Strategi Menulis Novel Misteri Anak Lolos Seleksi Penerbit

Lihat Foto
Sumber Foto: Dok. Kepustakaan Populer Gramedia
Rujukan artikel ini:
Novel Misteri Favorit 9: Misteri…
Pengarang: Erlita Pratiwi
|
Editor: Almira Rahma Natasya

Menulis buku misteri anak butuh suatu strategi agar seru untuk dibaca.

Tentunya, dibutuhkan juga sensitivitas untuk menangkap informasi sebagai ide cerita.

Berikut ini, Erlita Pratiwi, penulis empat buku yang termasuk dalam Seri Misteri Favorit terbitan Kiddo—lini buku anak Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)—membagi pengalamannya.

Erlita telah menulis total 41 buku sejak 2008, beberapa di antaranya adalah antologi.

Strategi Menulis Novel

1. Merancang Plot yang Sederhana

Untuk membuat anak-anak tertarik membaca, plot dibuat sederhana.

Erlita berfokus pada satu konflik sehingga mudah diikuti oleh anak-anak.

Misalnya, tokoh utama menghabiskan liburan di suatu tempat, kemudian mendapati sesuatu yang berharga di tempat itu hilang dan dia harus mencarinya.

Tidak semua anak suka membaca buku yang membuat ‘kening berkerut’. Ada yang membaca buku sebagai hiburan, kegiatan mengisi waktu luang yang bagi si anak terasa menyenangkan. Jadi saya berusaha menulis cerita yang seperti itu, walaupun ‘misteri’ tapi tidak terasa ‘berat’,” ungkap penulis yang mulai menulis sejak Desember 2008.

2. Menyusun Petunjuk

Dalam tiap petualangan untuk menemukan benda yang hilang, Erlita memastikan ada berbagai macam petunjuk yang tersebar di sepanjang buku.

Dengan mengumpulkan petunjuk dan ikut menganalisanya bersama karakter di buku, anak akan belajar untuk berpikir secara runut.

3. Beri Nilai “Wah” pada Benda yang Hilang

Jika yang hilang hanya benda yang biasa-biasa saja, tentu tidak menarik untuk dicari.

Barang yang hilang sebisa mungkin adalah sesuatu yang berharga, entah dari segi harga atau dari segi nilai historis.

Misalnya, di buku karyanya Misteri Pantai Mutiara benda yang hilang berupa mutiara berharga fantastis.

Lalu, lewat jalan-jalan di Karanganyar, Jawa Tengah, Erlita mengetahui tentang teh putih berharga mahal, sehingga di buku Misteri Bukit Berkabut yang hilang adalah teh putih.

Kemudian, di buku Misteri Sosok Wangi yang hilang adalah batik gentongan turun-temurun sehingga memiliki nilai sentimental pada sang tokoh.

4. Melibatkan Kekhasan Suatu Daerah

Sebagai penulis, Erlita mencari tahu apa yang menjadi kekhasan di daerah tersebut.

Lombok terkenal dengan mutiaranya, sedangkan di Karanganyar ada teh putih, sehingga Erlita memutuskan untuk memasukannya sebagai elemen cerita.

Di Kalimantan terdapat kucing hutan, hewan dilindungi yang kerap diselundupkan untuk dijual dengan harga mahal.

Dengan demikian, anak juga menjadi tahu informasi tentang budaya dan kekhasan daerah di seluruh Indonesia.

Saya ingin anak-anak tahu lebih banyak daerah-daerah yang ada di Indonesia, dengan keunikan dan kekayaannya. Jangan sampai mereka tidak kenal dengan negeri sendiri.

5. Rajin Meriset Data

Jika ada kesempatan untuk datang ke lokasi langsung dan mewawancara, pasti Erlita akan melakukannya.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Sebanyak mungkin saya usahakan mendapat banyak cerita, misalnya dari sopir yang mengantar saya dalam perjalanan.

Erlita memilih untuk tidak mencatat ketika sedang mewawancarai.

Ia lebih nyaman menyimak dengan seksama dan mengingatnya.

Baru kemudian dicatat setelah sampai rumah.

Tak lupa, Erlita mengumpulkan kontak narasumber yang pernah ia wawancarai agar lain kali masih bisa bertanya untuk memastikan data.

Ketika mencari informasi tentang mutiara, Erlita berkunjung ke tempat budidaya mutiara di Lombok.

Menurut Erlita lebih mudah menulis cerita jika ia sudah pernah berkunjung ke setting tempat cerita.

Namun, saat tidak memungkinkan untuk berkunjung, Erlita akan mencari informasinya lewat teman atau saudara yang tinggal di daerah tersebut, lalu mencari data di internet sebagai penunjang.

6. Ide Bisa dari Mana Saja

Tidak semua kisah dalam buku merupakan kisah yang dialami Erlita sendiri.

Walau cerita berasal dari pengalaman orang lain, seorang penulis bisa mengolahnya menjadi kisah yang menarik.

Contohnya di buku Misteri Tambang Menggerung yang berlokasi di Buntok, Kalimantan Tengah.

Erlita tidak bisa datang langsung ke sana, sehingga temannya membantu mewawancarai nahkoda kapal tongkang pembawa batu bara yang terlibat dalam penyelundupan hewan yang dilindungi.

Sebagai penulis memang penting untuk peka terhadap cerita-cerita di sekitar kita untuk kemudian dijadikan ide tulisan.

Sejauh ini, ada empat buku misteri anak karya Erlita yang dipublikasikan bersama Penerbit Kiddo.

Berikut ini keempat judulnya: Misteri Pantai Mutiara yang bertempat di Lombok; Misteri Tambang Menggerung yang mengambil latar tempat di Buntok, Kalimantan Tengah; Misteri Sosok Wangi yang berlokasi di Madura; dan Misteri Bukit Berkabut yang berlatar di Karanganyar, Jawa Tengah.


Artikel ini adalah gabungan dari isi wawancara pada acara “#SahabatBelajar: Ayo Bercerita” pada Kamis, 19 Agustus 2021, “Menyulap Jalan-jalan Menjadi Cerita Misteri” di Instagram Live @penerbitkiddo pada 11 Desember 2020, dan wawancara lanjutan dengan Erlita Pratiwi.

Info buku Misteri Bukit Berkabut: https://siapabilang.com/buku-misteri-bukit-berkabut/.

Acara #SahabatBelajar: Ayo Bercerita bisa ditonton di: https://youtu.be/RjnsIDLFA64.

Novel Misteri Pantai Mutiara dapat dibeli melalui Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

TAG:

Terkini
Lihat Semua
Jelajahi