Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami Pengertian dan Contoh Playing Victim Berikut Ini

Kompas.com - 28/08/2023, 16:00 WIB
Contoh Playing Victim  Sumber Gambar: Pexels.com Contoh Playing Victim 
Rujukan artikel ini:
Family Constellation
Pengarang: MEILINDA SUTANTO
|
Editor Puteri

Istilah playing victim akhir-akhir ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita karena memang kerap digunakan untuk menyebut perilaku seseorang yang mulai viral semenjak digunakan di media sosial.

Mereka yang sering bersikap playing victim biasanya akan bertindak seakan-akan menjadi korban dan orang yang paling menderita.

Padahal nyatanya, justru dialah orang yang menyulut suatu konflik terlebih dahulu.

Seseorang yang selalu merasa menjadi korban biasanya akan banyak mengekspresikan hal negatif.

Mereka akan meyakini jika masalah yang timbul merupakan akibat kesalahan orang lain selain diri mereka sendiri.

Playing victim adalah sikap seseorang yang secara sengaja melimpahkan kesalahannya kepada orang lain.

Mereka akan menganggap diri mereka sebagai korban demi menghindari tanggung jawab atas kesalahan yang telah dibuat.

Playing victim sendiri kini sudah menjadi fenomena yang sering terjadi akhir-akhir ini.

Banyak sekali anak muda yang mengaku sebagai korban playing victim di media sosial.

Pasalnya, playing victim dapat dijadikan sarana untuk mencari perhatian serta mengontrol pikiran dan perasaan orang lain.

Maka dari itu, tindakan playing victim termasuk ke dalam kategori perilaku toxic dan menyimpang.

Seseorang yang berperilaku playing victim biasanya berusaha bertujuan untuk mendapatkan belas kasihan dari orang lain.

Lantas, apa saja contoh perilaku playing victim yang mesti diwaspadai? Berikut contoh perilaku playing victim yang bisa dijadikan alarm dalam sebuah hubungan.

Contoh Perilaku Playing Victim

1. Merasa Menjadi Orang Paling Lemah

Seseorang yang sering berperilaku playing victim biasanya mampu bersandiwara atau berpura-pura dengan cukup meyakinkan di hadapan orang lain.

Tidak mengherankan apabila banyak orang yang akan percaya dan terjerat pada sandiwara orang yang berperilaku playing victim tersebut.

Banyak dari mereka yang merasa menjadi korban dan percaya jika mereka tidak memiliki kekuatan untuk mengubah situasi yang ada.

Masalah demi masalah akan menghampiri orang-orang playing victim karena mereka merasa tak mampu untuk keluar dari jerat masalah yang terjadi.

2. Mengelak dari Tanggung Jawab

Seseorang yang sering melakukan playing victim biasanya akan berusaha untuk menghindar dari tanggung jawab.

Seseorang yang berperilaku playing victim akan sulit untuk diberi tanggung jawab dan kebanyakan dari mereka juga sangat susah untuk dipercaya.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Oleh karenanya, tidak mengherankan jika banyak sekali masalah yang datang dalam kehidupan orang-orang dengan perilaku playing victim.

Mereka akan menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada dirinya sebagai bentuk dalam menghindari tanggung jawab.

3. Marah dan Frustrasi

Contoh paling mencolok dari seseorang yang sering melakukan playing victim adalah emosi mereka yang menggebu-gebu.

Mereka akan mudah marah dan frustrasi terhadap semesta yang sepertinya selalu mengecewakan ekspektasi mereka.

Selalu merasa putus asa dalam memandang kehidupan yang rasanya begitu-begitu saja.

Mereka juga akan sangat sensitif apabila tidak dipedulikan oleh orang-orang yang mereka beri perhatian.

Apalagi saat melihat kesuksesan dan kebahagiaan orang lain, para pelaku playing victim akan mulai marah-marah.

4. Sangat Egois

Seseorang yang berperilaku playing victim cenderung mempunyai ego yang tinggi.

Apalagi ketika ada sebuah tanggung jawab yang seharusnya dipikul bersama-sama, mereka akan menyalahkan orang lain apabila timbul masalah.

Mereka juga enggan untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Ketika ada kesalahan atau masalah yang ditimbulkan, alih-alih mengakui dan menghadapi masalah tersebut, menyalahkan orang lain dijadikan tameng bagi orang-orang yang playing victim.

5. Selalu Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Seseorang yang melakukan playing victim selalu membandingkan diri dengan orang lain dengan cara yang negatif.

Padahal setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Mereka akan selalu menganggap kehidupan orang lain terasa lebih beruntung daripada kehidupan mereka.

Hal ini dilakukan agar orang-orang di sekitar dapat menaruh rasa iba dan memberikan perhatian pada mereka dengan memanipulasi emosi.

Perilaku playing victim biasanya timbul akibat trauma atau latar belakang keluarga yang kurang harmonis.

Oleh karena itu, untuk menyembuhkan luka batin yang ditorehkan masa lalu dibutuhkan penelusuran dari akar keluarga.

Buku Family Constellation akan membantu menyembuhkan luka batin itu dengan menelusuri akar permasalahan keluarga.

Buku ini membahas berbagai trauma dan luka batin keluarga, seperti mengenali dan mengubah generational trauma keluarga, menyembuhkan inner child yang terluka dan mengasuh ulang diri dewasa kita, melepaskan limiting belief, serta memulihkan dan memperbaiki ikatan keluarga dan pasangan.

Bukunya bisa langsung dipesan di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau