Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 3 Sistem Ekonomi Dunia yang Perlu Anda Ketahui

Kompas.com - 18/11/2025, 14:00 WIB
Economics 101 Sumber Gambar: Freepik.com Economics 101
Rujukan artikel ini:
Economics 101: Segala Hal yang…
Pengarang: Alfred Mill & Michele…
|
Editor Novia Putri Anindhita

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa beberapa negara begitu kaya, sementara negara lain tetap miskin meski memiliki sumber daya alam yang melimpah? Atau mengapa beberapa kelompok masyarakat pribumi mengalami keterbelakangan ekonomi meskipun hidup di wilayah yang kaya potensi alam? Pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan erat dengan cara sebuah masyarakat mengelola sumber daya yang terbatas.

Dalam ilmu ekonomi, hal ini bisa dipahami melalui kajian sistem ekonomi yang berbeda-beda.

Setiap masyarakat, untuk bertahan hidup, harus menentukan cara terbaik menggunakan sumber daya yang langka, seperti lahan, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan.

Para ekonom menyimpulkan bahwa untuk mengelola kelangkaan, setiap masyarakat perlu menjawab tiga pertanyaan mendasar: apa yang akan diproduksi, bagaimana cara memproduksinya, dan untuk siapa hasil produksi tersebut ditujukan.

Sejarah menunjukkan bahwa manusia telah mengembangkan berbagai sistem untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, termasuk ekonomi tradisional, ekonomi komando, dan ekonomi pasar.

Selain itu, kombinasi dari ketiga sistem ini juga berkembang menjadi bentuk lain seperti komunisme, sosialisme, dan kapitalisme.

Ekonomi Tradisional

Ekonomi tradisional adalah sistem yang menjawab pertanyaan-pertanyaan ekonomi berdasarkan tradisi.

Misalnya, suku San di Kalahari, yang hidup di salah satu lingkungan paling keras di dunia, telah membagi pekerjaan berdasarkan gender untuk bertahan hidup.

Perempuan mengumpulkan makanan, sedangkan pria berburu.

Hasilnya kemudian dibagikan kepada seluruh anggota suku.

Dalam sistem ini, stabilitas dan kesinambungan lebih diutamakan daripada inovasi.

Konsep kepemilikan pribadi hampir tidak dikenal, dan masyarakat hidup saling bergantung, merawat yang tua, muda, lemah, dan penyandang disabilitas.

Seiring berkembangnya pertanian dan kebutuhan penyimpanan hasil panen, masyarakat tradisional mulai membutuhkan sistem yang lebih terstruktur.

Keputusan tentang jenis tanaman yang ditanam, jumlah panen yang disimpan, dan distribusinya semakin memerlukan perencanaan, yang pada akhirnya memunculkan sistem ekonomi komando.

Ekonomi Komando

Sistem ekonomi komando ditandai oleh pengambilan keputusan yang terpusat.

Pemimpin atau sekelompok orang yang berkuasa menentukan apa yang akan diproduksi, bagaimana cara produksinya, dan untuk siapa barang tersebut ditujukan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Sejarah mencatat contoh sistem ini, mulai dari peradaban kuno seperti Mesir Kuno hingga negara-negara komunis modern.

Firaun Mesir memerintahkan pembangunan piramida dengan tenaga kerja budak, sedangkan rencana lima tahun Stalin di Uni Soviet mengubah masyarakat agraris menjadi negara industri, meski dengan biaya manusia yang sangat tinggi.

Kelemahan utama sistem komando adalah kurangnya perhatian terhadap kebutuhan individu.

Properti dimiliki oleh negara, inovasi dan individualitas dibatasi, dan insentif untuk produktivitas rendah.

Contohnya dapat dilihat di Korea Utara, di mana banyak pekerja tidak memiliki motivasi untuk berproduksi karena tidak ada penghargaan pribadi yang nyata.

Ekonomi Pasar

Sebaliknya, ekonomi pasar bergerak dari bawah ke atas.

Individu menentukan sendiri apa yang diproduksi, bagaimana memproduksinya, dan untuk siapa barang tersebut ditujukan.

Kebebasan ini mendorong inovasi, produktivitas, dan efisiensi, sekaligus menciptakan keberagaman barang dan jasa yang lebih tinggi dibanding sistem tradisional maupun komando.

Contoh ekonomi pasar dapat ditemukan di Amerika Serikat, Australia, Hongkong, dan Selandia Baru.

Namun, sistem pasar juga memiliki kelemahan.

Mereka yang tidak mampu atau tidak mau berproduksi berisiko tersisih dari manfaat ekonomi.

Sistem ini menekankan bahwa kesejahteraan tergantung pada kemampuan individu untuk berpartisipasi dalam produksi dan perdagangan.

Sistem ekonomi yang berbeda memberikan gambaran bagaimana manusia mengelola kelangkaan.

Dari tradisional, komando, hingga pasar, setiap sistem memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Pemahaman tentang sistem ini penting untuk melihat mengapa beberapa negara bisa kaya sementara lainnya tetap miskin, serta bagaimana peran pemerintah dan masyarakat dalam membangun ekonomi yang sejahtera.

Ingin memahami ekonomi dengan cara yang mudah dan menyenangkan? Dapatkan buku Economics 101 di toko buku Gramedia atau Gramedia.com sekarang juga dan pelajari bagaimana setiap pilihan ekonomi membentuk kehidupan kita!

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

5 Rekomendasi Film Indonesia yang Sedih, Siap Bikin Baper

5 Rekomendasi Film Indonesia yang Sedih, Siap Bikin Baper

buku
Buku Certified Hunger Manifesto Tampil di Acara Asia HRBP Forum 2025 Kuala Lumpur

Buku Certified Hunger Manifesto Tampil di Acara Asia HRBP Forum 2025 Kuala Lumpur

buku
Cara Perkembangbiakan Hewan untuk Menjaga Kelestarian Spesiesnya

Cara Perkembangbiakan Hewan untuk Menjaga Kelestarian Spesiesnya

buku
Siapa Bapak Demokrasi Dunia? Kenali Tokoh-Tokoh Besar di Baliknya

Siapa Bapak Demokrasi Dunia? Kenali Tokoh-Tokoh Besar di Baliknya

buku
Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau