Vanila adalah salah satu rasa makanan yang paling banyak digemari orang-orang di seluruh dunia.
Vanila memiliki rasa yang manis dan lembut.
Biasanya, rasa vanila populer digunakan menjadi perisa es krim, kue, susu, dan lain-lain.
Makanan dengan rasa vanila ada yang menggunakan bahan vanila asli maupun buatan.
Ekstrak vanila diambil dari tumbuhan Vanilla planifolia.
Tanaman ini memiliki buah berbentuk polong yang dalam bahasa Spanyol disebut vainilla.
Kata ini kemudian diturunkan menjadi vanilla.
Sejarah Asal-usul Vanila
Orang Indian Totonac di Meksiko Timur adalah masyarakat yang pertama kali membudidayakan tanaman vanila.
Karena wanginya yang begitu manis, sebuah legenda mengatakan bahwa tanaman ini berasal dari darah pasangan yang saling mencintai.
Vanila disebut sebagai hadiah Tuhan, melambangkan cinta, dan kasih sayang.
Pada tahun 1427, masyarakat Totonac ditaklukkan oleh bangsa Aztec.
Bangsa Aztec kemudian menemukan tanaman vanilla yang banyak ditanam di tempat tinggal Indian Totonac.
Bangsa Aztec memanfaatkan wangi dan rasa vanila yang sedap sebagai bahan minuman yang disebut cacahuatl, yaitu minuman yang terbuat dari campuran air, tepung jagung, biji kakao, dan madu.
Pada tahun 1519, seorang penakluk Spanyol mengirimkan biji kakao bersama dengan biji vanila ke Eropa.
Perpaduan rasa dan aroma itu langsung digemari oleh banyak orang.
Permintaan akan vanila yang terus meningkat akhirnya juga meningkatkan jumlah ekspor buah vanila dari Meksiko.
Tanaman vanila tidak bisa ditanam di sembarang tempat karena bunganya hanya bisa diserbuki oleh lebah Melipone yang hanya dapat ditemukan di Meksiko.
Setelah melalui beragam penelitian dan percobaan, seorang pakar tanaman asal Belgia bernama Charles Morren kemudian mengembangkan metode hand-pollinate untuk pembudidayaan tanaman vanila, sehingga tanaman tersebut bisa ditanam di mana-mana.
Baca juga: Apa Hubungan Rempah Rempah dan Penjajahan di Indonesia
Ekstrak Vanila Alami dan Buatan dari Kelenjar Dubur Berang-Berang
Permintaan akan vanila yang terus meningkat tak bisa dipenuhi terus menerus karena harga vanila yang cukup mahal.
Oleh karena itu, esens vanila buatan diperlukan untuk mengatasi permintaan konsumen ini,
Dari seluruh makanan berperisa vanila, hanya 6% yang menggunakan vanila alami, sisanya menggunakan vanila buatan.
Seorang peneliti bernama Joanne Crawford mengatakan bahwa kelenjar yang berada di antara panggul dan ekor berang-berang memiliki aroma enak yang sangat mirip dengan vanila.
Cairan pada kelenjar yang menghasilkan aroma mirip vanila ini rupanya ada karena berang-berang kerap memakan daun dan kulit kayu.
Ketika penemuan ini dipublikasikan, perburuan terhadap berang-berang menjadi tak terkendali sehingga populasi berang-berang terancam.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Karena hal tersebut, penggunaan kelenjar castoreum pada berang-berang ini dilarang karena berang-berang mulai terancam punah.
Hanya makanan dan minuman mewah saja yang masih menggunakan zat castoreum ini.
Manfaat Vanila
Selain perisa pada makanan, berikut merupakan fungsi-fungsi vanilla yang lazim digunakan.
1. Vanila sebagai Bahan Wewangian
Selain sebagai perisa makanan dan minuman, vanila juga kerap digunakan sebagai wewangian dalam parfum.
Aroma vanila kerap kali disebut sebagai aroma kebahagiaan.
Aroma vanila juga dianggap sebagai afrodisiak, atau aroma yang dapat merangsang daya seksual, sehingga parfum dan kolonye pria sering menggunakan aroma vanila di dalamnya.
2. Vanilla sebagai Zat Antioksidan
Dari 250 senyawa kimia dalam buah vanila, para peneliti mengidentifikasi senyawa yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan. Baca selengkapnya terkait Sifat Senyawa Kimia.
Obat yang diberi campuran zat antioksidan dari vanila ini kemudian digunakan untuk mengobati penderita artritis, epilepsi, dan depresi.
3. Vanila sebagai Zat Antimikroba
Asam dari vanilla dapat melindungi tubuh dari jamur dan bakteri karena adanya aktivitas antimikroba.
Karena itu, vanila juga sering digunakan dalam bahan herbisida untuk mencegah penyakit pada tanaman.
Kombinasi vanila dan kayu manis sangat berkhasiat untuk kesehatan karena dapat melemahkan bakteri dalam tubuh kita.
4. Vanila sebagai Zat Antimutagenik
Vanila telah terbukti efektif sebagai zat antimutagenik yang mencegah mutasi berbahaya penyebab kanker dalam tubuh manusia.
Vanila memengaruhi 64 gen yang merusak DNA dan sel-sel dalam tubuh.
5. Vanila sebagai Penghilang Rasa Sakit
Rasa sakit merupakan refleksi dari apa yang otak pikirkan.
Dengan kata lain, rasa sakit itu tidak akan terasa apabila otak kita tidak memikirkan rasa sakit tersebut.
Aroma vanila digunakan oleh para psikolog dan aromaterapis untuk melepas hormon dalam otak yang akan mengurangi pikiran tentang rasa sakit.
Hormon ini juga akan membantu meningkatkan kondisi kesehatan mental.
Permintaan yang tinggi terhadap buah vanila menjadi peluang bisnis yang sangat menguntungkan.
Indonesia merupakan penghasil vanila terbesar kedua setelah Madagaskar.
Bagi kamu yang tertarik untuk membudidayakan tanaman vanila, kamu dapat mengetahui caranya dalam buku Teknik Terbaru Budidaya Vanili di Pekarangan Rumah dan Pot karya Tatak Guntoro dan M. Anis Fathoni.
Buku ini memuat informasi praktikal tentang cara budidaya tanaman vanila karena merupakan pengalaman pribadi dari penulisnya.
Dalam buku ini, kamu akan menemukan cara mengolah tanaman dan buah vanila dengan baik dan benar, hingga cara pemasarannya agar mendapatkan keuntungan.
Segera dapatkan buku Teknik Terbaru Budidaya Vanili di Pekarangan Rumah dan Pot hanya di Gramedia.com!
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.