Harapan Alnira untuk Hari Perempuan Internasional 2022

Lihat Foto
Dok Gramedia Pustaka Utama
Rujukan artikel ini:
Gendut? Siapa Takut!
Pengarang: Alnira
|
Editor: Ratih Widiastuty

Wawancara Eksklusif Tim GPU dengan Alnira

Istimewa untuk Hari Perempuan Internasional 2022, tim Gramedia Pustaka Utama berkesempatan mewawancarai Alnira, salah satu penulis yang konsisten mengangkat cerita perempuan dalam novel-novelnya.

Alnira jatuh cinta dengan dunia membaca sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Mulai menulis cerpen sejak SMP dan belajar menulis novel mulai tahun 2009. Mencintai novel-novel fantasi dan kriminal, namun selalu menulis cerita romance. Montir Hati adalah novel ke-21 yang sudah terbit dan novel ketiga yang terbit di Gramedia Pustaka Utama.

Halo, Alnira. Apa kabar? Semoga dalam keadaan baik. Terima kasih sudah bersedia berbagi cerita dengan teman-teman pembaca buku GPU ya. Sebagai perkenalan, silakan ceritakan sedikit tentang latar belakang kepenulisanmu?


Halo, salam kenal. Sebelumnya, terima kasih banyak atas kesempatannya ya.


Saya mulai menulis saat masih di kelas tiga SMP, beberapa kali pernah mengirim naskah cerita yang saya buat ke penerbit, tetapi ditolak. Beberapa tahun kemudian, tepatnya di akhir 2014 saya bergabung di salah satu platform menulis online dan mulai mengunggah tulisan saya di sana, dan ternyata cerita saya mendapat respons yang baik dari pembaca. Kemudian, tahun 2015 pertama kali cerita saya yang berjudul Dilanika terbit, lalu berlanjut ke cerita-cerita yang lain.

Tahun 2016 cerita saya yang berjudul Dunia Nadhira dilirik oleh salah satu editor Gramedia Pustaka Utama. Alhamdulillah sekali, bisa menerbitkan tiga karya saya di GPU, karena itu adalah salah satu impian saya.


Wah, ikut senang mendengarnya. Kerja keras menulis akhirnya bisa mewujudkan impian ya. Nah, novel-novelmu yang sudah terbit di GPU yaitu Dunia Nadhira, Gendut? Siapa Takut! dan Montir Hati, mempunyai tokoh utama perempuan. Perempuan seperti apa yang digambarkan dalam karya-karya Alnira?


Pada tiga karya saya itu, saya menggambarkan tiga perempuan yang mandiri, tangguh, juga berhati lembut. Baik Nadhira pada novel Dunia Nadhira, Moza pada Gendut? Siapa Takut!, maupun Meisya di Montir Hati. Karena pada hakikatnya ya begitulah perempuan, dilahirkan dari seorang pejuang untuk menjadi pejuang.

Pada ketiga novel itu, tokoh-tokoh perempuan yang saya buat juga berprestasi. Jadi perempuan itu sama lho, bekerja bukan hanya karena uang tapi juga passion dan impian. Oh ya, Meisya di novel Montir Hati juga digambarkan sebagai sosok yang pantang menyerah meskipun masalah hidupnya begitu rumit.

Apakah ada penulis perempuan yang menginspirasimu dalam menulis?


J.K Rowling. Sejak membaca Harry Potter mulai kelas enam SD, hingga akhirnya membaca kisah penulisnya, saya benar-benar kagum dengan beliau ini. Naskahnya sempat ditolak berulang kali, sebelum akhirnya menjadi bestseller dunia. Benar-benar menginsipirasi saya untuk terus menulis walaupun pernah ditolak, saya percaya suatu saat akan ada waktunya untuk bisa lolos juga. Penolakan yang ada itu menjadi pembelajaran untuk memperbaiki karya yang ada.


Bagaimana kamu melihat kiprah perempuan saat ini?


Perempuan saat ini hebat-hebat. Banyak yang berkarya sesuai dengan passion-nya, apalagi sekarang media sosial mudah diakses, banyak perempuan yang memanfaatkannya untuk membuat karya. Mungkin kalau dulu kan pekerjaan perempuan itu terbatas ya, apalagi tidak dimungkiri dengan adanya budaya patriarki. Tapi sekarang beda, yang suka dandan bisa membuat konten tentang hobinya itu, yang suka gambar, menulis dan masak semua bisa berkarya dengan memanfaatkan platform yang ada. Banyak banget perempuan yang jadi sukses dengan passion masing-masing. Apa yang mereka lakukan itu juga akhirnya memberi semangat kepada perempuan-perempuan lain untuk melakukan hal yang sama.


Termasuk kamu ya, yang sukses di bidang kepenulisan. He he he. Kalau boleh tahu, seperti apa sih proses kreatif Alnira dalam menulis? Terutama novel Gendut? Siapa Takut! apa yang memantikmu untuk menulis kisah Moza ini?

Sebenarnya, menulis Gendut? Siapa Takut! itu risetnya dari diri saya sendiri sih, ha ha ha. Dulu pernah gendut, terus ya biasalah ya kalau orang gendut itu suka di-bully. Padahal apa salahnya orang gendut ini? Tentu hal ini nggak cuma saya yang ngalamin tapi banyak orang. Perempuan sering banget tuh di-bully karena gendut, dibilang nggak akan ada yang mau lah, susah cari kerja lah, dll.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Dari pengalaman ini saya akhirnya terinspirasi untuk tulis kisah Moza, gendut, tapi mandiri, berprestasi juga sebagai penulis bestseller. Punya hati yang baik dan ada kok yang mau sama dia.Lewat novel ini saya mau kasih semangat ke teman-teman yang senasib, walaupun gendut kita bisa lho berkarya dan tentu saja seperti yang saya tulis di buku ini, pelan-pelan mengubah kebiasaan buruk menjadi lebih baik dan juga hidup sehat.


Dengar-dengar, film Gendut? Siapa Takut! akan tayang bulan April di layar lebar ya? Kasih bocoran dong buat pembaca GPU tentang rencana ini. Terus, apa harapanmu untuk film ini?


Alhamdulillah, proses shooting film Gendut? Siapa Takut! sudah selesai dan insyaallah tayang tahun ini kalau nggak ada hambatan. Mohon doa ya, Teman-teman. Harapannya supaya film ini bisa diterima oleh semua kalangan dan bisa jadi penyemangat untuk para perempuan juga, supaya bisa punya semangat kayak Moza.


Khusus pada Hari Perempuan Internasional hari ini, apa yang ingin Alnira sampaikan kepada para perempuan?


Di Hari Perempuan Internasional ini, semoga nggak ada lagi bias gender dan diskriminasi. Perempuan itu sosok yang kuat dan hebat lho, mau itu wanita karier atau ibu rumah tangga, mereka sama-sama hebat. Saya seperti Nadhira dan Moza yang menjalani kedua profesi itu jadi saya tahu rasanya urus kerjaan, plus urus rumah, plus urus anak.

Semoga perempuan-perempuan di luar sana juga mendapatkan support system yang baik, untuk menjalani apapun hal yang ingin mereka lakukan selama itu positif. Jadi nggak dikotak-kotakkan lagi, perempuan cuma boleh begini begitu. Apalagi menganggap buat apa perempuan sekolah tinggi kalau akhirnya ngurus anak juga. Perempuan harus sekolah tinggi karena ia yang akan membesarkan dan mendidik generasi masa depan. Mengurus anak itu harus ada ilmunya.

Saya juga mendukung kesetaraan gender, karena kesetaraan gender itu bukan berarti perempuan dan laki-laki menjadi sama ya, tapi semua orang itu punya hak, tanggung jawab dan kesempatan yang sama.

Terima kasih atas obrolan singkatnya kali ini, Alnira. Sebagai penutup, apakah ada karya terbarumu yang sedang disiapkan untuk terbit?


Ada. Masih proses penulisan sih, kalau dulu tulisan saya berkisah tentang pencarian jati diri, pencarian pasangan hidup. Maka kali ini saya menulis tentang mommy life, ha ha ha. Cerita kehidupan ibu-ibu muda dengan masalah-masalah hidupnya. Doakan ya, semoga bisa berjalan lancar proses menulisnya.



Pasti didoakan! Semangat terus menulis ya, Alnira. Sehat selalu.

***


Semoga hasil wawancara singkat ini dapat menginspirasi teman-teman untuk terus berkarya. Selamat memperingati Hari Perempuan Internasional. #BreakTheBias

Karya lengkap Alnira: https://www.gramedia.com/author/author-alnira

Film Gendut? Siapa Takut!: https://www.imdb.com/title/tt15763826/

Buku karya Alnira bisa kamu beli dan dapatkan di Gramedia.com. Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

TAG:

Terkini
Lihat Semua
Jelajahi