Satir sering kali disamakan dengan sarkasme karena merupakan gaya bahasa yang bertujuan untuk melakukan sindiran kepada seseorang.
Meski begitu, keduanya dapat dibedakan berdasarkan konteks penggunaan.
Sarkas umumnya merupakan gaya bahasa yang diungkapkan dengan ekspresi marah dan kesal disertai nada bicara tinggi.
Sementara satir dilakukan lewat kritikan atau sindiran halus untuk memberi tahu orang lain tentang kebodohan atau kekurangan mereka.
Nah, untuk lebih memahami apa itu satir dan contoh kalimatnya, simak penjelasannya di bawah ini.
Dalam kesusastraan, satir termasuk sebagai salah satu jenis gaya bahasa yang disampaikan dalam bentuk humor, ironi, maupun parodi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, satir diartikan sebagai gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan untuk menyatakan sindiran atau ejekan terhadap suatu keadaan atau seseorang.
Selain itu, gaya bahasa satu ini juga dapat dimaknai sebagai bentuk komedi kebijaksanaan dan kebodohan yang ditampilkan sebagai kelucuan.
Istilah satir diambil dari bahasa Latin ‘satura’ yang berarti campuran dan mulanya merujuk pada sebuah jenis puisi.
Dalam bahasa Prancis, satir berasal dari kata satire yang berarti sajak atau karangan sebagai sindiran maupun secara langsung disampaikan.
Satir dapat diungkapkan dalam berbagai cara, di antaranya dengan nada yang ramah, nada keras, dan nada menusuk.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Dengan menggunakan satir, seseorang dapat menunjukkan kesalahan atau kelemahan terhadap suatu sistem maupun perilaku dengan cara menghibur.
Tidak hanya untuk menjadi hiburan agar membuat orang tersenyum atau tertawa, tetapi satir juga diharapkan dapat memberikan kesadaran tentang kebenaran dalam sebuah kritik sosial.
Ada berbagai jenis satir yang perlu diketahui, yaitu:
Selain jenis-jenis satir, ada pula karakteristik khusus yaitu terdiri dari mengandung kritik, merupakan ironi dalam bentuk humor, dan ungkapan tidak disampaikan secara terang-terangan atau implisit.
Untuk membuat kalimat satir yang menarik dan menghibur, dibutuhkan kosakata bahasa Indonesia yang beragam.
Tentunya, kosakata bahasa Indonesia yang digunakan harus baik dan benar sesuai dengan kaidah ejaan yang berlaku.
Agar lebih memahami ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kamu dapat membaca buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia: PUEBI yang Disempurnakan.
Buku ini tidak hanya merangkum tentang kaidah ejaan bahasa Indonesia saat ini, tetapi juga memuat bab terkait pembentukan istilah sesuai dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Selain itu, ada pula bagian ketiga dalam buku ini yang membahas tentang ulasan-ulasan dalam dunia kebahasaan, seperti kalimat, paragraf, morfem, majas, sastra Indonesia, dan peribahasa.
Mempelajari pedomaan umum ejaan bahasa Indonesia yang benar tidak hanya baik untuk menambah wawasan pengetahuan, tetapi juga bisa menjadi salah satu cara dalam menghargai dan menjaga eksistensi bahasa Indonesia.
Tertarik untuk mempelajari buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia: PUEBI yang Disempurnakan? Dapat dibeli langsung di toko buku Gramedia atau secara online melalui Gramedia.com.