Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Minggu Berapa Hari? Simak Fakta Menarik tentang Sejarah Pengaturan Waktu Berikut Ini

Kompas.com - 03/08/2022, 17:00 WIB
8 Minggu Berapa Hari Sumber Gambar: Freepik.com 8 Minggu Berapa Hari
Rujukan artikel ini:
Kosmos
Pengarang: Carl Sagan
|
Editor Novia Putri Anindhita

Waktu memiliki beberapa satuan.

Satuan terkecil yang lazim digunakan adalah detik, kemudian menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan seterusnya.

Kita dapat menghitung jam, menit, dan detik lewat jam dinding.

Sementara, hari, minggu, dan bulan dapat kita ketahui dari kalender yang menyediakan penanggalan selama satu tahun penuh.

Pernahkah kamu penasaran bagaimana bisa satuan waktu tersebut ditentukan? Seperti misalnya, mengapa 24 jam dinyatakan sebagai satu hari, dan 7 hari dinyatakan sebagai satu minggu?

Tentu saja ada sekelompok orang yang menentukan perhitungan pengaturan waktu tersebut.

Yuk, kita simak penjelasan berikut ini!

Mengapa Satu Hari Terdiri dari 24 Jam?

Pembagian waktu dalam satu hari berawal dari orang Mesir Kuno yang mempelajari astrologi dengan alat yang bernama jam bayangan.

Pada awalnya, orang-orang Mesir Kuno tersebut membagi hari menjadi 10 jam, kemudian menambahkan 1 jam di setiap akhir 10 jam tersebut.

Namun, ketika malam, tidak ada sinar matahari yang dapat dijadikan patokan untuk mengukur waktu.

Akhirnya, perhitungan waktu didasarkan pada kemunculan rasi bintang yang disebut decans.

Ketika malam tiba, ada 12 dari 36 rasi bintang decans yang dapat dilihat di angkasa.

Oleh karena itu, mereka pun menyatakan bahwa malam memiliki panjang 12 jam.

Namun, siang dan malam menjadi tidak memiliki durasi yang sama di musim yang berbeda

Seorang ahli astronomi dari Yunani, Hipparchus, lantas mengajukan usul untuk membagi satu hari menjadi 12 jam siang dan 12 jam malam.

Hal ini berdasarkan durasi siang dan malam pada hari ekuinoks.

Ekuinoks adalah fenomena ketika matahari melintasi ekuator, sehingga durasi siang dan malam sama panjang.

Fenomena ini hanya terjadi di daerah-daerah yang terletak di lintang 0 derajat.

Sejak saat itu, sistem pengaturan waktu 24 jam dalam satu hari digunakan sampai saat ini.

Mengapa Ada 7 Hari dalam Satu Minggu?

Sebelum abad ke-6 Masehi, belum ada penanggalan sah yang dianut secara universal.

Ada suku yang beranggapan bahwa satu minggu adalah 5 hari, bahkan ada juga yang mengatakan bahwa satu minggu terdiri dari 10 hari.

Bangsa Babilonia adalah bangsa yang pertama kali menentukan bahwa satu minggu terdiri dari 7 hari.

Para ahli astronom dari Babilonia mendasarkan 7 hari dalam satu minggu berdasarkan 7 benda langit yang mereka amati, yaitu Matahari, Bulan, Mars, Merkurius, Jupiter, Venus, dan Saturnus.

Waktu 7 hari tersebut juga dinilai cocok dengan durasi transisi setiap fase bulan, yaitu bulan baru, bulan sabit, bulan seperempat, dan bulan purnama.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Sebenarnya, terdapat beberapa inkonsistensi dalam pembagian waktu ini.

Namun, karena saat itu bangsa Babilonia sangat dominan, maka banyak bangsa yang menganut sistem ini.

Ketika Julius Caesar berkuasa, 7 hari tersebut baru diberi nama.

Nama-namanya juga didasarkan pada benda-benda langit yang menjadi dasar pengaturan sistem waktu tersebut.

Hari Minggu, dalam bahasa Inggris yaitu Sunday didasarkan pada matahari (sun).

Senin (Monday) didasarkan pada bulan (moon).

Kemudian, Selasa (Tuesday) diberikan nama berdasarkan nama dewa perang dalam mitologi yang bernama Tiw.

Dewa ini melambangkan planet Mars.

Rabu (Wednesday) mewakili planet Merkurius berdasarkan nama Dewa Woden.

Kamis (Thursday) adalah Jupiter yang merupakan lambang Dewa Thor.

Jumat (Friday) didasarkan pada nama Dewi Freya yang mewakili Venus.

Sementara, Sabtu (Saturday) merupakan hari yang dinamai berdasarkan planet Saturnus.

8 Minggu Ada Berapa Hari?

Pengaturan waktu yang dilakukan sejak berabad-abad lampau masih digunakan sampai saat ini.

Dampak dari pengaturan waktu ini adalah kita dapat menghitung penanggalan dengan mudah dan universal, karena sistem ini berlaku di seluruh tempat di Bumi.

Misalnya, kita dapat menghitung jumlah hari dalam 8 minggu dengan mudah.

Caranya adalah dengan mengalikan jumlah hari dalam satu minggu dengan jumlah minggunya.

Sehingga, 8 minggu terdiri dari 56 hari, yang merupakan hasil perkalian 7 dengan 8.

Untuk kamu yang tertarik dengan astronomi, kamu dapat membaca penjelajahan menarik para ahli astronomi lewat buku fenomenal Kosmos yang ditulis oleh Carl Sagan.

Dalam buku ini, kamu akan menemukan banyak ilmu dan fakta menarik tentang benda-benda langit serta usaha manusia dalam menyibak misteri di alam semesta ini.

Kamu juga akan menemukan banyak nama ilmuwan yang berperan besar dalam penemuan benda-benda langit ini, serta kisah-kisah menarik tentang kehidupan mereka.

Buku ini juga disertai dengan foto-foto memukau yang diambil oleh roket yang saat ini sedang melaju di angkasa luas, menyebarkan pesan bahwa manusia ada di Bumi.

Segera ikut menjelajah alam semester bersama Carl Sagan lewat buku Kosmos yang bisa kamu dapatkan hanya di Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

5 Rekomendasi Film Indonesia yang Sedih, Siap Bikin Baper

5 Rekomendasi Film Indonesia yang Sedih, Siap Bikin Baper

buku
Buku Certified Hunger Manifesto Tampil di Acara Asia HRBP Forum 2025 Kuala Lumpur

Buku Certified Hunger Manifesto Tampil di Acara Asia HRBP Forum 2025 Kuala Lumpur

buku
Cara Perkembangbiakan Hewan untuk Menjaga Kelestarian Spesiesnya

Cara Perkembangbiakan Hewan untuk Menjaga Kelestarian Spesiesnya

buku
Siapa Bapak Demokrasi Dunia? Kenali Tokoh-Tokoh Besar di Baliknya

Siapa Bapak Demokrasi Dunia? Kenali Tokoh-Tokoh Besar di Baliknya

buku
Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau