5 Filosofi Pakaian Adat Betawi dan Ragam Keunikannya

Lihat Foto
Photo by M Risyal Hidayat on ANTARA FOTO
Filosofi Pakaian Adat Betawi
Rujukan artikel ini:
Batik Betawi
Pengarang: Hartono Sumarsono Dkk
|
Editor: Rahmad

Setiap pakaian adat pasti memiliki filosofinya masing-masing sesuai nilai budaya daerahnya. Itulah sebabnya pakaian adat bisa jadi identitas bangsa. Termasuk pada filosofi pakaian adat betawi yang mencerminkan budaya masyarakat Jakarta.

Dari filosofi tersebut kita dapat banyak belajar tentang budaya mereka. Sekaligus menjaga dan melestarikan nilai budaya bagi generasi bangsa seperti kita.

Filosofi Pakaian Adat Betawi

Banyak suku Betawi tinggal di dalam dan sekitar Jabodetabek. Secara biologis, suku ini sebenarnya merupakan suku campuran karena ada beberapa suku di Betawi yang kemudian kawin campur dan memiliki keturunan.

Secara umum, orang Betawi terinspirasi oleh orang Melayu, Islam, dan Cina dalam hal tradisi, budaya, adat istiadat, seni, dan masakan. Selain itu, model Melayu dan Muslim sangat kental.

Nama Betawi sendiri berasal dari kata Batavia, kemudian berubah menjadi Batawi dan kemudian Betawi sesuai bahasa masyarakat setempat.

Selain itu, untuk mendukung budaya dan cagar budaya Betawi di Jakarta, didirikan situs cagar budaya di Setu Babakan.

Salah satu yang bertahan adalah pakaian adat Betawi. Berikut ini filosofi pakaian adat Betawi yang bisa kamu pelajari dan amati dalam berbagai keunikannya:

1. Kebaya Encim atau Kerancang

Ini adalah salah satu pakaian adat Betawi yang sering dipakai oleh para wanita Betawi. Kebaya encim adalah bagian depan yang meruncing atau desainnya yang mengerucut. Sebagai pakaian dalam, Kebaya Encim dipadukan dengan sarung berbagai model.

Mulai dari pola karangan bunga, rebung, saputangan pagi dan sore (saputangan panjang yang disampirkan di pinggang, karangan bunga, tumbak atau belah ketupat.

Filosofi pakaian adat Betawi ini adalah keindahan, kedewasaan, kecantikan, keceriaan, kearifan dan mengikuti aturan. Selain itu juga, jadi petunjuk dari para leluhur.

2. Pakaian Sadaria

Pakaian adat pria ini sering digunakan oleh masyarakat Betawi dan juga dipadukan dengan kebaya encim untuk perempuan. Baju Sadaria atau Sadariah atau juga Sadarie ini berbentuk baju koko atau baju full berkerah Shanghai (kerah tertutup).

Biasanya pakaian ini berwarna putih dan berlengan panjang. Dua pilihan celana dipadukan dengan kemeja Sadaria. Yakni celana yang terbuat dari kain berwarna gelap atau celana dengan motif batik yang terbuat dari parang atau lereng.

Pakaian ini tidak memiliki filosofi tertentu. Hanya pakaian ini yang menunjukkan bahwa pemakainya rendah hati, dinamis, lemah lembut dan berwibawa.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

3. Pangsi Betawi

Sering kali jawara Betawi menggunakan pakaian adat ini yang menunjukan mereka yang sebenarnya adalah pejuang. Satu set pakaian terdiri dari baju tikim dan celana pangsi. Namun belakangan ini pakaian adat ini memang lebih dikenal dengan baju pangsi.

Busana Pangsi Betawi terdiri dari beberapa warna yang memiliki arti tersendiri. Busana pangsi berwarna putih atau krem ​​biasanya dikenakan oleh para ahli pencak silat yang juga pemuka agama. Penjahat biasanya memakai pakaian Pangsi hitam.

Dan baju pangsi merah dikenakan oleh seseorang yang memiliki kemampuan silat dan ilmu agama yang tinggi, sehingga kemampuannya tidak diragukan lagi. Intinya, meskipun kamu sudah menjadi orang hebat, kamu harus bisa menjaga sikap.

4. Pakaian Pengantin Betawi

Busana pengantin Betawi ini merupakan perpaduan budaya Arab, Cina, India, dan Eropa, sehingga tak heran jika busana adat Betawi ini memiliki desain yang sangat unik. Busana pengantin untuk pria disebut Dandanan Care Haji.

Gaun pengantin wanita tersebut kini bernama Care None pengantin cine. Kostum ini terdiri dari gaun panjang berwarna-warni dan hiasan kepala berbentuk turban. Warna sorban cocok dengan pakaiannya dan dihiasi dengan payet cerah.

Di sisi kiri depan terdapat pita bunga melati yang menjuntai hingga ke bahu. Ada banyak jenis gaun pengantin, mulai dari atasan, bawahan, mahkota hingga perhiasan.

5. Busana Bangsawan Ujung Serong

Umumnya pakaian adat betawi ini hanya digunakan oleh laki-laki bangsawan atau demang. Mengenakan celana yang serasi dengan jaket tertutup di bawahnya. Busana ini lebih sering digunakan pada acara formal seperti pernikahan, rapat dan acara pemerintahan.

Buku Batik Betawi yang ditulis Hartono dkk bisa kamu jadikan referensi untuk mempelajari pakaian adat Betawi yang juga kental dengan corak batiknya.

Selain coraknya, corak Batik Betawi juga memiliki filosofi tersendiri bagi nilai budaya orang Jakarta. Buku ini kamu pesan lewat Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

TAG:

Terkini
Lihat Semua
Jelajahi