Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi lonjakan investor saham di Indonesia.
Sebanyak 57% dari lonjakan tersebut berasal dari anak muda berusia di bawah 30 tahun.
Sayangnya, ketika harga saham terkoreksi habis-habisan pada bulan Maret 2021, banyak dari investor muda ini melakukan cut loss sehingga mereka merugi.
Memang, apa itu cut loss?
Pengertian Cut Loss dalam Saham
Secara singkat, cut loss berarti menjual kembali saham pada harga yang lebih rendah dari harga beli.
Fenomena ini terjadi ketika harga saham tengah terperosok, sehingga cut loss dilakukan untuk menghindari rugi lebih dalam lagi.
Padahal menurut Herman Soegoto—praktisi saham sekaligus akademisi, upaya cut loss ini amat bisa dihindari apabila investor mempunyai wawasan fundamental yang mendalam tentang saham yang mereka beli.
Sayangnya, banyak investor pemula ini tidak begitu memahami fundamental saham yang mereka beli, karena mesti membaca laporan keuangan tiap-tiap perusahaan.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Dalam buku terbarunya, Anak Muda Maen Saham Tanpa Perlu Cut Loss, penulis memberikan cara paling praktis dalam membaca laporan keuangan setiap emiten saham.
Dan membandingkannya head to head dengan emiten yang satu sektor dan/atau subsektor.
Contohnya penulis membandingkan antara saham BCA dengan BNI, atau saham Bukit Asam dengan Adaro dan masih ada 30-an emiten saham yang dibandingkan langsung oleh penulis.
Tentu buku ini akan amat memudahkan investor pemula saat coba memahami angka-angka yang bertebaran di laporan keuangan tiap perusahaan.
Sehingga diharapkan para investor pemula ini benar-benar yakin pada fundamental saham yang mereka beli, dan tidak panik hingga buru-buru cut loss!
Jika kamu tertarik ingin memiliki Buku Anak Muda Maen Saham Tanpa Perlu Cut Loss, kamu bisa membelinya di Gramedia.com.
Selain itu ada gratis voucher diskon yang dapat kamu gunakan tanpa adanya minimal pembelian. Yuk, langsung klik di sini untuk mendapatkan vouchernya.