Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur yang bisa dipakai untuk mengetahui panjang, diameter luar, dan diameter dalam sebuah bentuk benda tertentu.
Jangka sorong dapat dipakai untuk mengukur kedalaman lubang atau bangun ruang tertentu, contohnya seperti tabung.
Perlu diingat jika jangka sorong hanya digunakan untuk mengukur benda-benda yang mempunyai ukuran relatif kecil, walaupun dapat mengukur diameter bentuk benda.
Ini disebabkan karena satuannya yang terbatas serta biasanya terdapat benda yang tidak dapat diukur hanya dengan menggunakan penggaris.
Jangka sorong mempunyai tingkat ketelitian yang jauh lebih akurat dibandingkan dengan penggaris.
Tingkat akurat yang dimaksud adalah bentuk nilai skala terkecil yang dapat diukur oleh jangka sorong jauh lebih akurat.
Skala terkecil jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm, sementara skala terkecil penggaris adalah 1 mm atau 0,1 cm.
Hal inilah yang menjadikan jangka sorong memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan penggaris dalam mengukur bentuk benda yang tidak mempunyai bidang datar.
Ukurannya yang akurat serta detail membuat jangka sorong menjadi alat ukur yang bisa digunakan para pekerja di bidang teknik.
Ditambah lagi dengan ukurannya yang kecil memudahkannya untuk dibawa ke mana-mana.
Jangka sorong sendiri pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan matematika asal Perancis bernama Pierre Vernier yang lahir pada tanggal 19 Agustus 1584.
Kemudian pada tahun 1631 Pierre Vernier mempublikasikan jangka sorong sebagai alat ukur panjang akurat yang diberi nama dengan Vernier calipers.
Terdapat juga beberapa contoh soal jangka sorong yang biasanya akan ditemukan dalam materi mata pelajaran fisika di bangku SMA.
Berikut beberapa contoh soal jangka sorong yang dapat dipelajari.
Contoh Soal Jangka Sorong
1. Contoh Soal Pertama
Berapakah hasil pengukuran dari contoh gambar soal di atas dalam satuan sentimeter?
Jawaban:
- Pembacaan skala utama, yaitu 10 cm (angka 10 diperoleh sebab letaknya persis berseberangan dengan angka nol di skala vernier bagian kanannya).
- Pembacaan skala nonius atau skala vernier ialah 0,02 cm (diperoleh dari garis kedua sesudah nol di skala vernier tepat lurus dengan garis di atasnya).
Maka hasil pengukuran pada contoh soal gambar di atas adalah 10 cm + 0,02 cm = 10,02 cm atau 100,2 mm.
2. Contoh Soal Kedua
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Sebuah tempe diukur ketebalannya dengan memakai jangka sorong.
Hasil pengukurannya memperlihatkan skala seperti pada gambar di bawah ini.
Maka, berapakah hasil pengukuran ketebalan tempe tersebut?
Jawaban:
Diketahui:
Skala utama = 5,30 cm
Skala nonius = 0,05 cm
Hasil pengukuran = 5,30 cm + 0,05 cm = 5,35 cm
3. Contoh Soal Ketiga
Berapakah hasil perhitungan akhir dari pengukuran contoh gambar soal di atas dalam satuan milimeter?
Jawaban:
Pembacaan skala utama ialah 1,1 cm atau 11 mm (diperoleh dari satu garis sesudah angka satu di skala utama yang tepat berseberangan dengan angka nol di skala nonius sebelah kanannya).
- Pembacaan skala nonius ialah 0,65 mm (diperoleh dari garis skala vernier yang persis lurus dengan garis di atasnya, yaitu 6 dan 7).
- Maka, hasil pengukuran contoh gambar soal di atas adalah 11 mm + 0,65 mm = 11,65 mm atau 1,165 cm.
Memahami mata pelajaran fisika memang harus turut serta dibarengi juga dengan buku belajar yang tepat supaya setiap materi yang ada bisa dipahami secara lebih menyeluruh.
Buku Saku Pintar Fisika: Kumpulan Rumus dan Aplikasi SMA / MA Kelas 10, 11, 12 ini disusun dengan sistematis lewat penyajian yang sederhana.
Hal ini akan memudahkan siswa untuk memahami materi dan soal secara lebih mendalam, karena setiap bab dalam buku ini dibagi dalam dua bagian.
Pertama, berisi rangkuman materi-materi fisika SMA sejak kelas 10 hingga 12.
Kedua, buku ini juga memuat contoh soal beserta pembahasannya yang pernah muncul dalam ujian masuk perguruan tinggi.
Semua materi fisika SMA lengkap dibahas di sini sehingga bisa menjadi buku saku yang mudah dibawa dan dipelajari di mana pun dan kapan pun juga.
Pesan bukunya sekarang juga di Gramedia.com.