Sudah bukan hal yang menjadi rahasia umum lagi kalau puisi dikenal sebagai salah satu karya sastra yang sangat indah. Karena puisi mempunyai rentetan kata yang penuh makna mendalam. Tujuan utama dalam pembuatannya adalah sebagai ladang untuk berekspresi dari si penulis.
Dalam menciptakan tulisan puisi, kemudian dikenal dengan nama majas dalam sebuah puisi. Nah, majas mempunya jenis, sifat, serta penempatannya yang beragam. Seperti salah satu contohnya adalah majas metafora.
Secara umum, majas dikatakan sebagai suatu gaya bahasa yang kerap digunakan untuk menjadikan sebuah karya sastra menjadi semakin hidup.
Majas biasanya seringkali kita temukan dalam sebuah puisi maupun prosa. Tujuan dalam penggunaan majas itu sendiri adalah untuk memperkaya pemilihan kata serta bahasa yang digunakan dalam sebuah karya sastra.
Apakah kamu pernah menyadari, ketika kamu membaca sebuah puisi, sering kali di dalam karya sastra tersebut terdapat beberapa majas yang mungkin belum kamu ketahui lebih detail? Majas sendiri mempunyai banyak sekali macamnya untuk bisa dijadikan sebagai pilihan kata yang indah dalam penempatan karya sastra. Berikut ini adalah majas yang seringkali digunakan dalam sebuah karya puisi.
Majas yang Ada Dalam Sebuah Tulisan Puisi
1. Majas metafora
Majas metaforma mempunyai arti memindahkan ini biasanya merupakan majas yang digunakan untuk memudahkan dalam membantu si penulis untuk menggambarkan sesuatu secara jelas dengan cara membandingkan suatu hal dengan hal lain yang mana mempunyai ciri-ciri serta sifat yang sama.
Contoh kalimat majas metafora dalam puisi:
Puisi Sapardi Djoko Darmono
Hujan Bulan Juni
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Dari puisi di atas, kita bisa mengetahui ada 2 contoh majas metafora di dalamnya, yaitu hujan bulan juni dan rintik rindunya. Kalimat hujan bulan juni dianalogikan sebagai sesuatu yang kering karena hujan jarang turun pada bulan Juni. Hal ini menggambarkan sebuah kondisi yang sedang mengalami kesulitan.
Sedangkan maksud dari rintik rindu adalah rindu yang sedikit tapi terus mengalir seperti halnya hujan yang turun.
2. Majas personifikasi
Majas ini merupakan majas di dalam puisi yang sering menggambarkan sebuah benda tak bernyawa yang seolah-olah mempunyai sifat seperti mahluk hidup. Majas personifikasi juga sering mempersamakan benda dengan manusia yang seolah mempunyai sifat, pemikiran, perasaan, serta kemampuan seperti halnya manusia.
Contoh kalimat yang mengandung majas personifikasi dalam puisi:
Puisi Sapardi Djoko Darmono
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Puisi di atas mengandung beberapa kalimat yang menunjukkan majas personifikasi memiliki maksud sebagai berikut. Kalimat kata yang tak sempat diucapkan kayu, maksudnya adalah kayu yang dianggap mempunyai kemampuan dalam mengucapkan kata-kata. Lalu kalimat kayu kepada api yang menjadikannya abu adalah sebuah kayu dan api yang bisa berbincang. Dan kalimat isyarat yang tak sempat disampaikan awan adalah awan yang bisa memberikan sebuah isyarat. Serta yang terakhir, awan kepada hujan yang menjadikannya tiada, seolah hujan di sini mempunyai kemampuan membunuh awan.
3. Majas simile
Merupakan majas perumpamaan yang biasanya menggunakan kata-kata seperti, ibarat, umpama, laksana, bak, sebagai, dan juga serupa. Biasanya, majas ini berfungsi untuk menggambarkan keadaan dengan membandingkan dengan suatu hal lain.
Contoh majas simile dalam sebuah karya puisi:
Anonim dalam judul puisi Mama
Saat kaki ini tak mampu berdiri
Saat lidah ini kelu tak mampu berucap
Atas beratnya ujian hidup yang harus ku jalani
Kau datang menghibur dan meringankan beban itu
Meski telah lama ku tinggalkan cinta abadimu
Tetap saja
Kau hadir dengan senyuman itu
Di saat masa sulitku
Mama
Kau bagaikan tetes air yang membasahi gurun yang tandu
Menyejukkan hati yang kekeringan, membasahi jiwa yang kehausan
Saat segala cobaan berat ini harus ku tanggung di negeri orang
Majas simile pada puisi di atas terletak pada kalimat Kau bagaikan tetes air hujan yang membasmi gurun yang tandus. Maksudnya adalah kasih sayang ibu yang akan terus mengalir di saat masa sulit anaknya yang disamakan dengan kalimat tetes air yang membasahi gurun tandus. Perhatian dan juga nasihat yang diberikan oleh ibu dapat memberi ketenangan pada sebuah hati yang gelisah.
Demikian macam-macam majas yang ada di dalam kalimat sebuah puisi. Kamu bisa menjadikan ini sebagai pedoman untuk kamu membuat puisi. Kamu juga bisa mendalami tentang majas dengan membaca Buku Pintar Majas Pantun dan Puisi.
Buku ini hadir untuk membantu pembaca mengenali berbagai jenis majas, pantun, serta puisi, baik puisi lama maupun puisi baru. Buku ini menyajikan pemahaman secara ringkas dan sangat mudah untuk kamu pahami. Buku ini sangat cocok untuk bahan pegangan pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum. Karena buku ini dapat menambah wawasan kamu mengenai kesusastraan Indonesia.
Buku ini bisa langsung kamu pesan melalui https://www.gramedia.com/
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.