu mencegah kenakalan remaja dengan menghadirkan konten edukatif, kampanye anti-kekerasan, serta pemberitaan yang tidak mempengaruhi remaja melakukan tindakan serupa, melainkan mengajak mereka berpikir lebih bijak.

Dengan kolaborasi berbagai pihak ini, pencegahan dan penanganan kenakalan remaja menjadi lebih efektif karena setiap lingkungan tempat remaja tumbuh ikut memainkan peran penting.

Berbagai contoh kasus kenakalan remaja memang menunjukkan bahwa masa remaja adalah fase yang penuh tantangan, tapi bukan berarti kamu atau generasi di sekitarmu harus terjebak dalam lingkaran masalah itu selamanya.

Pada akhirnya, pencegahan dan solusi selalu kembali pada bagaimana kita membangun lingkungan yang sehat, baik di rumah, sekolah, komunitas, hingga dunia digital.

Setiap langkah kecil dilakukan untuk memahami, mengawasi, atau memberikan dukungan bisa membuat perbedaan besar bagi remaja yang sedang mencari arah hidupnya.

Seperti dalam buku Non-Toxic Parenting: Memahami dan Menghadapi Persoalan Remaja.

Buku parenting ini akan memberikan penjelasan mengenai cara ideal untuk merespons tingkah laku anak usia remaja.

Mulai dari apa yang seharusnya dilakukan saat anak remaja membanting pintu, memberikan batasan dalam berinternet, tekanan teman sebaya, hingga tanggung jawab di sekolah.

Melalui buku ini diharapkan dapat membantu para orang tua dalam memahami dan mengatasi kenakalan anak usia remaja dengan rasa penuh percaya diri.

Dapatkan segera buku Non-Toxic Parenting hanya di Gramedia.com!

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

5 Rekomendasi Film Indonesia yang Sedih, Siap Bikin Baper

5 Rekomendasi Film Indonesia yang Sedih, Siap Bikin Baper

buku
Buku Certified Hunger Manifesto Tampil di Acara Asia HRBP Forum 2025 Kuala Lumpur

Buku Certified Hunger Manifesto Tampil di Acara Asia HRBP Forum 2025 Kuala Lumpur

buku
Cara Perkembangbiakan Hewan untuk Menjaga Kelestarian Spesiesnya

Cara Perkembangbiakan Hewan untuk Menjaga Kelestarian Spesiesnya

buku
Siapa Bapak Demokrasi Dunia? Kenali Tokoh-Tokoh Besar di Baliknya

Siapa Bapak Demokrasi Dunia? Kenali Tokoh-Tokoh Besar di Baliknya

buku
Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau