Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut 5 Contoh Tari Klasik Beserta Pengertiannya

Kompas.com - 02/03/2023, 12:00 WIB
Contoh Tari Klasik  Sumber Gambar: Pexels.com Contoh Tari Klasik 
Rujukan artikel ini:
Seri Dendang Kencana: Menjadi Guru…
Pengarang: Watiek Ideo & Nindia…
|
Editor Ratih Widiastuty

Tari klasik merupakan salah satu jenis tari yang sampai saat ini masih kerap dipertunjukkan di berbagai daerah di Indonesia sebagai salah satu bentuk budaya yang masih dilestarikan.

Berdasarkan pengertiannya, tari klasik masuk ke dalam golongan tari yang hadir dan berkembang di sekitar daerah keraton.

Oleh karena itu, tari klasik merupakan tari yang mempunyai nilai sakral tinggi bagi penduduk setempat.

Di Indonesia sendiri, terdapat beragam contoh tari klasik, mulai dari Sabang hingga Merauke, setiap wilayah mempunyai tari klasiknya tersendiri dengan nilai dan keunikannya masing-masing.

Daripada penasaran, simak pengertian tari klasik beserta contohnya berikut ini.

Pengertian Tari Klasik

Kesenian tari klasik merupakan tari tradisional yang tercipta dan berkembang pada lingkungan daerah kerajaan sejak zaman dahulu.

Kesenian daerah telah melalui proses pewarisan turun temurun, mulai dari kaum bangsawan sampai memiliki peran sebagai tradisi yang kuat pada kehidupan masyarakat umum.

Tarian klasik memang tidak boleh mengalami perubahan sebab dapat mengubah makna dari pertunjukannya sendiri, sehingga tarian ini mempunyai pakem dan baku yang tidak bisa diubah-ubah.

Apabila ditilik dari sejarah perkembangannya, tari klasik bisa dibilang merupakan jenis tari paling tua yang terdapat di Indonesia.

Walaupun terbilang sebagai kesenian yang sangat tua, tetapi daya tarik dari tari klasik tidak kalah menarik dengan tari modern maupun tari kontemporer.

Tari klasik juga mempunyai karakternya tersendiri, yakni sesuai dengan koreografi maupun gerakan tubuh sang penari yang mampu bergerak dengan indah, tegas, dan lembut.

Tidak hanya itu, tari klasik juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  • Memiliki pedoman berdasarkan nilai pakem tertentu yang sifatnya tidak dapat diubah sebab berpotensi merusak aspek tertentu dari tarian klasik tersebut.
  • Pakaian yang dikenakan oleh sang penari memiliki ciri khas lebih mewah yang identik dengan busana yang kerap dipakai oleh kaum bangsawan atau petinggi kerajaan.
  • Tata rias atau make up yang digunakan penari pun berdasarkan tema atau kisah dari tarian klasik tersebut.
  • Mempunyai filosofi atau makna yang mendalam sebab memiliki asal-usul dari kisah pada zaman kerajaan.
  • Menggunakan beragam model properti untuk mendukung latar suasana dan alur tarian berdasarkan peristiwa tertentu.

Contoh Tari Klasik

1. Tari Bedhaya

Tari Bedhaya ialah tari klasik yang berasal dari daerah Jawa yang dipentaskan oleh kalangan keraton Surakarta dan pewaris Kerajaan Mataram.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Biasanya tarian ini dibawakan oleh para penari perempuan dengan gerakan yang gemulai serta diiringi oleh tembang yang dihasilkan dari gamelan Jawa.

Tari Bedhaya mempunyai beberapa syarat khusus dalam setiap pementasannya.

Contohnya seperti sang penari haruslah masih perawan dan tidak tengah mengalami menstruasi hingga harus melakukan puasa sebelum melakukan tarian.

2. Tari Bondan

Tari Bondan merupakan tari klasik yang berasal dari Jawa Tengah serta mempunyai ciri khas properti yang dipakai berupa kandil, payung kertas, dan boneka bayi yang digendong oleh penari.

Menurut sejarahnya, tari Bondan harus dipentaskan oleh seorang kembang desa untuk memperlihatkan makna pencarian jati diri.

Filosofi yang terdapat pada tari Bondan sendiri ialah seorang wanita tidak hanya harus mempunyai kecamatan fisik belaka, tetapi juga harus memiliki kemampuan merawat dan mengasuh anaknya.

Tari Bondan diiringi pula dengan musik gending dan mempunyai tiga jenis variasi, yakni Tari Bondan Mardiswi, Tari Bondan Cindogo, dan Tari Bondan Tani.

3. Tari Dolalak

Contoh tari klasik berikutnya adalah Tari Dolalak yang berasal dari Purworejo, Jawa Tengah, yang nama tariannya diambil dari not ‘do' dan ‘la' karena tarian ini diiringi dengan sepasang kening yang memainkan dua nada itu saja.

Berbeda dengan latar belakang tari klasik lainnya, Tari Dolalak tercipta dari rakyat pribumi yang menyaksikan prajurit kolonial yang sedang beristirahat dari perang.

Para penari Dolalak akan melakukan gerakan tari yang beragam dengan durasi yang cukup panjang, yakni selama 5 jam.

Selama menari terdapat salah satu bagian penari akan kerasukan dan menyantap sesajen yang sudah disediakan.

Untuk menumbuhkan minat dan kecintaan anak-anak terhadap seni tari, maka buku Seri Dendang Kencana: Menjadi Guru Tari bisa menjadi alat yang tepat untuk mengenalkan anak pada dunia tari.

Buku ini bercerita mengenai bagaimana asyiknya menjadi guru tari dan mempelajari seni tari untuk anak yang dibuat dengan gambar yang mudah dipahami bagi perkembangan pengetahuan.

Bukunya dapat langsung diorder lewat Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau