Review Buku Sihir Perempuan: Magis dan Feminis

Lihat Foto
Rujukan artikel ini:
Sihir Perempuan
Pengarang: Intan Paramaditha
|
Editor: Ratih Widiastuty

Sumber: Instagram @sastragpu

“...bahwa jika Indonesia ini buku, maka genre-nya pasti realisme magis.”

Parade Hantu Siang Bolong, xviii, Titah AW

Seperti mengamini kutipan di atas, masyarakat Indonesia memang tidak akan pernah lepas dari beragam mitos, legenda, folklore, dan cerita-cerita magis lainnya.

Salah satu yang selalu asyik menjadi pergunjingan adalah hantu dan dunia-dunia tak kasat mata lainnya.

Dengan banyaknya kebudayaan dan kepercayaan di Indonesia, cerita-cerita tentang hantu juga beragam jenisnya.

Dari mulai hantu-hantu yang berkeliaran hingga hantu-hantu yang membalaskan dendam, semuanya memiliki kisah di balik eksistensi mereka sebagai hantu.

Novel kumpulan cerita pendek Sihir Perempuan menjadi rumah bagi 11 kisah magis, seperti hantu yang meneror manusia, dongeng masa kecil yang tak terlalu indah, mitos lokal yang melegenda, serta berbagai kisah tentang darah.

Semuanya ditulis oleh Intan Paramaditha dengan perspektif feminis, dimana perempuan memiliki banyak peran. Tapi tetap saja, tantangan dan teror selalu menghantui peran-peran itu.

Teror Hantu-Hantu Perempuan

Di beberapa bagian, Intan bercerita tentang hantu-hantu perempuan.

Ada kisah tentang hantu berambut panjang penghuni loteng yang memintal selimut bagi kekasihnya, vampir yang selalu haus akan darah, seorang dokter yang tak sadar sudah menjadi hantu, teror hantu yang selalu muncul di kamera polaroid dalam sesi pemotretan, hantu yang menjilat bekas pembalut menstruasi, dan legenda sang ratu Pantai Selatan yang selalu memukau.

Bahkan dalam wujudnya sebagai hantu, perempuan-perempuan ini hadir untuk memberikan pelajaran bagi kita yang hidup.

Bukan hanya sensasi ngeri yang dirasakan saat membaca kisah-kisah mereka, kita juga dibawa menuju sisi humanis dari manusia yang paling terdalam, bahwa kehadiran mereka juga adalah hasil dari tindak tanduk manusia itu sendiri.

Jika baik, maka akan baik. Jika buruk, maka akan buruk.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Review Buku Sihir Perempuan: Suara-Suara yang Termarjinalkan

Salah satu kisah yang menjadi refleksi dari suara-suara mereka yang termarjinalkan adalah Perempuan Buta Tanpa Ibu Jari.

Dongeng masa kecil tentang seorang putri bangsawan cantik ini diceritakan dalam sudut pandang orang ketiga, menguak sisi lain si kakak tiri yang selama ini menjadi tokoh antagonis.

Apakah sebelumnya terpikirkan oleh kita bahwa orang yang diceritakan jahat justru adalah orang yang selalu dipandang sebelah mata dan selalu menerima ketidakadilan?

Apakah terpikirkan oleh kita bahwa si putri bangsawan cantik itu justru adalah orang yang punya banyak privilese?

Mungkin ini lah saatnya kita untuk melihat suatu hal tidak dalam sudut pandang mayoritas dan lebih kritis dalam menginterpretasikannya.

Tidak hanya kisah Perempuan Buta Tanpa Ibu Jari, kisah Sejak Porselen Berpipi Merah Itu Pecah juga menampilkan sebuah kebebasan yang direpresi.

Porselen yang pecah sebentar lagi digantikan oleh porselen yang baru, padahal sebelumnya keindahannya dipuja-puja, hingga akhirnya ia masuk ke dalam laci yang gelap dan terpaksa dikeluarkan lagi untuk sementara waktu menemani boneka laki-laki hingga porselen yang baru datang.

Pernahkah terbayangkan oleh kita jika porselen itu sebetulnya lebih suka berada di dalam laci oleh karena ia bisa sesuka hati melakukan apa saja tanpa diketahui orang lain?

Pernahkan terbayangkan oleh kita jika porselen itu sesungguhnya begitu lelah menjadi pajangan?

Mungkin memang sebaiknya kita tidak perlu memaksakan pilihan kita kepada orang lain serta kita juga harus bisa lebih menghargai pilihan orang lain.

Gothic Feminist

Jika Inggris punya Mary Shelley dengan Frankenstein-nya, Amerika Serikat punya Shirley Jackson dengan The Haunting of Hill House-nya, Argentina punya Mariana Enríquez dengan Los peligros de fumar en la cama-nya, maka Indonesia punya Intan Paramaditha dengan Sihir Perempuan-nya.

Dengan memadukan unsur-unsur magis dan feminis, kisah-kisah yang diceritakan tidak hanya menimbulkan sensasi ngeri, tapi juga menjadi suara perempuan untuk melawan patriarki.

Buku ini telah menerima respons baik dari para pembaca. Kehadirannya dengan tampilan baru wajib masuk jadi daftar buku yang kamu baca selanjutnya!

Segera dapatkan buku Sihir Perempuan hanya di Gramedia.com!

TAG:

Terkini
Lihat Semua
Jelajahi