Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Manusia Purba, Ciri-Ciri, dan Jenisnya

Kompas.com - 11/07/2023, 16:00 WIB
Manusia Purba Sumber Gambar: Freepik.com Manusia Purba
Rujukan artikel ini:
The Origin of Species: Asal-Usul…
Pengarang: Charles Darwin
|
Editor Puteri

Mengetahui tentang kehidupan manusia purba pada era praaksara ketika tulisan belum ditemukan menjadi salah satu hal yang menarik untuk dipelajari.

Di Indonesia, jejak manusia purba telah ada sejak akhir abad ke-19 yang ditemukan berdasarkan fosil, alat-alat kebudayaan, dan lainnya.

Penelitian ilmiah terkait fosil manusia purba di Indonesia terbagi dalam tiga tahap, yaitu tahun 1889-1909, 1931-1941, 1952 hingga sekarang.

Dalam mencari tahui tentang kehidupan manusia purba, terdapat dua cara untuk mengetahuinya.

Pertama, kehidupan manusia purba bisa dilihat melalui sisa tumbuhan dan hewan yang sudah membatu atau biasa disebut sebagai fosil.

Kedua, dapat diketahui dengan melihat benda peninggalan sebagai hasil budaya manusia pada saat itu, seperti bangunan, artefak, senjata, dan fosil manusia yang ditemukan.

Nah, untuk lebih memahami tentang pengertian manusia purba mulai dari sejarah hingga jenisnya, simak penjelasannya di bawah ini.

Apa Itu Manusia Purba?

Manusia purba adalah julukan yang digunakan untuk menggambarkan spesies manusia yang hidup pada masa prasejarah, jauh sebelum zaman sejarah dan catatan tertulis.

Mereka adalah nenek moyang dalam garis keturunan manusia yang telah mengalami evolusi dari primata menjadi manusia awal yang diperkirakan hidup pada zaman Pleistosen.

Zaman Pleistosen adalah masa yang berlangsung pada 2.580.000 hingga 11.700 tahun yang lalu, terbagi dari tiga yaitu Pleistosen awal (lapisan bawah), Pleistosen tengah, dan Pleistosen akhir (lapisan atas).

Manusia purba terdiri dari beberapa spesies dan memiliki karakteristik fisik dan perilaku yang berbeda-beda.

Ciri-Ciri Manusia Purba

1. Struktur Tubuh

Manusia purba pada umumnya memiliki struktur tubuh yang berbeda dengan manusia modern.

Postur tubuhnya lebih keras dengan otot dan tulang yang lebih kuat untuk beradaptasi dengan lingkungan alaminya.

2. Otak dan Intelektualitas

Manusia purba memiliki otak yang lebih kecil dibandingkan dengan manusia modern, meski ukurannya secara bertahap meningkat seiring waktu.

Meski begitu, mereka telah menunjukkan kemampuan atau intelektualitas dalam menggunakan alat-alat sederhana, membuat dan menggunakan api serta kehidupan sosial yang berkembang.

3. Penggunaan Pakaian

Manusia purba diyakini telah mulai menggunakan pakaian untuk melindungi tubuh dari cuaca ekstrem dengan memakai pakaian yang terbuat dari kulit hewan atau tumbuhan.

4. Kehidupan Sosial

Dalam sejumlah penelitian yang ditemukan, manusia purba diyakini hidup dalam kelompok-kelompok kecil.

Kehidupan sosial mereka melibatkan berbagai sumber daya, bekerja sama dalam berburu, membangun perlindungan sederhana hingga memiliki sistem hierarki dalam kelompok mereka.

5. Pemahaman Simbolik dan Seni

Manusia purba juga telah menunjukkan kemampuan dalam berpikir simbolik dan memiliki ekspresi seni yang sederhana.

Hal tersebut ditemukan dalam lukisan dinding dan ukiran pada gua yang menunjukkan pemahaman manusia purba terhadap dunia dan kehidupan sekitar mereka.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Jenis Manusia Purba

Di Indonesia, terdapat beberapa fosil manusia purba yang ditemukan dengan ciri-ciri tubuh berbeda-beda, di antaranya:

1. Meganthropus Palaeojavanicus

Fosil manusia purba jenis Meganthropus paleojavanicus diperkirakan telah berumur satu hingga dua juta tahun dan ditemukan pertama kali pada tahun 1936-1941 oleh peneliti paleontologi GHR von Koenigswald.

Ciri-ciri tubuh jenis manusia purba yang ditemukan di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah ini, yaitu mempunyai geraham yang besar, tulang pipi tebal, kening menjorok ke depan dan memiliki tonjolan belakang kepala tajam, badan tegap, serta belum mempunyai tulang dagu.

Diperkirakan mereka hidup dengan food gathering atau mengumpulkan makanan karena belum mengenal api.

2. Homo Erectus Soloensis

Fosil manusia purba Homo erectus soloensis pertama kali ditemukan di sepanjang Bengawan Solo, yaitu daerah Ngandong, Sambungmacan, dan Sangiran.

Pertama kali fosil manusia purba jenis ini ditemukan oleh C. Ter Haar, Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald dan W.F.F. Oppernoort pada 1931-1933.

Diperkirakan manusia purba Homo erectus soloensis ini hidup dari 900 ribu hingga 200 ribu tahun lalu dengan ciri-ciri rongga mata yang panjang, tengkorak lonjong, tebal, dan pada, tulang pipi besar, serta rahang atas menonjol ke depan.

3. Pithecanthropus Erectus

Kelompok manusia purba Pithecanthropus erectus diperkirakan hidup sekitar 1 juta sampai 600 ribu tahun lalu.

Fosilnya ditemukan oleh Eugene Dubois di Desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur pada 1890-1892.

Adapun ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus erectus di antaranya, berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat, memiliki tinggi berkisar 165-170 cm dengan berat badan 100 kilogram, berjalan tegak, dan memiliki kemampuan berpikir yang masih rendah.

4. Homo Wajakensis

Manusia purba Homo wajakensis diperkirakan hidup sekitar 60 ribu hingga 25 ribu tahun lalu dan diduga sebagai nenek moyang bangsa asli Australia atau bangsa Aborigin.

Fosil Homo wajakensis ditemukan di Indonesia pada 1888 oleh Von Rietschoten di Desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur yang kemudian penelitiannya dilanjutkan oleh Eugene Dubois pada 1889.

Ciri-cirinya Homo wajakensis, di antaranya terletak pada volume otak yang disebut memiliki kesamaan seperti manusia modern saat ini, memiliki muka cenderung datar dan lebar, tinggi tubuh sekitar 173 cm, serta mempunyai tulang tengkorak, rahang atas, dan rahang bawah.

5. Homo Floresiensis

Fosil manusia purba Homo floresiensis ditemukan di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood pada September 2003.

Menurut penelitian para ahli, jenis manusia purba satu ini merupakan nenek moyang bangsa Indonesia yang memiliki ciri-ciri, di antaranya kepala dan badan mempunyai ukuran kecil, rahang menonjol atau berdahi sempit, tinggi badan sekitar 1,06 meter, dan ukuran otak yang kecil.

Itulah pengertian manusia purba, ciri-ciri, dan jenisnya di Indonesia yang perlu kamu ketahui.

Nah, dalam memahami tentang perkembangan manusia purba kamu juga bisa mempelajarinya dengan membaca buku The Origin of Species: Asal-usul Makhluk Hidup Melalui Seleksi Alam.

Buku ini berisi tentang dokumentasi lengkap hasil penelitian Charles Darwin tentang asal-usul makhluk hidup, salah satunya terkait teori Darwin yang mengungkapkan tentang perkembangan spesies didasarkan pada terjadinya seleksi alam.

Dalam buku ini pembaca akan diarahkan untuk lebih memahami hasil penelitian Darwin bahwa spesies tidak diciptakan sekaligus oleh tangan Ilahi, tetapi dimulai dengan beberapa bentuk sederhana yang bermutasi menyesuaikan diri dari waktu ke waktu.

Teori dalam penelitian Darwin memantik pembahasan diskusi yang menarik hingga kini dan berpengaruh dalam ilmu pengetahuan alam yang pernah ditulis manusia.

Untuk kamu yang penasaran dengan buku The Origin of Species: Asal-usul Makhluk Hidup Melalui Seleksi Alam bisa kamu beli secara langsung di toko buku Gramedia atau secara online melalui Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

5 Rekomendasi Film Indonesia yang Sedih, Siap Bikin Baper

5 Rekomendasi Film Indonesia yang Sedih, Siap Bikin Baper

buku
Buku Certified Hunger Manifesto Tampil di Acara Asia HRBP Forum 2025 Kuala Lumpur

Buku Certified Hunger Manifesto Tampil di Acara Asia HRBP Forum 2025 Kuala Lumpur

buku
Cara Perkembangbiakan Hewan untuk Menjaga Kelestarian Spesiesnya

Cara Perkembangbiakan Hewan untuk Menjaga Kelestarian Spesiesnya

buku
Siapa Bapak Demokrasi Dunia? Kenali Tokoh-Tokoh Besar di Baliknya

Siapa Bapak Demokrasi Dunia? Kenali Tokoh-Tokoh Besar di Baliknya

buku
Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau