Mengenal Tarian Bungong Jeumpa, Mulai dari Sejarah, Pola Gerakan, sampai Makna Tariannya

Lihat Foto
Sumber Gambar: Kompas.com
Tarian Bungong Jeumpa
Rujukan artikel ini:
Seri Dendang Kencana: Menjadi Guru…
Pengarang: Watiek Ideo & Nindia…
Penulis Okky Olivia
|
Editor: Puteri

Selain memiliki sumber daya alam yang melimpah, Indonesia juga dikenal sebagai negara yang kaya akan budayanya.

Setiap wilayah di Indonesia pasti memiliki ciri khasnya masing-masing, mulai dari suku, adat istiadat, pakaian tradisional, makanan tradisional, rumah adat, sampai tarian tradisional.

Salah satu daerah yang terkenal dengan berbagai macam tarian tradisionalnya adalah Nanggroe Aceh Darussalam, yang wilayahnya berada di ujung barat Pulau Sumatra.

Ada Tari Bungong Jeumpa yang ternyata memiliki sedikit kesamaan dengan Tari Saman, tapi belum banyak orang yang mengetahui perbedaannya.

Oleh karena itu, artikel ini selanjutnya akan membahas mengenai Tari Bungong Jeumpa secara mendalam, mulai dari sejarah, pola gerakan, sampai makna tariannya.

Sejarah Tarian Bungong Jeumpa

Nama Bungong Jeumpa sendiri diambil dari nama salah satu bunga yang banyak tumbuh di wilayah Aceh, yakni bunga cempaka.

Bunga cempaka memiliki aneka warna kuning, hijau, dan merah, serta sering dikaitkan sebagai simbol keindahan bagi masyarakat Aceh.

Bunga cempaka sering digunakan dalam upacara tradisional dan pernikahan, bagian kuncup bunganya dipakai sebagai hiasan kepala pengantin yang bernama dara baro.

Perkembangan Tari Bungong Jeumpa ini tentunya tidak bisa dilepaskan dari peran Kerajaan Aceh pada masa lampau.

Saat itu, raja Kerajaan Aceh sangat percaya kalau tarian ini bisa membawa rezeki yang baik bagi kerajaan dan masyarakat di sekitar.

Bunga cempaka ini sendiri merupakan salah satu jenis bunga yang sangat disukai oleh anggota keluarga Kerajaan Aceh sehingga dijadikan representasi pada Tari Bungong Jeumpa.

Mengutip dari laman Kemendikbud RI, bunga cempaka juga sering dijadikan sebagai bahan campuran wewangian dalam prosesi mandi balimau (membersihkan diri dari hadas besar dan kecil) yang biasanya dilakukan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.

Setelah itu, muncul sebuah ritual baru (ritual mencari rezeki) yang menggunakan lagu dengan judul ‘Bungong Jeumpa’.

Karena dianggap cocok, lagu ini kemudian juga dijadikan sebagai lagu untuk tarian Bungong Jeumpa, tapi dengan sedikit modifikasi terutama di bagian gerakan tariannya.

Lagu Bungong Jeumpa ini nantinya juga sering dijadikan sebagai musik utama untuk mengiringi para penari Aceh pada acara-acara tertentu.

Pola Gerakan Tari Bungong Jeumpa

Formasi Tari Bungong Jeumpa biasanya dilakukan secara berkelompok, terdiri dari 2 gerakan inti yakni gerakan berdiri dan duduk.

Berikut adalah beberapa pola gerakan pada Tari Bungong Jeumpa.

1. Gerakan Pancat

Pancat merupakan jenis gerakan untuk mempersiapkan tubuh sebelum mulai menari, dimulai dengan berdiri tegak.

Para penari harus menautkan kedua telapak tangan di depan dada, mirip seperti sedang bertapa tapi dengan posisi berdiri.

Sambil berdiri, para penari harus mulai berjalan ke kanan dan kiri, maju dan mundur sembari mengikuti irama musik yang ada.

Tidak hanya gerakan tubuh, para penari juga harus memperlihatkan ekspresi atau mimik wajahnya secara jelas.

2. Gerakan Mandhak

Gerakan ini dilakukan secara bergantian, terkadang tangan kanannya berdiri dan tangan kirinya memegang siku, dan sebaliknya.

Setelah itu, jari para penarinya bisa digerakkan seolah-olah sedang memetik gitar.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Posisi tubuh sang penari juga harus mulai bergeser ke kiri dan kanan menggunakan hitungan 4 atau lebih mudahnya, bergeser ke kiri 2 kali dan kanan 2 kali.

3. Gerakan Ngrayung

Ngrayung adalah gerakan dimana para penari mengacungkan ibu jari ke depan sementara 4 jari lainnya dirapatkan.

Selain itu, kedua telapak tangan harus dihadapkan ke arah atas dan bawah, sembari digerakkan ke kanan dan kiri dalam hitungan 4 x 8.

4. Gerakan Lutut

Gerakan pada lutut mengharuskan kedua tangan penari untuk membentuk lingkaran seperti bulan dengan kaki yang berjalan di tempat.

Saat melakukan gerakan ini, para penari harus menjaga kestabilan lutut, sambil terus melakukan hitungan 4 x 8.

5. Gerakan Wirasa

Selanjutnya para penari harus meletakkan tangannya di bahu sambil berjalan lurus ke depan dengan perlahan.

Dinamakan gerakan wirasa karena penari harus memberikan rasa pada gerakan, sembari menikmati lagu bungong jeumpa yang diputar saat itu.

6. Gerakan Pandeleng

Pandeleng adalah gerakan yang mengharuskan para penari untuk memegang bahu kanan dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya berada di bagian pinggang.

Saat melakukan gerakan ini, sang penari juga harus mengatur sorot mata dan gerakan kepalanya agar tetap sinkron sesuai dengan lagu yang dimainkan.

7. Gerakan Solah

Solah adalah gerakan dimana para penari harus menepuk kedua tangannya ke depan, ke atas kepala, dan juga dada.

Saat melakukan gerakan ini, penari harus punya kepekaan yang tinggi supaya bisa memahami kapan waktu yang tepat untuk melakukan gerakan ini.

8. Gerakan Penutup

Gerakan penutup ini sebenarnya hampir sama dengan gerakan pembuka, sang penari melakukan posisi seperti sedang bertapa tapi dalam posisi berdiri.

Gerakan ini memiliki arti ucapan terima kasih kepada para penonton yang sudah bersedia menyaksikan pertunjukan tari tersebut.

Makna dan Fungsi Tarian Bungong Jeumpa

Setelah mengetahui pola gerakan pada tarian Bungong Jeumpa, kamu juga perlu mengetahui makna apa saja yang disampaikan melalui tarian tersebut.

Menurut situs Kemenkeu, Bungong Jeumpa bukan hanya sebatas lagu dan tarian saja, tapi juga melambangkan semangat dan keindahan tanah Aceh, bahkan sering juga dikaitkan dengan keberadaan Kerajaan Jeumpa.

Tari Bungong Jeumpa melibatkan gerakan tangan, kaki, pinggul, dan badan yang dipercaya melambangkan bentuk dari bunga jeumpa atau bunga cempaka.

Ada 3 fungsi Tari Bungong Jeumpa, yaitu:

  1. Mengisahkan bagaimana masyarakat Aceh memiliki semangat yang tinggi dalam perjuangan hidupnya.
  2. Menjadi sarana promosi budaya bagi masyarakat Aceh. Terutama dari segi gerakan tarian yang penuh filosofi, kostum daerah yang unik, sampai berbagai properti yang digunakan.
  3. Menjaga tradisi pada beberapa acara adat seperti pernikahan, khitan, dan masih banyak lagi.

Itulah penjelasan lengkap mengenai Tari Bungong Jeumpa yang menjadi salah satu tari kebanggaan masyarakat Aceh.

Bicara soal tarian tradisional, sudah seharusnya kita terus memperkenalkan berbagai jenis tarian tersebut kepada para generasi muda agar budaya ini tidak habis dimakan zaman.

Melalui buku Seri Dendang Kencana: Menjadi Guru Tari, kamu akan mengetahui bagaimana asyiknya menjadi seorang guru tari bagi anak-anak.

Menceritakan tentang Ibu Kadek, seorang guru les tari yang ragu dan tidak percaya diri karena khawatir tidak bisa mengajar dengan baik.

Melalui buku ini, para pembaca akan mempelajari berbagai macam tarian tradisional Indonesia sekaligus juga belajar tentang makna kehidupan.

Kalau tertarik, dapatkan buku ini segera di Gramedia.com.

TAG:

Terkini
Lihat Semua
Jelajahi