Sejalan dengan perkembangan zaman, dunia seni pun tak luput turut ikut berkembang melahirkan beberapa versi baru, tak terkecuali seni tari.
Perkembangan seni tari mampu menghadirkan aliran baru yang disebut dengan tari kreasi.
Tari kreasi pada dasarnya adalah koreografi yang dipakai serta bertolak belakang dengan tari tradisional maupun pengembangan dari tari dan pola yang sudah ada sebelumnya.
Tari kreasi dapat diartikan sebagai tari tradisional atau tari rakyat yang dikembangkan menjadi suatu tarian baru.
Dengan munculnya seni tari kreasi mampu membuat eksistensi tari tradisional menjadi lebih langgeng dan banyak dikenal oleh generasi muda meskipun sudah mengalami modifikasi.
Tidak mengherankan apabila tari kreasi tidak memiliki aturan khusus serta bebas mengambil inspirasi gerakan dan dikembangkan dari mana pun.
Keanekaragaman budaya dan tarian daerah mampu membuat tari kreasi menjadi opsi dalam mengembangkan dan menginovasi tarian tradisional untuk lebih mengikuti perkembangan zaman.
Maka tidak menutup kemungkinan jika akan ada banyak anak muda yang mulai tertarik dengan tari kreasi yang memang berakar dari tari tradisional ini.
Apa saja sih contoh dari tari kreasi ini sendiri? Untuk lebih tahu penjelasan selengkapnya, simak pengertian dan beberapa contoh tari kreasi berikut ini.
Pengertian Tari Kreasi
Tari kreasi merupakan seni tari yang memiliki ekspresi serta jiwa berbentuk gerak dan perpindahannya tidak mempunyai aturan yang pakem.
Bisa dibilang, tari kreasi adalah tari yang dalam setiap gerakan perpindahannya dilakukan dengan lebih leluasa oleh sang penari.
Sesuai dengan sebutannya, tari kreasi adalah bentuk seni tari yang sudah mengalami modifikasi yang bermula dari banyaknya ide kreatif yang diadopsi dari tari-tari tradisional.
Masih sama layaknya seni tari pada umumnya, tari kreasi mengutamakan gerak keseharian serta realistis, tapi masih lebih fleksibel jika dibandingkan dengan tari tradisional.
Tari kreasi berperan sebagai bentuk pertunjukan dan hiburan yang disusun dengan baik serta dipersiapkan lewat latihan yang panjang dan serius.
Tidak hanya itu, tari kreasi juga dapat dijadikan ekspresi diri dalam menuangkan perasaan melalui gerakan-gerakan tarian.
Contoh Tari Kreasi
1. Tari Nguri
Tari Nguri adalah salah satu tari yang berasal dari Nusa Tenggara Barat yang berkembang saat zaman kerajaan Sumbawa.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Berdasarkan sejarahnya, tari Nguri sebetulnya ditampilkan hanya untuk sekedar hiburan raja belaka, namun saat ini tari Nguri bisa dipertunjukkan untuk menjamu tamu.
Jika ditelaah secara lebih mendalam, munculnya tari kreasi asal Sumbawa satu ini merupakan tari kreasi paling tua yang ada di Indonesia.
Tari Nguri sudah ada sejak awal abad ke-20 dan menjadi hiburan untuk menyambut tamu penting yang datang ke Nusa Tenggara Barat.
2. Tari Merak
Salah satu tari kreasi lainnya adalah tari Merak yang cukup populer di tengah masyarakat.
Tari kreasi yang berasal dari Jawa Barat ini pada mulanya diperkenalkan oleh seorang seniman Sunda bernama Raden Tjetjep Somantri.
Daya tarik dari tari Merak sendiri terdapat pada kostum yang dikenakan oleh penarinya karena menggambarkan seekor burung merak.
Biasanya kostum yang dikenakan oleh penari Merak dibuat mirip layaknya burung merak dengan aksen bulu berwarna-warni.
3. Tari Yapong
Tari Yapong merupakan tari kreasi yang berasal dari wilayah DKI Jakarta.
Meskipun sudah cukup terkenal, tapi kebanyakan orang masih belum tahu jika tari Yapong adalah tari kreasi yang diperkenalkan oleh Bagong Kusudiardjo, seorang seniman tari asal Indonesia.
Tari kreasi yang satu ini pertama kali dipertunjukkan pada tahun 1977 ketika ibukota Jakarta tengah merayakan hari jadinya yang ke-450.
Tari Yapong mempunyai makna yang mendalam mengenai kisah warga Jakarta yang sibuk namun penuh dengan tradisi serta budaya.
Menarik sekali rasanya dapat mengenal berbagai macam jenis tari yang ada di Indonesia ini.
Maka dari itu, untuk mengenalkan budaya dan seni tari Indonesia kepada anak-anak bisa dilakukan melalui buku Seri Aku Cinta Indonesia: Pentas Tari Topeng.
Buku ini menceritakan tentang seorang anak yang sangat ingin mengikuti pentas tari Topeng dan ikut mengambil peran dalam pertunjukan tersebut.
Akan tetapi, karena bergigi ompong, dia tidak dapat menggigit topeng untuk menarikan tari Topeng.
Tangannya yang kecil juga menyulitkannya untuk menabuh gendang.
Bagaimana kelanjutan kisahnya? Segera cari tahu lanjutannya dengan memesan bukunya di Gramedia.com.