Secara umum, sistem kalender yang digunakan oleh seluruh orang di dunia memiliki 12 bulan dengan sebutan berbeda-beda.
Mulai dari Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember.
Sedangkan dalam kalender Islam, 12 bulan tersebut memiliki nama yang berbeda-beda dan secara umum disebut sebagai bulan Hijriah.
Karena jarang diterapkan, sejumlah orang masih sering keliru dalam menyebut urutan bulan hijriah.
Lalu, bagaimana urutan bulan Hijriah dalam kalender Islam yang benar?
Sebelum itu, kita perlu tahu lebih dahulu pengertian dari bulan Hijriah untuk memahami urutannya.
Bulan Hijriah adalah sistem kalender yang menggunakan penanggalan berdasarkan perputaran bulan.
Sistem penanggalan ini telah ada sejak abad ke-7 yang diprakarsai oleh Umar bin Khattab bersama para sahabat Nabi Muhammad saw.
Nama Hijriah diambil dari peristiwa hijrahnya Rasulullah saw. dari Makkah ke Madinah pada 622 Masehi.
Peristiwa tersebut kemudian ditetapkan sebagai awal perhitungan kalender Hijriah dan memulainya dengan bulan Muharram atau Tahun Baru Islam.
Penanggalan Hijriah memiliki 29-30 hari dalam sebulan, sehingga memiliki total 354-355 hari dalam setahun.
Untuk menentukan pergantian bulan Hijriah, dilakukan berdasarkan waktu terbit matahari sampai terbenam.
Sistem kalender Hijriah memiliki 12 bulan dengan mengikuti penanggalan atau kalender dalam bahasa Arab.
Meski digunakan sebagai panduan dalam menentukan hari besar dan perayaan keagamaan Islam, penanggalan bulan Hijriah bukan wahyu dari Allah, melainkan hanya menggunakan bahasa Arab yang telah ada sejak zaman Jahiliyah.
Penamaan nama-nama bulan Hijriah juga memiliki maknanya tersendiri, maka dari itu jangan keliru dalam mengurutkannya.
Simak lebih lengkap urutan bulan Hijriah yang akan dijelaskan di bawah ini.
Bulan Muharram dikenal sebagai bulan pertama dari 12 bulan dalam kalender Islam yang menjadi awal dari Tahun Baru Islam.
Kata Muharram dalam bahasa Indonesia memiliki arti terlarang atau bulan yang disucikan dan dihormati.
Pada bulan ini, orang-orang tidak diperbolehkan untuk berperang dan dilarang melakukan pertumpahan darah.
Safar memiliki arti sepi atau kosong yang berasal dari kebiasaan orang Arab pada masanya saat pergi meninggalkan rumah dan harta mereka sampai kosong.
Selain memiliki arti kosong, ada pendapat lain yang menyebut Safar bermakna kuning, karena pada bulan ini tumbuhan mulai kuning atau memasuki musim gugur.
Rabiul memiliki makna sebagai musim semi pertama dan awal sebagai permulaan yang diambil dari pada masanya, orang Arab menang dari peperangan.
Selain itu, bulan ini juga memiliki kemuliaan sebagai waktu kelahiran Nabi Muhammad Saw. yang membawa ajaran Islam dari Allah Swt.
Hampir sama dengan Rabiul Awal, bulan Rabiul Akhir memiliki arti sebagai musim semi kedua.
Pada bulan ini, musim semi masih berlangsung dan biasanya dimanfaatkan oleh orang Arab untuk mulai menggembala hewan ternak.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Jumadil Awal memiliki arti musim dingin pertama yang diambil dari kata jamada, yaitu beku dan dingin.
Pada masa itu, bulan ini pernah dikenal dengan nama Jumada Khamsah yang berarti beku atau keras.
Jumadil Akhir juga diambil dari kata yang sama dengan Jumadil Akhir, yaitu jamada berarti beku, dingin hingga membuat menggigil.
Bulan ini juga masih termasuk musim dingin hingga membuat air pada bulan ini membeku seperti es.
Rajab memiliki makna sebagai keagungan atau mulia dan termasuk bulan yang haram untuk melakukan peperangan.
Selain itu, bulan Rajab memiliki arti cair atau sebagai pertanda mulai mencairnya es pada musim dingin.
Bulan Syakban memiliki makna sebagai bulan untuk memperbaiki hati dan segala cacat sebelum memasuki bulan Ramadan.
Pada masanya, Nabi Muhammad saw. secara penuh menjalankan puasa pada bulan ini dan memperbanyak membaca doa serta melantunkan ayat Al-Qur’an.
Ramadan diambil dari kata Romadh yang berarti panas menyengat atau membakar, karena pada bulan ini matahari jauh lebih menyengat dibanding bulan lain.
Bulan ini juga kerap disebut sebagai bulan suci Ramadan yang penuh kemuliaan, karena menjadi pertanda dibukanya seluruh pintu-pintu surga, pintu neraka ditutup, bahkan setan-setan dibelenggu.
Pada bulan mulia ini, orang-orang wajib berpuasa selama 30 hari dan mengerjakan sejumlah amalan-amalan baik karena pahala yang diberikan lebih besar.
Bagi umat Muslim, bulan Syawal merupakan momen kemenangan setelah melewati puasa sepanjang bulan Ramadan.
Selain itu, pada masanya bulan ini juga menjadi lambang kemenangan bagi umat Muslim dari peperangan dalam menentang musuh dalam jiwa yang besar, yaitu hawa nafsu dengan mengumandangkan takbir.
Bulan Zulkaidah dikenal sebagai bulan Haram yang memiliki makna sebagai ‘Penguasa Gencatan Senjata’ dan waktu istirahat untuk tidak melakukan peperangan.
Bulan ini juga menjadi bulan persiapan, mulai dari persiapan diri, mental maupun finansial jelang ibadah haji.
Zulhijah menjadi bulan haji bagi umat Islam karena pada waktu tersebut, banyak umat Muslim datang untuk berhaji di Mekah.
Bulan ini disebut juga sebagai salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT dan terdapat kewajiban haji bagi yang mampu menunaikan.
Nah, itulah urutan bulan Hijriah dalam kalender Islam yang perlu kamu ketahui beserta makna dibaliknya.
Mengenal urutan bulan Hijriah penting diketahui untuk menambah pengetahuan dan keimanan dalam mengenal Islam lebih dekat.
Tentunya, memperkenalkan Islam juga perlu dilakukan sejak dini salah satunya dengan membaca buku Mengenal Bulan Hijriyah.
Buku ini cocok bagi orang tua yang ingin memperkenalkan bulan Hijriah secara lengkap dengan lebih interaktif kepada anak-anak.
Dalam buku ini terdapat ilustrasi yang full color dan menarik bagi anak-anak, sehingga meminimalisir rasa bosan anak dalam belajar.
Dapatkan buku Mengenal Bulan Hijriyah di toko buku Gramedia atau secara online melalui Gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.