Sedih yang Tak Berujung: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Lihat Foto
Sumber Gambar: Freepik.com
Sedih yang Tak Berujung 
Rujukan artikel ini:
Atomic Habits: Perubahan Kecil yang…
Pengarang: James Clear
Penulis Nadia
|
Editor: Novia Putri Anindhita

Tidak semua kesedihan datang karena satu peristiwa besar.

Seperti halnya dengan kesedihan yang datang berulang dan membuat seseorang merasa seperti terjebak dalam lingkaran emosi yang tidak kunjung selesai.

Dari luar, hidup mereka mungkin tampak baik-baik saja, tetapi di dalam, ada kelelahan emosional yang sulit dijelaskan dan tidak mudah hilang meski waktu terus berjalan.

Kondisi sedih yang tak berujung ini sering dialami karena tengah tekanan hidup modern, tuntutan sosial, paparan media sosial, serta ketidakpastian masa depan.

Banyak orang yang akhirnya tidak tahu harus bercerita kepada siapa, sementara dari luar mereka dituntut untuk tetap terlihat baik-baik saja.

Lalu sebenarnya, apa yang dimaksud dengan sedih yang tak berujung? Apa penyebabnya, dan bagaimana cara mengatasinya?

Apa Itu Sedih yang Tak Berujung?

Sedih yang tak berujung adalah kondisi ketika seseorang merasakan kesedihan dalam waktu yang lama, berulang, dan sulit menemukan titik akhir, meskipun tidak selalu dipicu oleh peristiwa besar yang jelas.

Kondisi ini berbeda dengan sedih biasa yang muncul karena kejadian tertentu, seperti kehilangan, kegagalan, atau konflik.

Pada sedih yang tak berujung, perasaan murung bisa datang tanpa sebab yang spesifik dan menetap dalam waktu panjang, mempengaruhi energi, pikiran, serta kualitas hidup.

Pada beberapa orang, kesedihan ini bahkan terasa seperti bagian dari keseharian yang terasa begitu berat.

Penyebab Sedih yang Tak Berujung

1. Kelelahan Mental dan Emosional

Tuntutan hidup yang terus-menerus, tekanan pekerjaan, masalah keluarga, dan beban tanggung jawab dapat menguras energi emosional.

Ketika seseorang tidak punya ruang untuk beristirahat secara mental, rasa lelah itu dapat berubah menjadi kesedihan berkepanjangan.

Selain itu, perbandingan hidup yang konstan juga dapat membuat seseorang merasa tertinggal, kurang, dan gagal yang pada akhirnya memicu perasaan sedih yang terus berulang.

2. Overthinking yang Tidak Terkontrol

Pikiran yang terus berputar memikirkan masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan membuat seseorang sulit benar-benar hadir di saat ini.

Overthinking ini dapat memperpanjang emosi negatif, termasuk rasa sedih.

3. Trauma Masa Lalu yang Belum Selesai

Pengalaman pahit seperti penolakan, kehilangan, kekerasan emosional, atau kegagalan besar dapat meninggalkan luka batin.

Jika tidak diproses dengan sehat, trauma ini bisa muncul kembali dalam bentuk kesedihan berkepanjangan.

4. Kesepian dan Kurangnya Dukungan Emosional

Seseorang bisa merasa sangat kesepian meskipun dikelilingi banyak orang.

Ketika tidak ada tempat untuk bercerita, kesedihan cenderung tumbuh diam-diam.

5. Kehilangan Makna Hidup

Saat seseorang tidak lagi merasa hidupnya bermakna, kehilangan tujuan, atau tidak tahu untuk apa ia berjuang, kesedihan akan muncul sebagai refleksi kekosongan tersebut.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

6. Masalah Kesehatan Mental Ringan

Sedih yang tak berujung juga bisa menjadi bagian dari gangguan kesehatan mental ringan seperti depresi ringan, gangguan kecemasan, atau burnout emosional.

7. Faktor Spiritualitas

Pada sebagian orang, kesedihan yang terus berlangsung juga berkaitan dengan kekosongan spiritual, seperti merasa hampa, jauh dari nilai hidup, atau kehilangan arah dalam menjalani kehidupan.

Cara Mengatasi Sedih yang Tak Berujung

Mengatasi sedih yang berkepanjangan tidak selalu instan.

Namun, ada beberapa langkah yang dapat membantu seseorang mulai keluar dari lingkaran kesedihan.

1. Mengakui Perasaan, Bukan Menekannya

Langkah pertama adalah mengakui bahwa diri sedang tidak baik-baik saja.

Menyangkal perasaan hanya akan memperpanjang penderitaan batin.

2. Berbicara dengan Orang yang Dipercaya

Berbagi cerita dengan teman, keluarga, atau orang yang aman secara emosional dapat membantu melepaskan beban yang dipendam.

3. Mengurangi Overthinking

Melatih diri untuk fokus pada hal yang bisa dikontrol saat ini, membatasi kekhawatiran berlebihan tentang masa depan, dan belajar menerima masa lalu.

4. Melakukan Aktivitas yang Memberi Rasa Hidup

Berolahraga ringan, berjalan di alam terbuka, membaca, menonton film yang menenangkan, atau melakukan hobi dapat membantu memperbaiki suasana hati.

5. Membangun Rutinitas Sehat

Tidur cukup, makan teratur, dan menjaga aktivitas fisik berperan besar dalam menjaga keseimbangan emosi.

6. Mencari Bantuan Profesional Jika Diperlukan

Psikolog, psikiater, atau konselor dapat membantu mengurai akar masalah secara lebih terarah dan aman.

Selain mengelola perasaan melalui refleksi dan dukungan orang terdekat, membaca buku juga bisa menjadi langkah efektif untuk perlahan keluar dari kesedihan yang terasa tak berujung.

Buku tidak hanya sebagai hiburan, melainkan menjadi ruang aman untuk belajar, merenung, dan menemukan kembali arah hidup.

Salah satu buku yang layak dipertimbangkan adalah Atomic Habits karya James Clear.

Buku ini melakukan pendekatan yang sederhana namun sangat kuat, yakni dengan perubahan besar tidak selalu dimulai dari tindakan besar, melainkan dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten.

Clear menjelaskan bahwa setiap kebiasaan positif, sekecil apa pun, ibarat menambahkan butiran pasir ke sisi positif kehidupan.

Selain itu, buku ini juga memperkenalkan empat kaidah perubahan perilaku: menjadikannya terlihat, menarik, mudah, dan memuaskan.

Keempat langkah ini membuat proses membangun kebiasaan baru terasa lebih ringan, realistis, dan dapat dipertahankan dalam jangka panjang.

Jika kamu sedang mencari bacaan yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga memberikan langkah konkret untuk memulai perubahan, buku Atomic Habits adalah pilihan yang patut dicoba.

Yuk, pesan dan dapatkan bukunya sekarang juga di Gramedia.com atau melalui Gramedia Digital untuk versi E-book!

TAG:

Terkini
Lihat Semua
Jelajahi