Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Sapardi Djoko Damono, Penulis Novel Terkenal di Indonesia Lewat Karyanya yang Meneduhkan Hati

Kompas.com - 30/11/2021, 13:00 WIB
Sumber Foto: Pinterest.com
Rujukan artikel ini:
Sunyi adalah Minuman Keras
Pengarang: Sapardi Djoko Damono
Penulis Okky Olivia
|
Editor Almira Rahma Natasya

Nama Sapardi Djoko Damono pasti sudah melekat di hati para pecinta buku, khususnya penikmat buku-buku sastra dan puisi.

Pujangga yang karyanya melegenda lewat puisi “Aku Ingin” dan “Hujan Bulan Juni” ini lahir di Solo pada 20 Maret 1940.

Sapardi Djoko Damono atau yang akrab dipanggil Eyang sudah menerbitkan banyak sekali buku puisi, esai, buku fiksi, dan karya sastra lainnya sejak tahun 1969.

Di usianya yang sudah senja, ia tetap berdedikasi pada bidang yang membesarkan namanya, hingga membuatnya banyak dijadikan panutan dalam dunia literasi Indonesia.

Alasannya sederhana, ia tidak ingin terkena penyakit pikun, jadi ia membiarkan dirinya tetap produktif selama masih mampu.

Sampai pertengahan tahun 2020, Eyang Sapardi masih aktif menerbitkan beberapa hasil tulisannya, yang sekaligus menjadi karya terakhirnya sebelum ia tutup usia pada Minggu, 19 Juli 2020.

Untuk mengenang sosoknya yang begitu melegenda, kamu bisa membaca beberapa karya Eyang berikut ini.

Beberapa Karya dari Sapardi Djoko Damono

1. Sunyi adalah Minuman Keras

Novel ini menjadi novel yang tidak pernah selesai karena Sapardi lebih dulu tutup usia. Baca selengkapnya Review Sunyi adalah Minuman Keras.

Novel ini menceritakan kisah hidup Rara, seorang penulis yang memilih untuk hidup sendiri dan tidak tertarik dengan pernikahan.

Hal ini karena hidup Rara sudah terlalu sibuk berpindah kota dan mempromosikan berbagai karya tulisnya.

Tapi semakin lama, Rara juga merasa kesepian yang akhirnya membuat ia mencurahkan semua isi hatinya ke media sosial.

Secara tidak sengaja, Rara akhirnya dipertemukan secara virtual oleh seseorang yang bisa mengatasi kegundahan dan kegelisahan yang Rara alami, yang membuat mereka cepat menjadi akrab.

Sampai tiba-tiba teman virtualnya menghilang tanpa kabar, Rara kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk membuat temannya kembali ke dalam hidupnya.

2. Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang

Buku ini sebenarnya merupakan buku kolaborasi antara Eyang Sapardi dengan Rintik Sedu, penulis muda yang juga terkenal berkat karyanya yang dinilai mewakili perasaan kebanyakan anak muda.

Dalam buku ini, Eyang Sapardi menyumbangkan beberapa buah puisi karangannya sebagai balasan dari puisi-puisi yang ditulis oleh Rintik Sedu.

Sebagai senior yang sudah terjun lebih lama dalam dunia literasi, Eyang Sapardi membuktikan kerendahhatiannya dalam merangkul Rintik Sedu sebagai generasi penerusnya.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Buku ini berhasil menjadi buku kolaborasi yang apik, karena berhasil menggabungkan cerita dan sudut pandang dua penulis yang berbeda zaman ini.


Baca juga: Rekomendasi Novel Remaja


3. Sosiologi Sastra

Tidak hanya menulis buku puisi atau novel, Eyang Sapardi juga menulis buku-buku ilmiah yang bisa dijadikan referensi untuk orang-orang yang ingin lebih memahami sosiologi sastra.

Buku ini membicarakan mengenai hubungan antara pengarang, karya sastra, dan masyarakat, yang berkaitan langsung dengan perkembangan ideologi, teknologi, dan pasar.

Bahasa yang digunakan Eyang Sapardi dalam buku ini sangat nyaman untuk dibaca dan tidak membuat pusing karena per babnya hanya terdiri dari dua sampai tiga lembar saja.

Lewat buku ini, Eyang Sapardi berhasil membuat para pembaca memahami sosiologi sastra dengan sangat mudah.

4. mBoel – 80 Sajak

siapa gerangan yang memulai

perjalanan tanpa rencana ini

siapa gerangan yang ikhlas beriman

pada jajaran huruf ini

Buku ini berisi sajak-sajak yang ditulis Eyang Sapardi sebagai ucapan terima kasih untuk perempuan yang biasa ia sapa sebagai mBoel.

Buku ini sebenarnya sudah disiapkan Eyang Sapardi sejak dua tahun yang lalu dan sengaja diluncurkan tepat di hari ulang tahun istrinya di bulan Agustus.

Angka 80 dalam judulnya diambil dari jumlah umur Eyang Sapardi saat buku ini terbit.

Bagi yang biasa membaca karya-karya Eyang pasti sudah tidak asing lagi dengan gaya penulisannya yang sederhana tapi kaya makna.

Buku ini berhasil mengajak para pembaca untuk ikut menyelami kisah cinta Eyang Sapardi bersama mBoel yang sederhana sekaligus meneduhkan hati.

Sebenarnya masih banyak sekali karya tulis Eyang Sapardi yang akan membuat kamu semakin mencintai, mengagumi, dan merindukan sosoknya yang begitu bersahaja.

Kamu bisa membeli lebih banyak lagi karya Eyang Sapardi melalui laman Gramedia.com atau bisa juga melalui e-booknya di Gramedia Digital.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau