Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Contoh Tarian Kreasi Beserta Pengertiannya Berikut Ini

Kompas.com - 29/05/2023, 10:27 WIB
 Contoh Tarian Kreasi  Sumber Gambar: Freepik.com Contoh Tarian Kreasi 
Rujukan artikel ini:
Seri Aku Cinta Indonesia :…
Pengarang: Dian K
|
Editor Puteri

Sejalan dengan perkembangan zaman, dunia seni pun tak luput turut ikut berkembang melahirkan beberapa versi baru, tak terkecuali seni tari.

Perkembangan seni tari mampu menghadirkan aliran baru yang disebut dengan tari kreasi.

Tari kreasi pada dasarnya adalah koreografi yang dipakai serta bertolak belakang dengan tari tradisional maupun pengembangan dari tari dan pola yang sudah ada sebelumnya.

Tari kreasi dapat diartikan sebagai tari tradisional atau tari rakyat yang dikembangkan menjadi suatu tarian baru.

Dengan munculnya seni tari kreasi mampu membuat eksistensi tari tradisional menjadi lebih langgeng dan banyak dikenal oleh generasi muda meskipun sudah mengalami modifikasi.

Tidak mengherankan apabila tari kreasi tidak memiliki aturan khusus serta bebas mengambil inspirasi gerakan dan dikembangkan dari mana pun.

Keanekaragaman budaya dan tarian daerah mampu membuat tari kreasi menjadi opsi dalam mengembangkan dan menginovasi tarian tradisional untuk lebih mengikuti perkembangan zaman.

Maka tidak menutup kemungkinan jika akan ada banyak anak muda yang mulai tertarik dengan tari kreasi yang memang berakar dari tari tradisional ini.

Apa saja sih contoh dari tari kreasi ini sendiri? Untuk lebih tahu penjelasan selengkapnya, simak pengertian dan beberapa contoh tari kreasi berikut ini.

Pengertian Tari Kreasi

Tari kreasi merupakan seni tari yang memiliki ekspresi serta jiwa berbentuk gerak dan perpindahannya tidak mempunyai aturan yang pakem.

Bisa dibilang, tari kreasi adalah tari yang dalam setiap gerakan perpindahannya dilakukan dengan lebih leluasa oleh sang penari.

Sesuai dengan sebutannya, tari kreasi adalah bentuk seni tari yang sudah mengalami modifikasi yang bermula dari banyaknya ide kreatif yang diadopsi dari tari-tari tradisional.

Masih sama layaknya seni tari pada umumnya, tari kreasi mengutamakan gerak keseharian serta realistis, tapi masih lebih fleksibel jika dibandingkan dengan tari tradisional.

Tari kreasi berperan sebagai bentuk pertunjukan dan hiburan yang disusun dengan baik serta dipersiapkan lewat latihan yang panjang dan serius.

Tidak hanya itu, tari kreasi juga dapat dijadikan ekspresi diri dalam menuangkan perasaan melalui gerakan-gerakan tarian.

Contoh Tari Kreasi

1. Tari Nguri

Tari Nguri adalah salah satu tari yang berasal dari Nusa Tenggara Barat yang berkembang saat zaman kerajaan Sumbawa.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Berdasarkan sejarahnya, tari Nguri sebetulnya ditampilkan hanya untuk sekedar hiburan raja belaka, namun saat ini tari Nguri bisa dipertunjukkan untuk menjamu tamu.

Jika ditelaah secara lebih mendalam, munculnya tari kreasi asal Sumbawa satu ini merupakan tari kreasi paling tua yang ada di Indonesia.

Tari Nguri sudah ada sejak awal abad ke-20 dan menjadi hiburan untuk menyambut tamu penting yang datang ke Nusa Tenggara Barat.

2. Tari Merak

Salah satu tari kreasi lainnya adalah tari Merak yang cukup populer di tengah masyarakat.

Tari kreasi yang berasal dari Jawa Barat ini pada mulanya diperkenalkan oleh seorang seniman Sunda bernama Raden Tjetjep Somantri.

Daya tarik dari tari Merak sendiri terdapat pada kostum yang dikenakan oleh penarinya karena menggambarkan seekor burung merak.

Biasanya kostum yang dikenakan oleh penari Merak dibuat mirip layaknya burung merak dengan aksen bulu berwarna-warni.

3. Tari Yapong

Tari Yapong merupakan tari kreasi yang berasal dari wilayah DKI Jakarta.

Meskipun sudah cukup terkenal, tapi kebanyakan orang masih belum tahu jika tari Yapong adalah tari kreasi yang diperkenalkan oleh Bagong Kusudiardjo, seorang seniman tari asal Indonesia.

Tari kreasi yang satu ini pertama kali dipertunjukkan pada tahun 1977 ketika ibukota Jakarta tengah merayakan hari jadinya yang ke-450.

Tari Yapong mempunyai makna yang mendalam mengenai kisah warga Jakarta yang sibuk namun penuh dengan tradisi serta budaya.

Menarik sekali rasanya dapat mengenal berbagai macam jenis tari yang ada di Indonesia ini.

Maka dari itu, untuk mengenalkan budaya dan seni tari Indonesia kepada anak-anak bisa dilakukan melalui buku Seri Aku Cinta Indonesia: Pentas Tari Topeng.

Buku ini menceritakan tentang seorang anak yang sangat ingin mengikuti pentas tari Topeng dan ikut mengambil peran dalam pertunjukan tersebut.

Akan tetapi, karena bergigi ompong, dia tidak dapat menggigit topeng untuk menarikan tari Topeng.

Tangannya yang kecil juga menyulitkannya untuk menabuh gendang.

Bagaimana kelanjutan kisahnya? Segera cari tahu lanjutannya dengan memesan bukunya di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau