Penyakit jamur pada tanaman masih menjadi salah satu ancaman utama pertanian di Indonesia.
Serangan jamur pada tanaman bisa menimbulkan dampak kerugian yang besar, sekaligus menurunkan tingkat produktivitas pertanian nasional.
Salah satu faktor munculnya jamur pada tanaman ini dipicu oleh cuaca ekstrem yang tidak menentu yang pada akhirnya membuat banyak petani mengalami kegagalan panen.
Ada beberapa ciri tanaman yang terserang jamur, salah satunya adalah munculnya bercak-bercak pada daun.
Jika tidak segera diatasi, daun tidak akan tumbuh dengan baik dan mengganggu proses fotosintesis.
Akhirnya, tanaman lama kelamaan akan layu karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kamu bisa menggunakan fungisida yang secara khusus diproduksi untuk memberantas dan membasmi jamur pada tanaman.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai fungisida yang menarik untuk kamu ketahui.
Fungisida adalah salah satu jenis pestisida yang secara spesifik berfungsi untuk membunuh fungi atau jamur pada tanaman.
Sebagian besar orang menggunakan fungisida yang berbentuk cair karena dirasa lebih praktis dan mudah didapatkan.
Sebenarnya, fungisida juga memiliki bentuk lain yakni bentuk butiran, serbuk, dan gas.
Cairan pembasmi jamur ini bisa langsung disemprotkan di bagian akar, umbi, batang tumbuhan, atau di bagian daun.
Penggunaan fungisida juga berfungsi untuk melindungi tanaman-tanaman muda dari parasit patogen yang nantinya bisa merambat ke tanaman inangnya.
Jamur dan bakteri yang ada pada tanaman tentunya tidak bisa dibiarkan karena akan merusak keseluruhan tanaman dalam waktu cepat atau lambat.
Secara umum, ada 3 alasan utama penggunaan fungisida pada tanaman, yaitu:
Jamur dan hama lainnya akan mengakibatkan kecacatan pada tanaman.
Tanaman yang diserang oleh jamur biasanya akan menghasilkan produksi yang jauh lebih sedikit karena proses fotosintesisnya tidak berjalan secara maksimal.
Pada tanaman hias, jamur bisa mengurangi keindahan daun-daunnya sehingga mempengaruhi nilai pasar tanaman tersebut.
Menurut Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Prof. Ir. Tarkus Suganda, PhD, tanaman hias sangat rentan terserang jamur dan bakteri, terutama di musim penghujan.
Selain faktor cuaca, jarak penempatan tanaman yang terlalu dekat juga bisa menjadi penyebab tumbuhnya jamur pada tanaman hias. Jarak yang rapat membuat jamur mudah sekali menular.
Fungisida sangat dibutuhkan untuk mencegah adanya jamur, sekaligus juga mengurangi kontak jika tanaman sudah terkena jamur.
Jamur sering merusak buah-buahan, umbi, sayuran, dan biji-bijian yang disimpan setelah selesai panen.
Beberapa jamur yang menginfeksi biji-bijian bahkan bisa menghasilkan racun yang menyebabkan penyakit dan kematian, jika sampai dikonsumsi oleh manusia dan hewan.
Penggunaan fungisida ini berfungsi untuk mengurangi kontaminasi jamur dan memperbaiki kualitas tanaman yang nantinya bisa memperpanjang masa penyimpanan.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Itu dia penjelasan mengenai pengertian dan alasan penggunaan fungisida pada tanaman.
Dibandingkan dengan fungisida, beberapa orang mungkin lebih familiar dengan pestisida yang biasanya digunakan untuk merawat dan melawan hama yang menyerang tanaman.
Kalau belum tahu, fungisida sendiri sebenarnya adalah bagian dari pestisida yang memang khusus digunakan untuk membasmi jamur.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah jenis-jenis pestisida dan fungsinya yang perlu kamu pahami.
Meskipun ampuh untuk menghilangkan dan memberantas hama pada tanaman, semua jenis pestisida tetaplah zat kimia yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
Tidak hanya lingkungan, penggunaan pestisida juga memiliki dampak negatif pada kehidupan manusia, apabila tidak sengaja terhirup atau terkena kulit secara langsung.
Berikut adalah penjelasan mengenai dampak penggunaan pestisida yang berlebihan.
Ada beberapa dampak negatif penggunaan pestisida pada lingkungan, yakni:
Pestisida bisa mengakibatkan keracunan jika tidak sengaja terhirup, tertelan, atau terkena kulit.
Beberapa gejala keracunan pestisida meliputi batuk, muntah, mata berair, pandangan kabur, dan sering buang air kecil.
Jika tidak segera ditangani, gejalanya bisa menyebar dan mengganggu saluran pernapasan.
Pestisida mengandung zat kimia yang bisa merusak sistem saraf.
Oleh karena itu, para ibu hamil diharuskan untuk menghindari paparan pestisida, terutama pada trimester pertama kehamilan.
Pada 3 bulan pertama kehamilan, sistem saraf janin sedang mengalami perkembangan.
Paparan pestisida ini bisa beresiko cacat pada janin, komplikasi kehamilan, sampai keguguran.
Paparan pestisida juga bisa meningkatkan resiko terkena penyakit Parkinson, terutama jika paparannya berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Sama seperti kasus yang terjadi pada janin dalam kandungan, paparan pestisida ini mengandung racun yang bisa merusak sel-sel saraf pada tubuh
Iritasi pada kulit termasuk salah satu resiko yang paling sering terjadi akibat dari paparan pestisida, terutama saat menyemprotkan pestisida ke tanaman.
Kulit yang tidak sengaja menyentuh cairan pestisida bisa dengan mudah mengalami iritasi berupa ruam dan bengkak yang terasa gatal dan nyeri.
Meskipun dibuat untuk memberantas hama pada tanaman, penggunaan pestisida yang berlebihan tentunya akan tetap memberikan dampak yang tidak baik.
Tidak bisa dipungkiri kalau tanaman memiliki banyak sekali khasiat, tak hanya untuk lingkungan tapi juga untuk manusia.
Beberapa tanaman bisa dijadikan sebagai obat untuk mengatasi berbagai macam penyakit, penjelasannya bisa kamu baca dalam buku Kitab Tanaman Obat Nusantara.
Buku ini hadir untuk membantu kamu mengenali berbagai macam tanaman yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit, misalnya tanaman belimbing wuluh untuk penyakit diabetes, daun sirih untuk mengatasi asam urat, dan masih banyak lagi.
Tidak hanya penjelasan mengenai khasiatnya, buku ini juga dilengkapi dengan foto, cara pembuatan, dan kandungan yang dimiliki setiap bagian dari tanaman.
Jadi, tunggu apalagi? Segera dapatkan buku ini di Gramedia.com.