Apa yang diucapkan oleh seseorang dapat menggambarkan karakter seseorang, sehingga jika kita ingin membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain, maka kita harus memperbaiki bagaimana cara kita berkomunikasi.
Sedemikian pentingnya ucapan, kita harus pandai berbicara untuk menunjukkan diri kita kepada lawan bicara dalam kehidupan sosial.
Oleh karena itu, bagi kamu yang ingin berlatih berbicara dengan baik, hal pertama yang sebaiknya kamu lakukan adalah mencari buku komunikasi yang tepat, seperti buku Bicara Itu Ada Seninya yang ditulis oleh Oh Su Hyang.
Buku mega best seller yang sangat direkomendasikan ini, sangat cocok untuk kamu untuk yang bermasalah dalam berbicara dan ingin tahu dasar-dasar percakapan dengan orang lain. Baca selengkapnya Review Buku Bicara Itu Ada Seninya.
Keunggulan buku ini adalah seperti membaca rangkaian puisi, setiap kalimatnya jelas dan mudah dimengerti, sehingga sangat mudah diterapkan di kehidupan sehari-hari.
Review Buku Bicara Itu Ada Seninya
Ucapan yang baik adalah yang bisa menggetarkan hati.
Untuk mencapai tujuan komunikasi, persuasi, dan negosiasi, kita harus mengetahui metode komunikasi yang efisien.
Menurut penulis, siapa pun bisa meningkatkan kemampuannya asalkan mau berusaha.
Dengan keyakinan itulah, beliau menulis buku yang berisi kumpulan metode berbicara.
Buku ini berbeda dengan banyak buku di pasaran yang sebagian besar merupakan buku teknis, bahan pengajaran, atau terjemahan yang sulit dinikmati dan dipahami oleh awam.
Dengan memperbaiki kemampuan berbicara, seseorang dapat memperbaiki kualitas hidupnya.
Dengan kata lain, buku ini didedikasikan untuk mereka yang berjuang untuk masa depannya.
Lalu, apa saja, sih, poin penting yang ada dalam buku Bicara Itu Ada Seninya?
Poin Penting dalam Buku Bicara Itu Ada Seninya
1. Kekuatan Storytelling
Cerita yang menembus ke dasar hati tidak hanya akan menutupi kekurangan yang dimiliki, tetapi juga menciptakan nilai lebih tersendiri.
Bahkan menurut Doug Stevenson, konsultan ahli presentasi dan pelatih teknik mengajar terbaik di Amerika, storytelling merupakan cara untuk memperkenalkan diri yang sangat efektif, tidak hanya untuk wawancara, tetapi juga dalam pertemuan bisnis ataupun pribadi.
Storytelling atau teknik menyampaikan cerita tidak hanya untuk mereka yang ingin menjadi pembicara, tapi bisa menjadi senjata besar dalam kehidupan sosial kita.
Storytelling yang baik menurut buku Bicara Itu Ada Seninya membutuhkan empat hal, yaitu tema, konflik, simpati, dan solusi, serta dua faktor tambahan, yaitu pembalikan dan alasan.
Untuk menyampaikan sebuah cerita, kita harus memiliki tema yang menonjol dan cerita yang ingin disampaikan harus konsisten dengan tema.
Untuk membuat sebuah kisah yang menarik, jangan lupa juga unsur konflik dan klimaks.
Jangan lupa bahwa konflik lah yang membuat orang-orang tenggelam dalam cerita.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Selain itu, sebuah cerita harus familier dengan kehidupan pembaca dan mudah dipahami untuk bisa menarik simpati.
Cerita yang dramatis juga harus menyajikan katarsis solusi terhadap konflik.
Selain itu, perhatikan juga alur cerita yang dipilih karena alur cerita yang sama sekali tidak bisa ditebak akan memancing rasa penasaran dan konsentrasi.
Namun, alur cerita yang tidak terduga hanya opsional, tergantung kepada kondisi.
2. Berbicara = Mendengar
Seseorang yang pintar berbicara bukan berarti mempunyai suara yang jernih dan enak didengar, tetapi lebih kepada isi ucapan yang terkandung di dalamnya.
Ketika kita menjalin komunikasi dengan orang lain, kita harus menunjukkan ketertarikan kepada orang lain.
Dalam artian, kita tidak hanya membicarakan diri sendiri tetapi juga memikirkan lawan bicara.
Hal ini mengacu pada teknik terpenting dalam komunikasi, yaitu mendengar.
Seperti yang disampaikan oleh Larry King, aturan pertama dalam berdialog adalah mendengarkan.
Menurut Larry King, kita harus menunjukan dengan sungguh-sungguh bahwa kita tertarik dengan apa yang sedang dikatakan oleh lawan bicara, sehingga dia akan berbuat yang sama kepada kita.
Ketika kita sungguh-sungguh tertarik pada lawan bicara, kita akan memberikan ruang bagi dia untuk mengungkapkan ceritanya.
Alfred Adler, seorang psikolog menyatakan bahwa ketertarikan ini dapat memberikan pengaruh besar dalam teori pengembangan diri.
Di dalam buku Bicara Itu Ada Seninya, penulis memberikan “Aturan 1-2-3” ketika kita sedang melakukan dialog.
Sekali berbicara.
Dua kali mendengarkan.
Tiga kali memberi umpan balik.
Inilah yang dibutuhkan bagi kita yang ingin meningkatkan kemampuan berkomunikasi, dan juga bagi pasangan yang mengalami hambatan komunikasi.
Di akhir buku, pembaca akan menyadari bahwa komunikasi menjadi hal yang penting untuk bersaing.
Buku Bicara Itu Ada Seninya berisi tentang pengalaman peningkatan diri, juga memuat berbagai konten mengenai teknik komunikasi, persuasi, dan negosiasi.
Buku ini dapat kamu beli di Gramedia.com atau bisa juga kamu dapatkan di toko buku Gramedia terdekat di kotamu.