Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Pendidikan di Indonesia: Tantangan dan Upaya Perbaikannya

Kompas.com - 19/11/2025, 14:00 WIB
Kualitas Pendidikan di Indonesia Sumber Gambar: Freepik.com Kualitas Pendidikan di Indonesia
Rujukan artikel ini:
Menjaga dan Memaksimalkan Kecerdasan Otak
Pengarang: Yuda Turana
Penulis Rofik
|
Editor Novia Putri Anindhita

Pendidikan jadi salah satu kunci utama untuk membangun masa depan yang lebih baik, tapi sayangnya, kualitas pendidikan di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan.

Dari kesenjangan fasilitas antar daerah, kualitas guru, hingga akses pendidikan yang belum merata, semua faktor ini masih jadi PR besar yang perlu diselesaikan bersama.

Artikel ini akan mengajak kamu melihat bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia saat ini, tantangan yang dihadapi, serta berbagai upaya yang sedang dan bisa dilakukan untuk memperbaikinya.

Gambaran Umum Kualitas Pendidikan di Indonesia Saat Ini

Kondisi kualitas pendidikan di Indonesia bisa dibilang masih belum sepenuhnya merata.

Di satu sisi, ada kemajuan nyata seperti meningkatnya angka partisipasi sekolah dan semakin banyaknya program pemerintah untuk mendukung pendidikan gratis serta digitalisasi belajar.

Namun di sisi lain, masih ada kesenjangan besar antara daerah perkotaan dan pedesaan, terutama dalam hal fasilitas, tenaga pengajar, dan akses teknologi.

Berdasarkan data dari berbagai survei internasional seperti PISA (Programme for International Student Assessment), kemampuan literasi, numerasi, dan sains siswa Indonesia berada di bawah rata-rata negara OECD.

Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ruang untuk meningkatkan cara belajar, metode pengajaran, dan kualitas kurikulum yang diterapkan di sekolah.

Selain itu, tantangan juga datang dari kesejahteraan guru dan sistem evaluasi yang belum sepenuhnya mendukung peningkatan kompetensi secara berkelanjutan.

Banyak guru yang sudah berdedikasi tinggi, tapi belum mendapatkan pelatihan atau fasilitas yang memadai untuk mengembangkan kemampuan mengajarnya.

Namun, di tengah berbagai keterbatasan itu, muncul harapan baru dari inisiatif-inisiatif pendidikan berbasis teknologi dan komunitas.

Banyak platform belajar digital, program literasi, hingga gerakan sosial yang berupaya menjembatani kesenjangan pendidikan.

Jadi, meskipun kualitas pendidikan di Indonesia masih perlu banyak perbaikan, arah perubahan menuju sistem yang lebih inklusif dan adaptif sudah mulai terlihat.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Rendahnya Kualitas Pendidikan

Ada banyak hal yang memengaruhi kenapa kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.

Faktor-faktor ini saling berkaitan dan berdampak langsung pada proses belajar-mengajar di sekolah.

Berikut beberapa di antaranya:

1. Kesenjangan Fasilitas dan Infrastruktur

Belum semua sekolah di Indonesia memiliki fasilitas yang memadai.

Di daerah perkotaan, sekolah biasanya sudah dilengkapi ruang kelas nyaman, laboratorium, dan akses internet.

Namun, di daerah terpencil masih banyak sekolah yang kekurangan sarana dasar seperti meja, buku, bahkan bangunan yang layak.

Kondisi ini jelas berpengaruh pada efektivitas belajar siswa.

2. Kualitas dan Kesejahteraan Guru

Guru adalah ujung tombak pendidikan, tapi banyak yang masih menghadapi tantangan dalam hal pelatihan, gaji, dan beban kerja.

Tidak semua guru mendapat kesempatan mengikuti pengembangan kompetensi, sementara tuntutan kurikulum terus berubah.

Akibatnya, kemampuan mengajar dan adaptasi terhadap teknologi pendidikan pun belum merata.

3. Kurikulum yang Kurang Relevan

Kurikulum pendidikan sering kali belum selaras dengan kebutuhan dunia nyata atau perkembangan zaman.

Banyak siswa belajar teori tanpa tahu penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini membuat pelajaran terasa membosankan dan tidak kontekstual.

4. Ketimpangan Akses Pendidikan

Faktor ekonomi dan geografis masih menjadi penghambat utama bagi sebagian anak untuk mendapatkan pendidikan layak.

Biaya transportasi, kurangnya tenaga pengajar di daerah pelosok, hingga keterbatasan akses internet membuat banyak siswa tertinggal dalam pembelajaran.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

5. Minimnya Dukungan dari Lingkungan dan Orang Tua

Tidak semua keluarga menyadari pentingnya pendidikan.

Di beberapa daerah, anak-anak masih lebih didorong untuk bekerja membantu keluarga daripada bersekolah.

Selain itu, kurangnya keterlibatan orang tua dalam proses belajar juga membuat anak kurang termotivasi untuk berprestasi.

6. Sistem Evaluasi yang Kurang Efektif

Penilaian hasil belajar di Indonesia masih cenderung berfokus pada ujian tertulis dan nilai akhir, bukan pada proses berpikir kritis atau kemampuan problem solving.

Akibatnya, siswa lebih sibuk menghafal daripada benar-benar memahami materi.

Keseluruhan faktor ini membentuk tantangan kompleks yang perlu diatasi secara menyeluruh, bukan hanya dari sisi sekolah dan guru, tapi juga dukungan dari pemerintah agar kualitas pendidikan bisa meningkat secara merata di seluruh Indonesia.

Upaya dan Solusi untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, guru, hingga masyarakat.

Upaya ini tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi perlu strategi yang terarah dan berkelanjutan.

Berikut beberapa solusi yang bisa diterapkan:

1. Peningkatan Kompetensi dan Kesejahteraan Guru

Guru memegang peran penting dalam keberhasilan pendidikan.

Oleh karena itu, pelatihan rutin, sertifikasi profesional, dan peningkatan kesejahteraan perlu menjadi prioritas.

Guru yang sejahtera dan terus belajar akan lebih termotivasi serta mampu mengajar dengan metode yang inovatif dan relevan dengan perkembangan zaman.

2. Pemerataan Fasilitas dan Akses Pendidikan

Pemerintah perlu memastikan bahwa semua sekolah, baik di kota maupun di pelosok, mendapat fasilitas yang layak.

Pembangunan infrastruktur pendidikan, penyediaan buku, internet, dan perangkat digital akan membantu mengurangi kesenjangan akses belajar antar daerah.

3. Reformasi Kurikulum agar Lebih Kontekstual

Kurikulum harus menyesuaikan dengan kebutuhan masa kini yang menekankan kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas.

Pembelajaran sebaiknya lebih menekankan pemahaman konsep daripada hafalan, serta mendorong siswa untuk aktif dalam proses belajar.

4. Pemanfaatan Teknologi

Teknologi bisa menjadi jembatan untuk memperluas akses dan kualitas pendidikan.

Melalui platform belajar online, video pembelajaran, dan aplikasi interaktif, siswa di mana pun bisa mendapatkan pengalaman belajar yang menarik dan berkualitas tinggi.

5. Peningkatan Peran Orang Tua dan Masyarakat

Pendidikan tidak hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga dan lingkungan.

Orang tua perlu terlibat aktif dalam mendampingi anak belajar di rumah, sementara masyarakat bisa mendukung dengan menciptakan ekosistem belajar yang positif dan inklusif.

6. Penguatan Pendidikan Karakter dan Keterampilan Hidup

Selain akademik, pendidikan juga harus menanamkan nilai moral, empati, tanggung jawab, dan kemandirian.

Dengan begitu, siswa tidak hanya pintar secara intelektual, tetapi juga siap menghadapi tantangan kehidupan sosial dan dunia kerja.

7. Evaluasi dan Monitoring yang Berkelanjutan

Pemerintah perlu terus memantau efektivitas program pendidikan melalui evaluasi berbasis data.

Dengan sistem pemantauan yang transparan dan terukur, kebijakan bisa disesuaikan agar hasilnya benar-benar berdampak pada peningkatan kualitas belajar siswa.

Kamu sudah tahu sekarang, tantangan pendidikan di Indonesia memang tidak sedikit, tapi bukan berarti tidak bisa diatasi.

Dengan kerja sama antara pemerintah, guru, orang tua, dan masyarakat, kualitas pendidikan bisa terus ditingkatkan agar generasi muda tumbuh jadi pribadi yang cerdas, mandiri, dan berdaya saing tinggi.

Nah, kalau kamu ingin memahami lebih dalam bagaimana cara otak bekerja dan bagaimana cara mengoptimalkannya untuk belajar lebih efektif, kamu bisa membaca buku Menjaga & Memaksimalkan Kecerdasan Otak.

Buku ini membahas berbagai cara ilmiah dan praktis untuk menjaga serta meningkatkan kemampuan berpikirmu sepanjang hayat.

Yuk, dapatkan bukunya sekarang juga di Gramedia.com dan mulai asah potensi otakmu untuk masa depan yang lebih gemilang!

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

5 Rekomendasi Film Indonesia yang Sedih, Siap Bikin Baper

5 Rekomendasi Film Indonesia yang Sedih, Siap Bikin Baper

buku
Buku Certified Hunger Manifesto Tampil di Acara Asia HRBP Forum 2025 Kuala Lumpur

Buku Certified Hunger Manifesto Tampil di Acara Asia HRBP Forum 2025 Kuala Lumpur

buku
Cara Perkembangbiakan Hewan untuk Menjaga Kelestarian Spesiesnya

Cara Perkembangbiakan Hewan untuk Menjaga Kelestarian Spesiesnya

buku
Siapa Bapak Demokrasi Dunia? Kenali Tokoh-Tokoh Besar di Baliknya

Siapa Bapak Demokrasi Dunia? Kenali Tokoh-Tokoh Besar di Baliknya

buku
Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau