Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Jurusan Hukum Itu Susah? Ini Mitos dan Faktanya

Kompas.com - 09/06/2022, 16:00 WIB
Apakah Jurusan Hukum Itu Susah Sumber Gambar: Pexels.com Apakah Jurusan Hukum Itu Susah
Rujukan artikel ini:
Pengantar Ilmu Hukum Dan Aspek…
Pengarang: Dr. Muhammad Reza Syariffudin…
Penulis Lika Purnama
|
Editor Almira Rahma Natasya

Hukum merupakan salah satu pondasi utama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Dengan adanya hukum maka sebuah sistem dapat tercipta, sehingga segala tindakan dan tingkah laku masyarakat bisa berjalan sesuai aturan yang berlaku.

Hukum juga bertindak tegas sebagai pembeda antara benar dan salah, tersangka atau korban.

Dengan kedudukannya yang begitu penting, tidak heran kalau banyak memunculkan mitos dan fakta bahwa kuliah di jurusan ilmu hukum pasti akan sangat susah.

Namun, benar nggak, sih, kuliah di jurusan ilmu hukum itu susah? Apa saja mitos dan fakta yang penting untuk diketahui? Yuk, simak ulasan berikut ini!

Mitos dan Fakta Jurusan Hukum

1. Wajib Hapal Semua Undang-Undang

Kalau kita berada di jurusan ilmu hukum, maka undang-undang akan menjadi pasangan yang tidak bisa dipisahkan.

Selayaknya pasangan pada umumnya, dibutuhkan pemahaman yang lebih dari sekadar hapalan.

Undang-undang yang akan kita temui ketika kuliah hukum tidak hanya UUD 1945, namun sangat amat banyak lainnya, seperti KUHP, KUHD, Undang-Undang Ketenagakerjaan, dan lain-lain.

Pastinya dengan begitu banyak pasal-pasal yang ada, tidak akan cukup hanya sekadar menghapalkannya.

Kamu akan lebih membutuhkan kemampuan analisa dan pemahaman di atas rata-rata untuk setiap pasal yang kamu gunakan.

Dalam setiap ujian nantinya juga akan lebih banyak membahas contoh kasus dan penerapan undang-undang serta implementasi teori yang diperlukan.

2. Harus Jago Berdebat

Mungkin selama ini kita banyak melihat di film-film atau drama korea yang menampilkan cerita tentang anak hukum yang jago berdebat.

Di dalam dunia nyata pun, seringkali memang diadakan praktik peradilan semu untuk mahasiswa hukum belajar tentang proses peradilan secara mendalam.

Tak jarang ada perdebatan di dalamnya yang berguna untuk mengasah kemampuan komunikasi.

Namun, jago berdebat bukan keahlian utama yang diperlukan jika kamu berminat untuk mendalami dunia hukum.

Sebab, masih banyak skill lainnya yang diperlukan dan sama pentingnya, misalnya kemampuan berpikir kritis, kemampuan analisa yang tajam, pemecahan masalah, pengolahan data dan informasi, serta menemukan solusi atas masalah-masalah yang terjadi.

3. Menjadi Mahasiswa Hukum Berarti Harus Siap Jadi Aktifis

Sebenarnya, di dalam lingkungan universitas memang akan ada banyak sekali berbagai jenis organisasi yang nantinya kamu temui.

Organisasi ini mulai ada dari tingkat jurusan, fakultas, universitas, hingga organisasi di luar universitas.

Dengan banyaknya pilihan organisasi ini, tentunya memang tinggi kemungkinannya untuk para mahasiswa menjadi anggota.

Di sebuah organisasi kita akan belajar banyak hal tentang kepemimpinan, pemecahan masalah, budaya organisasi, intrik dan politik, serta kemampuan manajemen waktu.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Jadi, tidak heran kalau memang banyak anak hukum yang memutuskan menjadi aktifis dengan tujuan belajar dan lebih peduli dengan kondisi di sekitar.

Namun, semua itu dikembalikan kepada pilihan masing-masing pribadi mahasiswanya, ada yang senang terlibat dan menjadi anggota organisasi politik, ada pula yang lebih senang menghabiskan waktu di klub-klub hobi atau keterampilan.

4. Lulusan Hukum Hanya Bisa Jadi Pengacara

Ini salah satu mitos yang paling perlu untuk diluruskan.

Meskipun memang kebanyakan orang yang lulus dan menyandang gelar sarjana hukum memutuskan untuk berkarir sebagai pengacara atau notaris, namun bukan berarti pilihan karirnya hanya terbatas pada ini saja.

Sebagai orang yang menyandang gelar sarjana hukum, kamu punya banyak kesempatan untuk bekerja di berbagai bidang.

Misalnya menjadi staf bagian legal di sebuah perusahaan yang berurusan dengan perjanjian dan dokumen perusahaan.

Atau, kamu bisa menjadi tokoh politisi berpengaruh dan tokoh publik yang vokal dalam menyuarakan kepentingan-kepentingan rakyat.

5. Kuliah Hukum Tidak Akan Belajar Matematika

Sayangnya, harapan ini harus pupus ya.

Sebab pada dasarnya, matematika dasar memang akan selalu ada di hampir semua jurusan yang kita ketahui.

Mungkin memang tidak akan serumit mereka yang benar-benar kuliah di jurusan matematika, namun ketika kamu menjadi mahasiswa hukum, kemampuan menghitung dan menganalisis angka akan tetap dibutuhkan.

Kamu akan tetap menemui statistika dasar untuk keperluan mengolah data hasil penelitian.

Kamu juga perlu melakukan serangkaian perhitungan untuk materi-materi tentang hukum waris, perkara jual beli, hingga pembagian harta gono-gini.

Itulah mitos dan fakta mengenai jurusan hukum.

Agar kamu memiliki lebih banyak tambahan referensi untuk belajar mengenal dunia hukum lebih dalam, maka buku Pengantar Ilmu Hukum dan Aspek Hukum dalam Ekonomi karya Dr. Muhammad Reza Syariffudin Zaki, S.H., M.A. bisa kamu jadikan bahan bacaan selanjutnya

Buku ini berisi 550 halaman yang secara lengkap akan membahas mengenai seluk-beluk hukum mulai dari dasar.

Terdapat aspek-aspek penting dalam perkembangan hukum kontemporer yang juga turut di bahas secara mendalam.

Selain itu, buku ini juga memuat informasi lain seperti asas-asas Hukum, subjek dan sumber hukum, tata urutan perundangan-undangan di Indonesia, Omnibus Law, sistem peradilan di Indonesia, sanksi-sanksi hukum, hingga profesi-profesi hukum.

Tidak hanya berguna untuk para mahasiswa, buku ini juga dapat digunakan sebagai referensi oleh advokat dan konsultan hukum, serta pejabat pemerintah.

Jika tertarik membacanya, buku Pengantar Ilmu Hukum Dan Aspek Hukum Dalam Ekonomi dapat dibeli secara online melalui Gramedia.com. Selamat membaca!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau