Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Faktor Penyebab Korupsi, Baik Internal Maupun Eksternal

Kompas.com - 14/12/2022, 16:00 WIB
Faktor Penyebab Korupsi Sumber Gambar: Freepik.com Faktor Penyebab Korupsi
Rujukan artikel ini:
Apersepsi, Modus, dan Kasus Korupsi
Pengarang: DRS.H.AZIS MIN ALAMSYAH, M.SI
|
Editor Puteri

Faktor penyebab korupsi harus dicari tahu agar bisa mencari solusi untuk meminimalisir hal ini terjadi.

Faktor penyebab korupsi juga bisa muncul akibat aspek internal individu maupun lingkungan yang memberikan kesempatan menggoda kepada individu untuk melakukannya.

Korupsi sendiri merupakan tidak jujur yang biasanya dipraktikkan oleh individu yang mempunyai kekuasaan dan jabatan, seperti pejabat pemerintahan atau kepala perusahaan.

Korupsi juga bisa berupa menerima dan memberi suap atau hadiah yang tidak semestinya, pencucian uang, pengalihan dana, manipulasi pemilihan, transaksi ganda, hingga menipu investor.

Korupsi dapat menjadi masalah yang sangat serius karena tidak hanya merugikan beberapa individu saja, tapi juga negara dan seluruh masyarakatnya yang bisa terkena dampak serius.

Beberapa dampak yang diakibatkan oleh tindak pidana korupsi antara lain seperti proyek yang mangkrak, pengangguran, hingga kemiskinan yang ditimbulkan dari hasil ketamakan para koruptor.

Parahnya, tindak korupsi tidak hanya terjadi di ruang lingkup bisnis atau pemerintahan saja, tapi juga dapat terjadi di mana saja, seperti sektor kesehatan, pendidikan, infrastruktur, hingga olahraga sekali pun.

Maka dari itu, penting untuk mengetahui apa saja faktor penyebab korupsi sebagai alarm untuk mencegah kita agar tidak terjebak dalam lingkaran setan yang bisa merugikan banyak orang ini.

Apa saja faktor penyebab korupsi yang harus diwaspadai? Simak lima faktor penyebab korupsi berikut ini.

5 Faktor Penyebab Korupsi

1. Selalu Merasa Kekurangan

Sifat serakah atau rakus biasanya muncul akibat perasaan yang selalu merasa kurang dan tidak pernah puas akan materi yang dimiliki.

Perasaan ini juga yang menjadi faktor internal seseorang ketika melakukan tindakan korupsi untuk memenuhi hasratnya yang tidak pernah puas.

Bahkan, demi memuaskan sifat rakusnya tersebut, para koruptor mampu menutup mata akan hak orang lain yang mereka ambil.

Demi keuntungan pribadi, para koruptor tega menyengsarakan banyak orang untuk kepuasan pribadi.

2. Gaya Hidup yang Konsumtif

Faktor internal lainnya yang menjadi penyebab korupsi ialah perilaku atau gaya hidup yang konsumtif.

Apalagi tuntutan kehidupan di masyarakat perkotaan selalu mendesak mereka untuk terus mengikuti tren yang tentunya membutuhkan dana untuk memenuhinya.

Namun, tatkala pendapatan tidak sebanding dengan gaya hidup, maka hasrat untuk korupsi pun mulai timbul.

Tidak mengherankan memang banyak sekali orang-orang yang ingin tampil gaya memaksakan diri dengan cara korupsi.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

3. Budaya Organisasi yang Buruk

Dalam sebuah perusahaan atau instansi pemerintahan, kultur kerja organisasi sangat dibutuhkan untuk menjadi teladan sekaligus aturan agar bisa bekerja dengan baik.

Akan tetapi, ketika kultur organisasi justru malah buruk dan tidak terkendali, ini bisa menjadi peluang untuk hadirnya korupsi.

Kultur organisasi yang berjalan dengan abai dan tidak terorganisir dengan baik bisa menghadirkan perilaku menyimpang bagi para pekerjanya.

Praktik korupsi pun akan menjadi hal yang lumrah dan tidak ditakuti mengingat kultur organisasi yang memang sudah bobrok duluan.

4. Manajemen Menutupi Tindakan Korupsi di Organisasi

Sikap manajemen dalam menyembunyikan dan menutup-nutupi tindakan korupsi yang terjadi juga bisa memicu perilaku ini.

Tidak adanya sistem yang transparan justru malah menjadi peluang bagi beberapa individu untuk melakukan korupsi.

Segelintir oknum yang menutup-nutupi tindakan ini pun biasanya memang bekerja sama untuk bisa mendapatkan keuntungan secara pribadi.

Tidak mengherankan jika banyak orang-orang yang dirugikan dari perilaku oknum koruptor ini yang memang tak hanya rakus, tapi juga licik dan jahat.

5. Kurangnya Nilai Masyarakat tentang Korupsi

Nilai yang ada di masyarakat pun bisa menjadi faktor eksternal yang memicu terjadinya praktik korupsi.

Budaya masyarakat yang selalu menghargai individu dari materi mereka menyebabkan kurang kritis untuk mengetahui dari mana kekayaan itu berasal.

Tidak adanya kepedulian akan sumber kekayaan seseorang dalam nilai masyarakat bisa menjadi faktor kuat timbulnya tindakan korupsi.

Maka, penting sekali menanamkan nilai-nilai yang kuat dalam masyarakat agar lebih peduli dan kritis lagi akan tindakan korupsi.

Jika masih kurang puas dan ingin mendapatkan informasi tentang korupsi secara lebih lengkap dan jelas, maka buku Apersepsi, Modus, dan Kasus Korupsi bisa dijadikan sumber wawasan yang memadai.

Buku ini memberikan alternatif literasi mengenai korupsi dengan kemasan yang sederhana dan mudah dipahami agar pembaca bisa lebih peduli pada tindakan korupsi yang sudah sangat merajalela.

Di sini, penulis tidak bermaksud untuk menggurui, tapi hanya sekadar mengajak pembaca agar peduli dan berhati-hati untuk menjauhi perilaku korup sekecil apa pun.

Segera check out dan order bukunya di Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Promo Diskon Promo Diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau