Bukan Hewan Langka Tapi Dilindungi di Indonesia, Apa Saja?

Lihat Foto
Sumber Gambar: Freepik.com
Bukan Hewan Langka Tapi Dilindungi
Rujukan artikel ini:
Konservasi Satwa Endemik Bumi Papua
Pengarang: Litbang KOMPAS
Penulis Vadiyah
|
Editor: Novia Putri Anindhita

Di Indonesia, terdapat berbagai spesies hewan yang hidup di alam, namun tidak semuanya termasuk spesies langka.

Meski begitu, beberapa di antaranya tetap masuk dalam daftar hewan yang dilindungi.

Saat ini populasinya belum tergolong kritis, tapi hewan-hewan ini tetap mendapat perlindungan karena rawan diburu, habitatnya terancam, atau memiliki peran penting bagi keseimbangan ekosistem.

Perlindungan ini tidak hanya didasarkan pada jumlah hewan saat ini, tetapi juga mempertimbangkan seberapa besar ancaman yang dapat membuat populasinya menurun drastis dalam waktu relatif singkat.

Dengan memberikan perlindungan lebih awal, pemerintah berusaha mencegah hewan-hewan ini mengalami nasib serupa Komodo, Harimau Sumatera, atau Jalak Bali yang kini populasinya sudah jauh lebih kritis.

Apa saja yang termasuk dalam bukan hewan yang langka tapi dilindungi? Yuk, cari tahu jawabannya di sini.

Bukan Hewan Langka Tapi Dilindungi di Indonesia

1. Kakatua Kecil Jambul Kuning

Walaupun populasinya belum tergolong kritis, burung ini sering diburu karena dianggap eksotis dan pintar meniru suara.

Permintaan dari pasar ilegal cukup tinggi, apabila tanpa perlindungan yang ketat, populasinya bisa menurun dengan cepat.

2. Lutung Jawa

Statusnya memang belum langka, tapi lutung jawa menghadapi masalah habitat yang terus terfragmentasi.

Hutan tempat mereka hidup kini makin sempit, sementara konflik dengan manusia makin meningkat.

Perlindungan hukum dibutuhkan supaya tidak semakin terdesak.

3. Elang Bondol

Elang bondol dikenal sebagai ikon Jakarta, tapi populasinya kini menurun perlahan akibat hilangnya habitat dan berkurangnya mangsa alami.

Sebagai predator puncak, peran mereka sangat penting untuk membantu menjaga keseimbangan rantai makanan.

4. Raja Udang Meninting

Burung kecil berwarna cerah ini masih cukup banyak dijumpai, tetapi lingkungan sungai atau rumah utama mereka semakin rusak akibat aktivitas manusia.

Jika habitatnya terus menurun, populasinya pun akan terdampak.

5. Kura-kura Air Tawar Tertentu

Beberapa jenis kura-kura air tawar tidak langka secara global, tapi di Indonesia mereka diburu dan diperdagangkan secara masif.

Karena perkembangbiakan mereka lambat, eksploitasi berlebihan bisa membuat populasi mereka anjlok.

Kenapa Hewan yang Tidak Langka Tetap Dilindungi

1. Tingginya Perburuan dan Perdagangan

Beberapa hewan yang masih terlihat banyak, tapi nyatanya terus diburu untuk hobi, koleksi, konsumsi, atau dijual di pasar internasional.

Kondisi seperti ini yang membuat populasinya menurun drastis dalam waktu singkat jika tidak mendapat perlindungan.

2. Hilangnya Habitat Alami

Perubahan hutan jadi perkebunan, perkembangan kota, hingga pencemaran sungai bikin banyak hewan kehilangan tempat tinggalnya.

Walaupun jumlahnya belum tergolong kritis, habitat yang menyempit perlahan dapat membuat populasi menurun.

3. Peran Penting di Ekosistem

Setiap hewan memiliki fungsi penting dalam rantai makanan.

Beberapa berperan mengendalikan hama, sementara yang lain membantu menjaga kesehatan hutan.

Jika satu spesies punah, dampaknya bisa merembet ke seluruh ekosistem.

4. Perlindungan Preventif

Bukan menunggu populasinya sedikit baru dilindungi, tapi justru melindungi saat ancamannya sudah terlihat.

Setiap hewan yang masuk daftar satwa dilindungi tidak dipilih secara asal dan melalui proses kajian ilmiah yang cukup panjang.

Pemerintah dan para ahli konservasi mempertimbangkan berbagai faktor, mulai dari jumlah populasinya, sebarannya di alam, hingga besarnya ancaman yang sedang mereka hadapi.

Manfaat Nyata Konservasi untuk Keseimbangan Alam

1. Ekosistem Tetap Seimbang

Setiap hewan memiliki peran penting di alam.

Beberapa berfungsi mengendalikan hama, menyebarkan biji tanaman, atau menjaga siklus rantai makanan tetap berjalan.

Jika satu spesies punah, efeknya bisa merambat ke spesies lain dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Dengan menjaga hewan yang dilindungi, kita secara otomatis ikut menjaga keseimbangan alam sehingga bumi tetap stabil dan layak huni.

2. Menekan Risiko Kerusakan Lingkungan

Kerusakan ekosistem sering berujung pada bencana alam seperti banjir, tanah longsor, hingga hilangnya sumber air.

Satwa liar yang sehat menandakan alam yang sehat.

Jadi, saat kita menjaga hewan dilindungi, sebenarnya kita juga sedang melindungi rumah kita sendiri.

3. Mendorong Pariwisata Alam

Banyak daerah hidup dari wisata alam, contohnya Taman Nasional Komodo, Way Kambas, Tangkoko, dan masih banyak lagi.

Kehadiran satwa liar menjadi daya tarik utama.

Jika populasi hewan menurun, potensi wisata juga akan menurun.

4. Mengurangi Perdagangan Ilegal

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, permintaan terhadap hewan liar sebagai peliharaan atau konsumsi ikut turun.

Artinya, rantai pasar ilegal makin lemah dan satwa liar punya kesempatan lebih besar untuk hidup aman di alam.

5. Warisan untuk Generasi Mendatang

Bayangkan kalau anak-anak di masa depan hanya bisa melihat rangkong atau beruang madu lewat foto karena punah di alam.

Upaya kita sekarang menentukan apakah mereka masih bisa melihat satwa-satwa ini secara langsung.

Menjaga hewan dilindungi berarti memberikan warisan alam yang utuh untuk generasi setelah kita.

Cara Menjaga Populasi Hewan

1. Jangan Membeli Satwa Liar atau Hewan Eksotis

Tidak membeli satwa liar yang dilindungi adalah langkah sederhana yang berdampak besar untuk menjaga populasi mereka.

Setiap pembelian meningkatkan permintaan pasar, mendorong perburuan yang mengakibatkan berkurangnya populasi hewan di alam.

Jadi, jika melihat hewan yang dijual secara mencurigakan, ingat bahwa semakin banyak pembeli, semakin banyak satwa yang menderita.

2. Jangan Memelihara Hewan Dilindungi, Apa Pun Alasannya

Hewan dilindungi tidak cocok dipelihara di rumah.

Mereka membutuhkan ruang, habitat, dan ekosistem alami yang tidak bisa digantikan oleh kandang.

Niat baik untuk memelihara justru bisa membuat satwa semakin stres dan memperburuk masalah populasi di alam.

3. Dukung Organisasi Konservasi

Dengan dukungan kecil seperti donasi, berbagi informasi, atau bahkan membeli merchandise resmi juga termasuk membiayai penyelamatan satwa, patroli hutan, serta perawatan hewan yang disita dari perdagangan ilegal.

4. Ikut Kampanye Pelestarian

Kampanye online, petisi, atau gerakan edukasi di media sosial juga memiliki pengaruh yang besar.

Satu postingan saja bisa tersebar ke ratusan orang sehingga membantu meningkatkan kesadaran dan membuat lebih banyak orang peduli terhadap pelestarian satwa liar.

Dengan menjaga satwa dilindungi, kita tidak hanya melindungi hewan-hewan itu sendiri, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem, kelestarian alam, dan masa depan bumi bagi generasi mendatang.

Tindakan sekecil apa pun, mulai dari tidak membeli atau memelihara, hingga ikut kampanye pelestarian bisa memberikan dampak nyata dalam menjaga populasi mereka.

Agar semakin memahami pentingnya pelestarian satwa, kamu bisa membaca buku Konservasi Satwa Endemik Bumi Papua.

Buku ini menunjukkan bahwa upaya konservasi tidak hanya soal melindungi spesies yang sudah masuk kategori langka, tapi juga tentang pengembangan ekowisata berbasis masyarakat.

Bahkan, banyak mantan pemburu kini beralih menjadi pelindung satwa.

Aktivitas perburuan pun semakin dilarang dan ekowisata justru mendatangkan penghasilan dan kesejahteraan bagi warga setempat.

Buku ini menjadi kisah inspiratif tentang bagaimana harmoni antara manusia, alam, dan satwa endemik bisa terwujud di tengah berbagai tantangan.

Aktivitas perburuan pun semakin dilarang, dan ekowisata justru mampu mendatangkan rezeki dan kemakmuran bagi warga setempat.

Buku Konservasi Satwa Endemik Bumi Papua bisa kamu dapatkan di Gramedia Digital.

TAG:

Terkini
Lihat Semua
Jelajahi