Bermula dari gedung historis bernama Ashdown House di Oxfordshire, Inggris, terciptalah sebuah kisah cinta sejati lintas generasi.
Nicola Cornick begitu terinspirasi oleh sejarah bangunan tersebut sehingga menulis sebuah novel berjudul House of Shadows yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit Elex Media Komputindo.
Tetapi, mengapa bangunan ini begitu istimewa?
Ashdown House, Latar pada Buku House of Shadows
Berdiri pada abad ke-17, Ashdown House adalah rumah peristirahatan yang dibangun oleh William the First Earl of Craven untuk Elizabeth Stuart, Ratu Bohemia—yang dijuluki “Ratu Musim Dingin” karena hanya sempat menjadi ratu Bohemia selama satu musim dingin setelah menikah dengan Frederick V, Raja Bohemia.
Elizabeth adalah kakak dari Charles I, raja Inggris pada periode 27 Maret 1625 – 30 Januari 1649.
William sendiri adalah seorang rakyat jelata dari Yorkshire Utara, Inggris, yang berhasil menjadi kesatria yang sangat disegani dan kaya raya.
Pada Perang Tiga Puluh Tahun (1618 – 1648), ia ikut bertarung mendukung Frederick V, Raja Bohemia, hingga akhir hayat sang raja.
Konon, William dan Elizabeth kemudian saling jatuh cinta, tetapi tidak ada bukti resmi bahwa keduanya pernah menikah.
Di atas tanah seluas seratus ekar, Ashdown House yang mengambil gaya bangunan Belanda berdiri dengan megahnya dan tampak bercahaya berkat dindingnya yang berwarna putih.
Bangunan cantik sebesar 740 m2 dengan delapan kamar tidur ini memiliki ciri khas berupa ornamen bola emas yang bertengger di puncaknya dan dikelilingi oleh padang rumput serta taman-taman rusa yang sudah menjadi tempat berburu bahkan sejak Abad Pertengahan.
Namun, sayang sekali Elizabeth Stuart tidak sempat menikmati hadiah dari sang kekasih karena ia wafat pada tahun 1662, sebelum pembangunan Ashdown House dimulai.
Pada masa kini, Ashdown House dibuka untuk umum sehingga menjadi salah satu tujuan wisata di Oxfordshire, Inggris.
Nicola Cornick, Penulis Buku House of Shadows
Kembali kepada Nicola Cornick, seorang sejarawan sekaligus novelis asal Inggris.
Cornick, selama bertahun-tahun selalu terpesona pada Ashdown House acap kali melintasinya, bertanya-tanya tentang sejarahnya tetapi tidak pernah mendapat kesempatan yang tepat untuk mengunjunginya.
Kebetulan sekali, ketika Cornick meninggalkan perkerjaan kantoran untuk menjadi penulis penuh waktu, National Trust (organisasi pelestari warisan budaya di Inggris, Wales, dan Irlandia Utara) membuka lowongan kerja untuk posisi pemandu di Ashdown House.
Ia pun mendaftarkan diri, hitung-hitung untuk mengisi waktu di sela-sela kegiatan menulis, dan berhasil diterima.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Menurut Cornick, ada sesuatu tentang Ashdown House dan sejarahnya yang akan merebut hati kita begitu berjalan melewati pintunya.
Ashdown House adalah sebuah rumah bak berlian kecil, kotak yang sempurna, dibangun di atas empat titik mata angin kompas, memiliki koridor-koridor marmer dan batu putih menakjubkan yang mengarah ke sebuah tangga kayu ek besar.
Tangga tersebut akan membawa kita hingga ke atapnya di lantai empat, dan di atas bangunan terdapat sebuah kubah kaca kecil dengan bola emas yang bertengger di puncaknya.
Namun begitu mulai meneliti sejarah Ashdown House, Cornick merasa bahwa kisah di baliknya pun tak kalah menariknya.
Ia kemudian mengembangkan fakta-fakta sejarah yang ada mengenai William Craven, Elizabeth Stuart, dan Ashdown House menjadi sebuah novel fiksi berjudul House of Shadows yang mengangkat tema misteri, sejarah, artefak-artefak mistis, dan tentunya kisah cinta sejati.
Sinopsis Buku House of Shadows
House of Shadows diceritakan dalam dua lini masa.
Pada masa kini, Holly Ansel, seorang pengukir kaca di London, dikejutkan oleh peristiwa hilangnya Ben, kakak laki-laki Holly, saat berada di Oxforshire.
Setelah waktu berselang, Ben tak kunjung ditemukan sehingga Holly memutuskan untuk pindah ke Oxforshire, tepatnya ke sebuah rumah tua yang dimilikinya bersama sang kakak, terletak tak jauh dari area Ashdown House.
Di tengah penyelidikan untuk mencari petunjuk penyebab menghilangnya Ben, Holly menemukan buku harian tua milik Lavinia Flyte, seorang pelacur kelas atas yang pernah tinggal di Ashdown House pada tahun 1801 selama menjadi wanita simpanan Lord Evershot, ahli waris Ashdown House pada masa itu.
Di memoarnya, Lavinia menulis secara detail penyiksaan Evershot terhadap dirinya, tetapi ia juga menulis bahwa di rumah itu ia menemukan cinta sejati pada diri seorang pria yang dipekerjakan oleh Evershot.
Pada masa yang lebih jauh lagi, tepatnya di abad ke-17, Elizabeth Stuart, Ratu Bohemia, memercayakan sepasang artefak mistis miliknya—yang dapat digunakan untuk melihat masa depan—kepada kesatria andalannya, William Craven untuk disimpan dan kemudian pada saat yang tepat diberikan kepada ahli waris sang ratu.
Tetapi, tindakan tersebut menjadi titik mula dari kekacauan yang akan berlanjut hingga berabad-abad kemudian.
Penasaran dengan misteri dan intrik yang terjadi di balik berdirinya sebuah bangunan historis yang masih berdiri hingga saat ini dan bagaimana ketiga wanita dalam masa yang berbeda ini saling terhubung?
Segera dapatkan House of Shadows, novel terbitan Elex Media Komputindo di Gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.