Membangun Pendidikan Karakter Melalui Buku Seri Sastra Anak Asia: Si Hitam dan Si Merah: Berbeda Itu Indah
Karya sastra sebetulnya merupakan media efektif untuk menyampaikan pendidikan karakter pada anak.
Sastra memberikan kesempatan kepada pembaca untuk berempati kepada situasi dan merasakan posisi orang lain.
Karya sastra anak merupakan cara ampuh untuk memperkenalkan karakter yang baik kepada pembaca anak karena merupakan gabungan antara ilustrasi gambar, kata, dan kalimat sederhana serta warna‐warni yang menarik.
Inilah daya tarik sastra anak yang telah sepatutnya dimanfaatkan sebagai sarana edukasi yang menyenangkan dan menghibur.
Namun, monotonnya tema dan kecenderungan sastra anak menjadi terlalu didaktik (bersifat mendidik) justru menimbulkan kesan menggurui dan akhirnya melemahkan cerita.
Perlu menjadi catatan bahwa sastra anak tidak bisa semata-mata dikaji dari lensa sastra untuk orang dewasa.
Sebab, karya-karya sastra anak telah disesuaikan sedemikian rupa dengan kemampuan, kebutuhan, dan cara membaca yang berbeda pula antara pembaca anak dan pembaca dewasa.
Apalagi, anak‐anak rupanya tidak suka digurui dan memiliki politic playground alias cara tersendiri dalam menyelesaikan masalah mereka.
Orangtua dan orang dewasa lainnya kadang hanya perlu menjadi pengamat tanpa melakukan intervensi.
Lantas, seperti apa ciri karya sastra anak yang tidak menggurui?
Karya Sastra Anak yang Memiliki Kepaduan
Menurut Murti Bunanta, pakar sastra anak, buku bacaan anak yang baik adalah yang mengandung cerita, ilustrasi, dan tema cerita yang saling mendukung.
Oleh karena itu, pesan moral seharusnya bukanlah kekuatan utama cerita anak.
Sebab, tanpa perlu dinyatakan secara tersurat, sebuah cerita yang baik, yang didukung dengan ilustrasi dan tema yang menarik akan meninggalkan kesan mendalam bag para pembacanya.
Karya Sastra Anak yang Memiliki Gaya Bahasa yang Tepat
Salah satu unsur menarik yang dapat dicermati dari suatu karya sastra anak adalah gaya bahasa.
Gaya bahasa merupakan cara membentuk atau menciptakan bahasa sastra dengan memilih diksi, sintaksis, ungkapan‐ungkapan, majas, irama dan imaji‐imaji yang tepat untuk memperoleh kesan estetik.
Cerita anak sepatutnya memperhatikan psikologis anak sebagai target pembacanya dan menggunakan bahasa sederhana.
Di sisi lain, sastra anak yang ideal juga mampu menyediakan ruang imajinasi bagi target pembacanya.
Caranya, dengan tidak menggunakan kata‐kata yang bersifat menggurui atau mendikte, tetapi lebih mengedepankan contoh nyata dan pengulangan topik dalam cerita.
Kelebihan Buku Seri Sastra Anak Asia: Si Hitam dan Si Merah: Berbeda Itu Indah
Buku Seri Sastra Anak Asia: Si Hitam dan Si Merah: Berbeda Itu Indah berhasil menyatukan kedua aspek di atas dengan sempurna.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Ilustrasi buku ini tergolong unik, hanya menggunakan dua warna utama yang konsisten, seperti judulnya: hitam dan merah.
Dalam setiap halaman, tokohnya disajikan dalam konsistensi warna tersebut.
Pada satu sisi, tokohnya tampak sangat ikonik dan akan melekat dalam benak.
Meski begitu, ada dua kemungkinan yang dapat terjadi kemudian: anak semakin berkonsentrasi atau anak merasa bosan karena tampilan warna yang itu-itu saja.
Alur cerita Buku Seri Sastra Anak Asia: Si Hitam dan Si Merah: Berbeda Itu Indah tergolong menarik dan membuat penasaran.
Penulis memahami betul hal-hal atau isu yang sekiranya akan membuat anak-anak larut dalam konfik yang dialami tokoh.
Kegelisahan dan rasa frustrasi tokoh sangat mungkin “menular” kepada si kecil saat mereka membacanya.
Buku ini juga disusun dengan berbagai pengulangan kata dan rima sehingga dapat menstimulasi anak secara visual maupun auditori.
Dalam buku ini, penulis banyak menggunakan gaya bahasa perbandingan.
Gaya bahasa ini umumnya akan mempertentangkan satu hal dengan hal lainnya demi tercapainya tujuan pesan dalam cerita.
Sedari awal, diceritakan betapa berbedanya kehidupan si Adik, si Kakak, si Hitam, maupun si Merah.
Penulis jarang menjelaskan sifat-sifat mereka secara gamblang melalui untaian kata-kata, semua perkembangan karakter dituangkan dalam adegan dan keseharian mereka.
Pembaca anak dari buku ini tidak serta-merta diajak untuk membangun pertemanan atau menolerir perbedaan.
Melalui lika-liku hidup si Hitam maupun si Merah yang mengalami banyak pasang-surut, buku ini mengajak anak untuk berpikir tentang berbagai hal.
Salah satunya adalah menerima perbedaan sebagai sesuatu yang lumrah, bahkan menjadikannya “pernak-pernik indah” dalam kehidupan mereka.
Pesan moral buku ini tidak dijejalkan dalam kata-kata eksplisit, tetapi melalui serentetan adegan demi adegan.
Puncak penyampaian pesan bahkan dituangkan lewat sudut pandang orang ketiga, yakni dari mata si Kakak dan si Adik, yang menyadari betapa indahnya kedua warna itu dalam harmoni.
Buku Seri Sastra Anak Asia: Si Hitam dan Si Merah: Berbeda Itu Indah ini bisa didapatkan secara online melalui Gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.