Anak balita atau bawah usia lima tahun adalah anak dengan masa keemasan.
Pada periode waktu inilah anak belajar dan menyerap banyak hal dari dunia sekitarnya.
Anak bermain dan belajar mengenal lingkungan sosial, serta mulai ingin tahu banyak hal.
Banyak yang bilang bahwa anak seperti kertas kosong yang bisa dibentuk maupun dituliskan apa saja oleh orang tuanya.
Hal ini memang benar, mengingat anak memiliki strategi coping yang membuatnya meniru apa yang ia lihat dari orang-orang terdekatnya.
Oleh karena itu, orang tua perlu berhati-hati dalam mendidik anak di usia balita.
10 Cara Mendidik Anak Balita
1. Ajarkan Kosakata dan Percakapan Ringan
Balita, terutama dalam 1-2 tahun awal kehidupan seharusnya mendapatkan banyak kosakata baru.
Di usia ini pula mereka mulai belajar menggabungkan satu dua kata menjadi kalimat pendek dan pertanyaan.
Karena itu, orang tua perlu berhati-hati dalam mengajarkan kata-kata kepada balita, karena mereka dapat cepat sekali meniru.
Perkenalkan mereka pada kata-kata yang umum dipakai sehari-hari, seperti nama mereka sendiri, keluarga, nama benda-benda sekitar, dan kalimat-kalimat sederhana untuk meminta bantuan.
2. Perkenalkan dengan Buku
Membaca sangat baik untuk meningkatkan fungsi kognitif anak.
Maka dari itu, sedari dini perkenalkan mereka dengan banyak buku-buku cerita bergambar.
Meskipun tentu mereka belum bisa membaca, namun mereka dapat mengenali gambar-gambar yang ada di dalamnya.
Gambar-gambar ini yang dapat orang tua gunakan sebagai rangsangan agar anak dapat mengenal banyak hal.
3. Ajarkan Kemandirian
Beri balita kesempatan untuk memahami dan membuat sedikit kesalahan agar mereka dapat belajar.
Misalnya ketika akan membereskan mainan, ajak mereka untuk memasukkan mainan tersebut ke dalam kotak dan berikan pemahaman bahwa setiap selesai bermain, mainan harus dirapikan kembali.
Tentu saja tidak akan langsung rapi, namun dengan ini, balita akan dapat belajar tanggung jawab pertamanya.
Selain itu, memasukkan barang atau mainan juga berpengaruh positif pada pengembangan motorik anak.
4. Libatkan dalam Pengambilan Keputusan Sederhana
Libatkan balita pada keputusan kecil yang berhubungan dengan mereka, misalnya memilih pakaian atau menentukan makanan.
Hal ini akan membantu balita untuk mengekspresikan apa yang mereka inginkan.
Ajak mereka berdiskusi dan jelaskan alasannya dengan baik apabila sesuatu yang mereka pilih tidak sesuai.
Ini memungkinkan mereka untuk memahami bahwa tidak semua keinginan bisa mereka dapatkan.
5. Kembangkan Imajinasinya
Balita sangat senang berimajinasi.
Keterampilan ini biasanya muncul secara alami saat mereka meniru apa yang mereka lihat di sekitarnya, misalnya di buku, Youtube, atau di TV.
Biarkan mereka belajar dan arahkan imajinasinya pada hal-hal edukatif.
Misalnya, berikan mainan untuk masak-masakan.
Di sini orang tua berkesempatan untuk menjelaskan fungsi benda-benda yang biasanya ada di dapur, sekaligus membuat mereka paham bahwa ada benda-benda berbahaya yang tidak seharusnya mereka dekati.
6. Perkenalkan dengan Hitungan
Balita biasanya telah dapat berhitung hingga 10 atau bisa lebih.
Sebagai orang tua, Anda dapat mengembangkan kemampuan tersebut dengan mengajak balita untuk mempraktikkan hitungannya pada setiap kesempatan yang ada.
Misalnya ketika menaiki tangga, ajak balita berhitung di setiap pijakannya pada anak tangga, atau bisa juga menghitung jumlah mainan-mainan yang mereka punya.
7. Perkenalkan dengan Bagian-Bagian Sensitif di Tubuhnya
Seperti yang kita ketahui, kekerasan seksual dapat terjadi di mana pun dan siapapun bisa menjadi korban serta pelaku.
Untuk itu, sangat penting untuk mengajarkan kepada anak-anak sedari dini tentang apa yang boleh dan tidak boleh dipegang orang lain.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Memberikan pemahaman seperti ini kepada anak dengan bahasa yang mudah dimengerti, akan membuat mereka dapat lebih menghargai dan menjaga diri sehingga kelak dapat tumbuh menjadi anak yang berbudi pekerti baik.
8. Ajarkan Basic Manner
Memahami bagaimana cara berperilaku dan memperlakukan orang lain dengan baik adalah hal yang harus ditanamkan sejak dini.
Agar anak terbiasa tumbuh dengan sopan santun, rasa saling menghargai, dan dapat berperilaku dengan baik. Misalnya:
- Ajarkan juga tiga kalimat terpenting, seperti mengucap maaf saat melakukan kesalahan, mengucap tolong saat meminta bantuan, dan mengucapkan terima kasih
- Memberikan pemahaman kepada mereka bahwa mengambil milik orang lain tanpa izin adalah sesuatu yang keliru
- Memberitahu kepada anak untuk tidak memukul, menghina, dan berbuat buruk kepada orang lain
- Menanamkan konsep senang berbagi
9. Mengerti Kata “Tunggu” dan “Tidak”
Anak memiliki egosentris yang tinggi, di mana mereka berpikir dan memperdulikan dirinya sendiri.
Hal tersebut sebenarnya juga wajar untuk anak seusia balita.
Namun, orang tua dapat memperkenalkan anak terhadap kata “tunggu”, sehingga anak-anak mengerti bagaimana konsep bersabar.
Sebaiknya orang tua juga menghindari selalu menuruti apapun mau anak apabila mereka menangis.
Selain berdampak buruk, anak tidak akan bisa belajar bahwa terkadang tidak semua hal bisa mereka dapatkan saat itu juga.
Ajarkan anak bagaimana bersikap di depan umum dan tetapkan aturan yang mereka pahami.
Jika memang harus menuruti apa yang mereka mau, pastikan mereka memiliki “usaha” untuk mendapatkannya.
Misalnya jika mereka menginginkan cokelat, buat mereka membantu membereskan mainan atau minta mereka untuk melakukan hal-hal kecil.
10. Kenalkan dengan Konsep Keselamatan
Anak usia balita sangat aktif bergerak kesana kemari.
Sayangnya, pada usia ini anak-anak mungkin belum memahami situasi bahaya yang mungkin mengancam mereka.
Maka dari itu, orang tua perlu memberikan edukasi supaya anak dapat mengerti bagaimana menjaga diri agar terhindar dari bahaya.
Misalnya mengajarkan anak untuk tidak berlarian di jalan raya, atau memberitahu mereka untuk tidak sembarangan mau diajak pergi oleh orang asing.
Rekomendasi Buku Parenting untuk Mendidik Anak
Menjadi orang tua artinya menjadi pembelajar seumur hidup, sebab setiap anak itu unik dan memiliki karakter masing-masing, sehingga diperlukan “seni” khusus untuk mendidiknya.
Untungnya, saat ini banyak buku-buku yang dapat dibaca untuk menambah pengetahuan orang tua tentang bagaimana cara mendidik anak yang baik.
Berikut beberapa rekomendasinya:
1. Seni Mendidik Anak di Era 4.0 – Asti Musman
Orang tua dan anak lahir pada generasi yang berbeda.
Oleh karena itu, sudah pasti lingkungan dan tren yang berkembang pun berbeda.
Akan menjadi masalah besar apabila orang tua memaksakan mendidik anak zaman sekarang dengan cara yang dahulu dilakukan kakek atau neneknya.
Sebab zaman berkembang, maka orang tua harus lebih aktif belajar menyesuaikan diri agar dapat menemukan cara terbaik mendidik anak.
Buku setebal 276 halaman ini akan memberikan banyak informasi berharga tentang cara mendidik anak di era 4.0 yang dilakukan di berbagai negara.
2. Mendidik Anak Tanpa Teriakan & Bentakan – Ayah Edy
Berteriak dan membentak adalah ekspresi umum yang dikeluarkan ketika orang tua telah kelelahan menghadapi tingkah laku anaknya.
Namun, tindakan ini tidak dapat dibenarkan, sebab dapat menimbulkan trauma yang membekas hingga anak tersebut dewasa.
Selain itu, karena anak “meniru” apa yang orang tuanya lakukan, maka anak yang tumbuh dengan teriakan dan bentakan juga akan memiliki temperamen tinggi dan mudah emosi.
Karena itu, Ayah Edy menulis buku ini agar para orang tua dapat menemukan solusi lain dalam mendidik anak selain memakai cara teriakan dan bentakan.
Bersama buku ini orang tua akan mempelajari cara-cara mengatasi konflik antara orang tua dan anak secara benar
Itulah tips parenting dan cara mendidik anak balita.
Apabila anda tertarik membaca buku Seni Mendidik Anak di Era 4.0 dan Mendidik Anak Tanpa Teriakan & Bentakan, segera kunjungi laman Gramedia.com untuk pesan bukunya. Selamat membaca!
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa Anda gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.