Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dongeng Buaya dan Kancil, Dongeng Pengantar Tidur Bagi Anak

Kompas.com - 30/11/2021, 10:20 WIB
Sumber Gambar : pexels
Rujukan artikel ini:
Dongeng Lengkap Kancil
Pengarang: Kak Thifa
|
Editor Ratih Widiastuty

Orang tua masa kini banyak memilih teknologi untuk memberikan hiburan bagi anak-anak mereka.

Apalagi, sangat mudah bagi anak-anak untuk tertidur setelah menonton video atau kartun favorit mereka.

Hal-hal ini mungkin dianggap sebagai kesenangan masa kecil yang sederhana tetapi tidak ada yang sebanding dengan berharganya momen mendongeng untuk anak-anak kita.

Sebagai orang tua, berapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk bercerita dengan anak Anda? Bahan dongeng yang bisa Anda ceritakan salah satunya adalah kisah populer si Kancil dan Buaya. Baca selengkapnya terkait Dongeng Si Kancil.


Baca juga: Rekomendasi Cerita Dongeng Anak Bahasa Indonesia


Kisah Buaya dan si Kancil

Suatu ketika di hutan tempat Kancil dan binatang lainnya tinggal, hujan turun terus menerus.

Hujan itu menyebabkan banjir, seluruh binatang hutan, termasuk kancil, terpaksa harus mengungsi. Mereka semua tidak mau mati konyol tenggelam ditelan banjir bandang.

Satu per satu binatang hutan meninggalkan sarangnya tanpa membawa bekal, tapi kancil yang cerdik telah memperhitungkan segalanya.

Kancil terpikir mungkin di tempat yang baru nanti tidak ada makanan, oleh karena itulah ia mempersiapkan bekal makanan yang cukup.

Kancil meninggalkan sarangnya dan ia melihat semua binatang hutan telah jauh meninggalkannya. Kancil pun mencoba untuk tetap tenang.

Untuk mencapai pegunungan, semua binatang hutan harus menyebrangi sungai yang deras airnya.

Namun sungai itu dihuni oleh kelompok buaya yang sedang kelaparan.

Melihat seluruh binatang hutan menuju ke sungai, pemimpin buaya berkata kepada teman-temannya, “Kawan, inilah hari keberuntungan kita, sebentar lagi kita akan berpesta!” serunya.

Benar seperti apa yang dikatakan pemimpin buaya itu, satu per satu binatang hutan mulai menceburkan diri mereka ke dalam sungai tanpa ragu. Buaya pun berpesta dengan memakan binatang-binatang itu.

Kancil tentu juga sangat takut melihat kawanan buaya itu memakan kawan-kawannya dengan brutal, namun ia mencoba tetap tenang. Hanya sungai itulah jalan satu-satunya untuk sampai ke pegunungan.

Tak ada jalan lain dan tak ada pilihan lain, karena berbalik arah sama saja dengan menyerahkan nyawa kepada banjir yang siap menenggelamkannya.

“Aku harus menyebrangi sungai, tapi buaya-buaya ganas itu pasti akan memakanku, aku harus memikirkan sebuah cara,” pikir kancil.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Kancil berpikir sejenak untuk memikirkan sebuah siasat dalam menghadapi kawanan buaya tersebut. “Aha, aku tahu caranya!” seru Kancil berteriak.

Kancil segera berlari ke sungai. Dari atas sungai, Kancil berteriak kepada buaya, “Buaya, apakah kalian masih lapar?”

“Tentu saja, sekarang giliranmu menjadi santapan kami!” kata salah satu buaya. “Tunggu dulu, lihatlah tubuhku yang kurus ini. Apakah kalian kenyang bila kalian memakanku Bersama-sama?” tanya Kancil.

“Aku membawa bekal daging segar yang sangat banyak, tidak seperti kawan-kawanku yang telah kalian makan. Sejak dari rumah aku telah mempersiapkannya karena aku tahu pasti kalian suka daging segar,” ucap Kancil.

“Benarkah? Lekas kemarikan daging segar itu! Kami sudah tidak sabar ingin memakannya,” kata si ketua kumpulan buaya itu.

“Hmm… tapi aku belum yakin apakah daging segar yang kubawa ini cukup untuk mengenyangkan perut kalian semua. Aku harus menghitung jumlah kalian terlebih dahulu” ujar Kancil.

“Lekas hitung dan lekas serahkan daging itu!” teriak buaya yang lain.

“Kalau begitu berjajarlah mulai dari tepi sungai ini, agar aku bisa dengan mudah menghitung jumlah kalian!” Kancil memberikan arahan.

Semua buaya mulai berjajar dari tepi sungai tempat Kancil berdiri hingga sampai ujung seberang sungai.

Dengan tenang, Kancil melompat dari satu punggung buaya ke punggung buaya yang lain sambal berhitung lantang hingga ia tiba di seberang sungai.

“Kau sudah menghitung jumlah kami semua. Cepat serahkan daging segar yang kau bawa” seru si pemimpin buaya.

Kancil tertawa dan ia pun berkata kepada para buaya lapar ini, “ketahuilah buaya-buaya bodoh. Sebenarnya aku tidak punya daging segar sama sekali. Aku hanya memperdaya kalian agar aku dapat menyeberangi sungai.”

Para buaya menyadari bahwa kancil benar-benar cerdik, dengan mudah mereka terpedaya oleh taktik Kancil.

Mereka mencoba mengejar Kancil namun ia berhasil lolos dan selamat sampai di pegunungan.

Pesan Moral dari Cerita Buaya dan Si Kancil

Saat Anda menghadapi kesulitan selalu ada pilihan jalan keluar dengan sedikit taktik.

Oleh karena itu, Anda tak boleh mudah menyerah pada keadaan yang Anda hadapi.

Dongeng dapat memberikan pelajaran dan makna hidup bagi anak. Selain kisah kancil dan buaya ini. Buku “Dongeng Lengkap Kancil” yang disusun oleh Kak Thifa tersedia di Gramedia.com. Tunggu apa lagi? Beli sekarang juga!

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau