Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lorong Waktu Kafe Funiculi Funicula & Toko Kelontong Namiya

Kompas.com - 19/01/2023, 13:33 WIB
Rujukan artikel ini:
Funiculi Funicula (Kōhī Ga Samenai…
Pengarang: Toshikazu Kawaguchi
|
Editor Puteri

Pernahkah terlintas di dalam pikiranmu bahwa dunia yang kita huni selama ini tidaklah linier dalam satu dimensi ruang dan waktu?

Mungkin jika kamu pernah menonton film Interstellar, atau serial kartun Doraemon, kalian akan menemukan konsep yang berbeda tentang dunia yang ternyata memiliki cabang masa lalu dan masa depan yang bisa kita tembus melalui lorong waktu.

Melalui teknologi dan transportasi yang sangat canggih, kita bisa bebas sesuka hati untuk kembali beberapa tahun ke masa lalu dan pergi beberapa tahun ke masa depan.

Namun, secara ilmiah, apakah manusia benar-benar mampu berpergian dengan lorong waktu?

Menurut NASA, yang dikutip dari kanal USA Today, berpergian ke masa lalu maupun ke masa depan itu memungkinkan, hanya saja hal tersebut tidaklah seperti apa yang kita bayangkan selama ini.

Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Dr. Ana Alonso-Serrano, seorang peneliti dari Institut Max Planck untuk Fisika Gravitasi di Jerman, yang mengatakan bahwa apabila manusia mampu mengukir ruang antariksa, mereka akan mampu untuk bermain dengan kelengkungan yang menyertainya sehingga membuat waktu berputar dan terciptalah lorong waktu.

Teori relativitas Albert Einstein juga menyebutkan bahwa waktu dan gerak itu relatif terhadap satu sama lain, dan tidak ada yang bisa bergerak melampaui kecepatan cahaya, yaitu 186.000 mil per detik, sehingga perjalanan waktu dapat terjadi melalui apa yang disebut dengan “pelebaran waktu”.

Mungkin pelebaran waktu inilah yang orang-orang anggap sebagai lorong waktu.

Lalu yang menjadi pertanyaan kemudian, apabila manusia benar-benar mampu berpergian dengan lorong waktu, tujuan apa yang ingin mereka capai?

Pada dasarnya, rasa penyesalan dan ketakutanlah yang mendorong manusia ingin kembali ke masa lalu atau pergi ke masa depan, untuk mengubah takdir-takdir kehidupan yang sesuai dengan keinginan mereka.

Namun sayang, meskipun kita bisa kembali ke masa lalu atau pergi ke masa depan, keadaan yang kita alami tidaklah berubah.

Kafe Funiculi Funicula dan Toko Kelontong Namiya sudah menjadi lorong waktu orang-orang yang kembali ke masa lalu dan menyaksikan bahwa tidak ada sesuatu yang bisa diubah di masa kini sepulang dari masa lalu dan masa depan.

Semua kisah-kisah mereka melintasi lorong waktu terangkum dalam tiga novel yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.

Sinopsis Funiculi Funicula

Di sebuah gang kecil di Tokyo, ada kafe tua yang bisa membawa pengunjungnya menjelajahi waktu.

Keajaiban kafe itu menarik seorang wanita yang ingin memutar waktu untuk berbaikan dengan kekasihnya, seorang perawat yang ingin membaca surat yang tak sempat diberikan suaminya yang sakit, seorang kakak yang ingin menemui adiknya untuk terakhir kali, dan seorang ibu yang ingin bertemu dengan anak yang mungkin takkan pernah dikenalnya.

Namun ada banyak peraturan yang harus diingat.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Satu, mereka harus tetap duduk di kursi yang telah ditentukan.

Dua, apa pun yang mereka lakukan di masa yang didatangi takkan mengubah kenyataan di masa kini.

Tiga, mereka harus menghabiskan kopi khusus yang disajikan sebelum kopi itu dingin.

Rentetan peraturan lainnya tak menghentikan orang-orang itu untuk menjelajahi waktu.

Akan tetapi, jika kepergian mereka tak mengubah satu hal pun di masa kini, layakkah semua itu dijalani?

Sinopsis Funiculi Funicula 2: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap

Masih berlatar di kafe yang sama, orang-orang masih kerap datang ke sana untuk menjelajahi waktu.

Kali ini ada seorang pria yang ingin kembali ke masa lalu untuk menemui sahabat yang putrinya ia besarkan, seorang putra putus asa yang tidak menghadiri pemakaman ibunya, seorang pria sekarat yang ingin melompat ke dua tahun kemudian untuk memastikan kekasihnya bahagia, dan seorang detektif yang ingin memberi istrinya hadiah ulang tahun untuk pertama sekaligus terakhir kalinya.

Kenyataan memang akan tetap sama.

Namun dalam singkatnya durasi sampai kopi mendingin, mungkin masih tersisa waktu bagi mereka untuk menghapus penyesalan, membebaskan diri dari rasa bersalah, atau mungkin melihat terwujudnya harapan.

Sinopsis Keajaiban Toko Kelontong Namiya

Ketika tiga pemuda berandal bersembunyi di toko kelontong tak berpenghuni setelah melakukan pencurian, sepucuk surat misterius mendadak diselipkan ke dalam toko melalui lubang surat.

Surat yang berisi permintaan saran. Sungguh aneh.

Namun, surat aneh itu ternyata membawa mereka dalam petualangan melintasi waktu, menggantikan peran kakek pemilik toko kelontong yang menghabiskan tahun-tahun terakhirnya memberikan nasihat tulus kepada orang-orang yang meminta bantuan.

Terlepas dari alur cerita ketiga novel di atas, jika saja Kafe Funiculi Funicula dan Toko Kelontong Namiya benar-benar memiliki lorong waktu yang bisa membawa kita ke masa lalu dan ia benar-benar bisa mengubah takdir kita, apa hal yang ingin kamu ubah di masa sekarang?

Tulis jawaban kalian di sini ya: https://bit.ly/lewatlorongwaktu

Selamat berandai-andai lorong waktu Kafe Funiculi Funicula dan Toko Kelontong Namiya benar adanya!

Segera check out buku-bukunya di Gramedia.com, ya!

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau