Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Puisi tentang Hujan yang Memiliki Makna Mendalam

Kompas.com - 19/10/2023, 10:01 WIB
Puisi Hujan  Sumber Gambar: Freepik.com Puisi Hujan 
Rujukan artikel ini:
Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak
Pengarang: Sapardi Djoko Damono
|
Editor Puteri

Hujan menjadi salah satu momen yang bisa membangkitkan emosi dan perasaan, mengingat situasinya yang terkesan sendu dan dingin.

Hujan mempunyai makna tersendiri untuk masing-masing orang karena mampu membawa sejuta momen dan makna.

Tidak sedikit pula yang memaknai hujan dengan ungkapan kesedihan sebagai bentuk mengenang sesuatu di masa lalu yang membangkitkan rasa galau di hati.

Tidak jarang hujan kerap dijadikan sumber inspirasi untuk menulis lagu maupun puisi karena memang dapat memantik rasa serta emosi.

Dengan menuliskan puisi, seseorang bisa mencurahkan isi hatinya yang bergejolak seperti kerinduan atau kesedihan.

Puisi adalah salah satu karya sastra yang populer, di mana banyak yang menikmati kata-kata yang dirangkai dengan indah karena memiliki kedalaman makna yang terasa relate dengan perasaan kita.

Maka dari itu, puisi dan hujan adalah kombinasi yang sempurna untuk membangkitkan kedalaman rasa dan emosi tentang memori yang pernah terjadi.

Rintik hujan dan suasana mendungnya seakan mampu menghipnotis siapa saja untuk ikut terhanyut dalam atmosfer yang melankolis.

Lantas, seperti apakah contoh puisi tentang hujan yang dapat membangkitkan perasaan? Simak beberapa contoh puisi tentang hujan yang mempunyai makna mendalam berikut ini.

Contoh Puisi tentang Hujan

1. Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono

Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan Juni

Dirahasiakannya rintik rindunya

Kepada pohon yang berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak

Dari hujan bulan Juni

Dihapuskannya jejak-jejak kakinya

Yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif

Dari hujan bulan Juni

Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar

Pohon bunga itu

2. Memori Tetesan Hujan karya Setia Erliza

Sehelai daun hijau panjang

Menutupi mahkota dari derasnya hujan

Menuju tempat lautan ilmu

Beberapa tahun yang silam

Saat aku duduk di bangku sekolah dasar

Memori daun pisang menjadi bait kisah haru

Menempa kisah di musim penghujan

Basah?

Ayah, derasnya hujan menerpa tubuhmu

Sambil menggigil kau genggam tanganku

Jelas terlihat dari tangan keriputmu

Menuntunku di bawah derasnya hujan

Daun pisang mengukir kisah haru

Ciptakan kenangan indah tak terhingga

Antara aku, ayah, dan hujan

3. Percik Hujan karya Babeth Kartika

Dirimu adalah kabut, putih dan senyap

Beriring berjalan, dalam derai angin menembus batas waktu kejenuhan

Halilintar sang murka, memerah, mencabik, hingga kau lelah dan terburai

Jatuh

Melewati lapis angin yang menerpa, helai demi helai

Melewati ribuan media yang tak kau hiraukan

Melewati pekatnya ruang hampa, dingin, kadang panas

Aku hanyalah sekeping daun

yang menangkapmu sebelum hancur ditelan bumi

Dentingmu adalah kehidupanku, juga hembus napasmu

Menanti mentari pagi

agar kau tinggal dalam kelopak jiwaku

4. Gerimis Manis karya Iis Sumiati

Nabastala bermuram durja

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Menyembunyikan sang mentari di balik punggungnya

Jauh, tak terlihat sedikit pun

Menyisakan awan yang kian berarak

Kelabu mengepung segala penjuru

Menyergap menyeruak penuh semarak

Berkumpul di satu titik temu

Merangkai pertunjukan menyejukkan buana

Jalinan gerimis

Di hari Kamis

Tampak miris

Namun, manis

5. Setetes Kenangan dalam Hujan karya Tarisya Widya Safitria

Dulu

Saat semburat jingga nan elok

Saat gumpalan kapas gelap bersanding bersama cakrawala

Tetes kehidupan jatuh serentak

Membombardir ribuan kilometer lahan

Impresi menguap di atas tanah

Larut bersama wewangian hujan

Di bawah rintik-rintik nikmat Tuhan

Tersemat manis indahnya janji masa depan

Penuh kebahagiaan semu berselimut basah

Kini,

Beradu dengan nestapa

Menatap seruan hina yang menyayat jiwa

Menusuk hingga rindu menyeruak keluar

Dengan satu tarikan nafas gusar

Kenangan di Basah Hujan

Rayhandi

Di basah itu memori tersangkut

Menyambut ingat membara bayang

Terlihat warna di pucuk mata

Kurasa memori menari bernyanyi berputar

Masih teringat olehku

Kenyataan yang menggenggam

Hangat menguar melawan dingin

Terbawa sampai ke ulu hati

Aku tak ingin melupa

Rasa di bidang merah masih menyenja

Di bayang barat rasa itu kugantung

Bersama hujan ia melebur

Hujannya deras terasa

Merangkak mencari celah

Batu keras memukulku

Terngiang ingin mengepak

Aku belum larut menjadi abu

Aku masih menjadi ingatan yang takkan raib

Menjadi sepertiga kenangan yang masih hidup di hujan malam

Aku masih menjadi cerita untuk hari ini dan selamanya

Jika membicarakan puisi dan hujan tentunya tidak lengkap rasanya apabila belum membaca buku puisi Hujan Bulan Juni yang ditulis oleh Sapardi Djoko Damono yang tentunya berisi kumpulan puisi yang amat mendalam dan bermakna.

Pesan dan dapatkan bukunya segera di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau