Mungkin bagi sebagian besar orang yang menganut agama Islam sudah tidak asing lagi dengan kata syirik dan musyrik.
Kedua kata tersebut sudah sering digaungkan dalam acara televisi maupun pengajian umum.
Perbedaan di antara keduanya juga sangat perlu dan penting untuk diketahui oleh umat muslim agar bisa lebih paham supaya tidak salah kaprah dalam menafsirkannya.
Singkatnya, kata musyrik berhubungan dengan seseorang yang mempersekutukan atau mengakui adanya Tuhan lain selain Allah.
Sementara syirik bisa diartikan sebagai perbuatan menyembah sesuatu selain Allah.
Syirik bisa dideskripsikan sebagai fenomena di masyarakat yang berlangsung karena jauhnya ajaran tauhid dari masyarakat.
Maka dari itu, agama Islam hadir sebagai pencerah untuk setiap umat manusia karena Allah SWT menurunkan agama Islam sebagai petunjuk serta pedoman yang akan membimbing manusia ke arah yang benar untuk memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dengan kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya, yakni akal.
Oleh karena itu, sebagai manusia yang berakal, kita harus mampu mempelajari dan mendalami lagi ilmu ajaran agama Islam agar tidak terperosok pada perbuatan syirik maupun musyrik.
Pasalnya, perbuatan syirik dan musyrik hanya akan membawa mudarat serta murka dari Allah SWT sehingga kehidupan pun akan terasa jauh dari kata bahagia.
Lantas, apa perbedaan antara syirik dan musyrik itu sendiri? Simak penjelasannya berikut ini.
Syirik merupakan perbuatan mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk selain-Nya, baik secara langsung maupun terselubung.
Dengan menjadikan suatu objek pemujaan atau tempat untuk meminta keinginan adalah bentuk dalam mempersekutukan Allah SWT yang disebut dengan syirik.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Perbuatan syirik bisa disimak ketika seseorang meyakini jika ada Sang Penolong atau Sang Penguasa selain Allah SWT dengan mengingkari kesempurnaan serta kemahakuasaan-Nya.
Ketika seseorang mempunyai keyakinan jika terdapat Tuhan selain Allah SWT yang harus disembah, maka termasuk ke dalam perbuatan syirik.
Menurut beberapa penelitian, keberhalaan tercipta akibat dari rasa hormat yang terlalu berlebihan yang beriringan dengan keinginan untuk mengabadikan memori dari tokoh-tokoh besar dan berpengaruh.
Contohnya seperti membuat sebuah patung yang dipahat ketika seorang tokoh besar meninggal dunia supaya dapat menghidupkan kembali kenangannya.
Seiring dengan berjalannya waktu, patung yang dipahat tersebut pada akhirnya berubah menjadi berhala yang disembah.
Terdapat beberapa hal yang menjadi ciri-ciri dari perbuatan syirik sesuai dengan Al Quran:
Musyrik adalah perbuatan menyekutukan Allah SWT dengan segala hal.
Seseorang yang menyamakan Allah SWT dengan selain Allah dalam hal-hal yang berhubungan dengan kekuasaan Allah masuk ke dalam perbuatan musyrik.
Orang yang berpaling kepada selain Allah SWT bisa diartikan sebagai perbuatan musyrik dengan mempersekutukan-Nya dalam bentuk kepercayaan, ucapan, maupun amal perbuatan.
Biasanya orang yang musyrik akan lebih memercayai perbuatan yang dilakukan oleh pemimpin spiritual atau nenek moyang mereka.
Meskipun mereka bersyahadat, mengerjakan salat, puasa, zakat, dan haji, tapi masih memercayai objek bertuah yang dikira mempunyai kekuatan gaib, seperti keris, pedang, hingga mendatangi dukun atau orang pintar, maka masuk ke dalam golongan orang musyrik.
Maka dari itu, penting sekali untuk mempelajari ilmu tauhid dengan membaca buku Jendela Tauhid: 33 Jalan Mengenal Allah yang menjelaskan jika semua entitas, baik yang hidup atau mati, kecil atau besar, yang bersifat persial atau integral, mulai dari atom hingga planet, semuanya menjadi bukti atas keberadaan serta keesaan dari Tuhan Pencipta Alam Semesta.
Tunggu apalagi, segera pesan bukunya sekarang juga di Gramedia.com.