Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Menggunakan Kata-kata Sindiran, Gunakan 4 Cara Ini Untuk Mengkritik!

Kompas.com - 22/10/2022, 13:30 WIB
memberi kritik tanpa sindiran Sumber: pexels memberi kritik tanpa sindiran
Rujukan artikel ini:
Komedi Wayang: Peduli Sampah Cintai…
Pengarang: Helena J. Kristina
|
Editor Rahmad

Saat kamu ingin mengkritik orang lain, pastikan kamu mengkritiknya sesuai dengan apa yang dilakukan oleh orang tersebut. Kamu juga perlu ingat, untuk tidak mengkritiknya terlalu keras dan usahakan untuk menghindari kata-kata sindiran.

Jika kamu ingin mengeluarkan kata-kata sindiran, kamu bisa memikirkannya baik-baik, dan gunakan bahasa yang sopan dan konstruktif. Hal itu bisa juga membantu kamu dalam menyampaikan pesan yang ingin kamu sampaikan.

Yuk, simak beberapa cara yang bisa kamu gunakan untuk mengkritik seseorang selain menggunakan kata-kata sindiran.

Cara Mengkritik Tanpa Menggunakan Kata-kata Sindiran

memberi kritik tanpa sindiran memberi kritik tanpa sindiran

1. Ungkapkan apa yang ingin kamu ungkapkan

Kamu bisa mencoba untuk menyembunyikan sindiran kamu dengan menggunakan kata-kata sindiran yang halus hanya akan membuat kamu terlihat buruk di mata orang lain. Apalagi, kalau berbentuk sebuah komentar agresif pasif yang hanya akan membingungkan atau menghina lawan kamu.

Sebagai ganti dari kata-kata sindiran, maka jangan pernah takut untuk mengeluarkan segala unek-unek sebenarnya yang kamu maksud. Jangan juga untuk berbelit-belit.

2. Alih-alih menggunakan kata-kata sindiran, coba ucapkan masalahnya dengan spesifik

Pada umumnya, kata-kata sindiran hampir selalu terdengar seperti menjatuhkan orang lain. Misalnya, ada seseorang yang mengerjakan tugas yang rumit dan kamu mengatakan “Kamu salah mengerjakannya,” maka orang tersebut akan merasa tidak enak.

Kamu tidak hanya benar-benar menghancurkan pekerjaan orang tersebut, kamu juga belum memberikan penjelasan yang spesifik dari akar masalah pada pekerjaan orang itu.

Jadi, alih-alih menggunakan kata-kata sindiran, maka cobalah untuk menjelaskan sesuatu secara spesifik. Telusuri elemen yang spesifik yang bisa menjadi akar dari masalahnya.

3. Fokus pada apa yang dilakukan

Ini harus menjadi sebuah strategi yang jelas, tetapi masih banyak orang yang mengabaikannya. Mengkritik seseorang secara langsung menggunakan kata-kata sindiran hanya akan selalu membuatnya merasa sangat buruk.

Hal tersebut juga tidak akan membuat seseorang memiliki perubahan yang positif. Misalnya, seorang manajer di tempat kamu bekerja sedang berjuang dalam mempertahankan hubungan klien karena ia tidak ramah. Kalau kamu memberitahu bahwa orang tersebut bukan orang yang ramah, meski dengan perkataan sopan, hanya akan dianggap sebagai sebuah penghinaan.

Akan tetapi, jika kamu bisa mengalihkan kritik kepada tindakannya, dan memberi tahu kalau pilihan kata serta bahasa tubuh yang digunakan bisa membuatnya tampak tidak ramah, maka manajer kamu akan beranggapan bahwa kamu sudah memberikannya sebuah masukan, bukan penghinaan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

4. Menghindari kata-kata sindiran yang menuduh

Terdapat beberapa kasus di mana ini menjadi cara yang bisa jadi benar, bisa jadi juga salah. Namun, sebagian besar tidak sepenuhnya benar Tindakan ini. Jika ada seseorang yang berada dalam posisi yang benar-benar salah pun dan kamu mengatakan pada mereka salah apalagi dengan menggunakan kata-kata sindiran, itu malah bisa menjadi perdebatan.

Daripada kamu mengatakan “salah” secara langsung tanpa informasi sedikitpun, lebih baik kamu mengatakan “Ini bisa dibuat lebih baik lagi.”

Seiring dengan perjalanan karier, kamu akan menerima dan juga memberi kritikan. Apabila kamu tidak bisa beradaptasi dengan situasi itu, kemungkinan kamu akan mendapatkan banyak permasalahan.

Nah, itulah cara yang bisa kamu lakukan untuk mengkritik yang baik tanpa menggunakan kata-kata sindiran. Kamu bisa memahami cara-cara untuk memberikan sebuah kritik secara konstruktif dengan strategi serta pendekatan yang bisa membantu kamu memberikan kesan yang lebih baik.

Dengan menghindari kata-kata sindiran, maka reputasi kamu akan lebih kuat dan bisa membantu lebih banyak orang dalam menyadari kesalahan yang sudah mereka buat, tanpa harus melakukannya sendiri.

Kamu juga bisa membaca buku tentang kata-kata sindiran melalui narasi humor, seperti buku Komedi Wayang: Peduli Sampah Cintai Bumi - Buku Ketiga. Buku ini ditulis dengan narasi humor yang bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan tentang kepedulian manusia terhadap sampah.

Wahana wayang sangatlah tepat dipilih dalam bertutur, karena wayang bisa menyiratkan banyak petuah kehidupan, ditambah lagi dengan sebuah aksi nyata yang berisikan dari pengalaman nyata.

Kelucuan demi kelucuan bisa dinikmati dari isi buku ini. Namun, jika kamu cermati, ternyata banyak memberikan sebuah pesan untuk kehidupan manusia.

Kamu bisa langsung memesan buku ini melalui https://www.gramedia.com/

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau