Mendengar kata coding, Ayah-Bunda mungkin sudah pusing tujuh keliling.
Apalagi, jika istilah itu keluar dari mulut si buah hati.
Bila ia menunjukkan minat terhadap coding, jangan berpikir terlalu jauh dulu, Parents.
Anak dapat belajar coding sesuai usianya, tak melulu langsung menerjunkan diri pada aspek-aspek teknis komputer yang memusingkan.
Secara sederhana, coding adalah aktivitas pemberian perintah atau petunjuk pada komputer dalam rangka menuntaskan tugas tertentu melalui serangkaian kode.
Meski tampaknya berat dan kompleks, kode yang dimaksud di komputer sebetulnya dapat diibaratkan sebagai bahasa kita sehari-hari.
Seperti layaknya kita menggunakan bahasa untuk membuat orang memahami keinginan kita, “bahasa” ini adalah “kode” yang akan membuat komputer memahami hal yang ingin kita lakukan.
Bila komputer sudah mengerti maksud dan tujuan kita, perangkat itu akan melakukan suatu operasi berdasarkan perintah yang kita tuliskan.
Contoh sederhananya saja adalah menampilkan kata sapaan seperti “Halo” atau “Selamat datang” pada layar.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua proses penting yang perlu digarisbawahi, yakni kemampuan anak dalam memikirkan tujuan atau perintah yang ingin dijalankan dan bagaimana cara anak untuk membuat “bahasa” yang dapat dimengerti oleh komputer sehingga perangkat itu dapat mengeksekusi tindakan yang diinginkan.
Artinya, dalam proses belajar coding, ada serangkaian keahlian yang dipelajari anak.
Beberapa di antaranya adalah kreativitas dalam pemecahan masalah, daya logika dan kemampuan berpikir yang lebih terstruktur, menumbuhkan resiliensi dan daya juang, serta berlatih konsep algoritma dan matematika sederhana.
Di masa depan, keahlian coding dapat berkembang menjadi banyak aktivitas yang membuka jenjang karier anak di masa depan.
Contohnya saja kemampuan membuat website, gim, animasi, aplikasi, hingga kemampuan lanjutan di bidang STEM (sains, teknologi, engineering, dan matematika) yang sifatnya lebih mendalam dan menyeluruh.
Tak heran mengapa coding digadang-gadang sebagai salah satu kunci sukses bersaing di era Revolusi Industri 4.0.
Maka dari itu, sungguh tak ada salahnya bagi Ayah-Bunda untuk mempersiapkan si kecil dari sekarang.
Seperti layaknya mempelajari suatu hal untuk pertama kali, jangan langsung kenalkan anak pada bahasa pemrograman sungguhan.
Anak-anak cukup memahami konsep dasar pemrograman seperti urutan (sequence), pengulangan (loop), atau konsep jika-maka (conditional), melalui aneka aktivitas yang menyenangkan sesuai dengan usia mereka.
Mari kita mulai dari dunia yang pasti amat sangat dikenalnya, mainan.
Gim dan berbagai jenis permainan sebetulnya tak melulu membawa efek buruk, bahkan dapat diarahkan menjadi sarana untuk mengasah daya kreatif dan logika anak.
Tengok saja mainan-mainan yang bersifat teknis dan membutuhkan energi tertentu untuk menyelesaikannya.
Misalnya menyusun lego, bermain robot, atau mainan-mainan yang menggunakan sirkuit elektronik atau magnet.
Game Minecraft pun juga dapat menjadi dasar-dasar anak sebelum dikenalkan pada coding.
Pasalnya, game itu mengajak anak sebagai pemainnya untuk “membangun kehidupan” dengan cara mendorong pemikiran yang efisien, logis, dan kreatif.
Selain itu, ada juga kursus dan berbagai aplikasi yang menyediakan layanan untuk belajar coding.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Meski begitu, ada salah satu media yang sangat terbuka aksesnya untuk anak-anak yang ingin memulai belajar coding: Buku Seri Ayo, Cari Tahu! Coding.
Ayo, Cari Tahu! Coding menyambut anak pada halaman awal dengan sejarah coding yang disusun berdasarkan timeline dan disajikan dalam infografis.
Bahasa yang dipakai sederhana dan terdiri atas kalimat-kalimat singkat sehingga mudah dipahami anak.
Dalam infografis tersebut, disajikan juga foto yang mendukung penjelasan.
Tak seperti buku-buku pengetahuan faktual pada umumnya, ada section dalam buku ini yang bersifat sedikit jenaka.
Contohnya saja “Wawancara dengan Ada Lovelace, Pelopor Coding.”
Halaman ini merupakan “wawancara imajiner” berisi informasi faktual berdasarkan kisah hidup tokoh tersebut.
Formatnya yang seolah-olah seperti wawancara di majalah tentu menjadi cara yang lebih asyik bagi anak-anak dalam menyerap pengetahuan.
Secara keseluruhan, meski muatannya kompleks, buku ini ditulis dalam format yang menarik dan diharapkan dapat menjaga minat anak untuk terus membukanya sampai akhir.
Sebab, buku ini dilengkapi ilustrasi colorful dan ditata dalam kolom-kolom pojok pengetahuan yang singkat sehingga tidak membuat anak kewalahan dalam membacanya.
Ayo, Cari Tahu! Coding juga memiliki halaman kuping dengan format kuis yang membuat pembelajaran lebih interaktif.
Pada bagian depannya, terdapat pertanyaan tentang aspek-aspek coding yang dapat digunakan anak untuk bermain tebak-tebakan bersama teman sebaya atau orangtuanya.
Selain menguji pengetahuan anak tentang materi yang telah ia baca, fakta-fakta menarik dalam halaman ini juga akan menambah khazanah pengetahuan anak soal coding.
Buku Ayo, Cari Tahu! Coding bisa dibeli melalui Gramedia.com.
Selain itu, salah satu pelatihan koding yang bisa anak kamu ikuti adalah Kodingbean, sebuah akademi koding yang didirikan oleh Silvanie Paulla dan Yudi Yusmawan dengan tujuan untuk mempersiapkan anak Indonesia menjadi generasi high tech di masa depan.
Dengan kurikulum teknologi holistik yang disajikan, anak-anak akan mendapatkan pembelajaran eksklusif mencakup dasar-dasar pengkodean, eksplorasi ilmiah, kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, hingga rancangan berpikir.
Melalui berbagai program pembelajaran yang unik, Kodingbean akan membantu anak untuk bisa menggali potensi terbaiknya dengan meningkatkan berbagai keterampilan, seperti pemecahan masalah yang kompleks, kecerdasan emosional, berpikir kritis, kreatif, fleksibilitas, serta kognitif.
Dibimbing langsung oleh pengajar-pengajar berkualitas melalui sesi kelas reguler yang dilakukan secara daring dan private 1 : 1, konsep materi pembelajaran koding yang disampaikan bisa diterima serta dipahami oleh anak dengan lebih optimal.
Tidak hanya memahami teori mengenai koding saja, namun Kodingbean juga akan mendorong anak untuk bisa mengembangkan aplikasi seluler secara nyata, melakukan simulasi ilmiah, serta perangkat keras layaknya ahli teknologi.
Coding bisa menjadi bekal untuk masa depan anak dalam menghadapi perkembangan teknologi dan mengembangkan soft skill.
Selama anak sudah terbiasa menggunakan gawai dan sudah bisa membaca, yuk ajak si kecil membuat game hingga aplikasinya sendiri bersama Kodingbean!
Kini pendaftaran kelas Kodingbean sudah bisa dilakukan melalui Gramedia.com. Dengan harga spesial dan tambahan diskon 30%, Anda sudah bisa mendaftarkan si kecil ke seluruh kelas di Kodingbean. Langsung klik di sini untuk daftar kelasnya sekarang!
Oiya, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian, lho! Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.